Darah

2K 109 2
                                    

Mundur perlahan lahan, lalu menghilang.
-Diandra Jihany

Happy Reading❤








Anisha terus terusan melirik jam dinding kelas. Waktu berjalan sangat lama. Anisha tidak fokus di pelajaran. Anisha terus mengetuk ngetukkan penanya di meja, duduk tidak tenang, dan tidak memperhatikan pelajaran.
Bel berbunyi 15 menit lagi tapi, ia merasa jarum jam bergerak seolah olah 30 menit lagi.

Diandra yang melihat kegelisahan Anisha pun menggenggam tangan Anisha untuk memberi ketenangan kepada Anisha. Anisha melihat tangannya yang di genggam Diandra lalu melihat ke sampingnya. Diandra mengeratkan pegangannya sembari tersenyum seolah olah berkata 'semuanya baik baik saja'. Anisha pun tersenyum.

Bel sekolah pun berbunyi. Semuanya langsung membersihkan meja masing masing. Anisha langsung berlari ke arah parkiran. Jantungnya berdetak kencang.

•••

"Innalillahi," ucap teman teman Devino serentak.

"Jika Devino tidak segera mendapatkan donoran darah," sambung dokter tersebut.

"Astagfirullah," semuanya kembali berucap serentak. Willy langsung memeluk Dito yang berada di belakangnya lalu mengelus dadanya.

"Jantung gue hampir turun ke perut." kata Willy.

"Da-darah?" tanya Siska lalu melirik suaminya.

"Iya, buk. Stok golongan darah AB sudah kosong di rumah sakit kami. Waktu untuk mendapatkan darah tersebut hanya 24 jam. Jika tidak mendapatkannya, maaf pasien tidak bisa di selamatkan. Saya permisi dulu." setelah mengatakan hal yang membuat semua orang panik, dokter itu meninggalkan mereka. Siska kembali menangis. Radipta mulai kebingungan. Semua teman teman Devino juga mulai panik.

Waktu untuk mendapatkan darah tersebut hanya 24 jam. Jika tidak mendapatkannya, maaf pasien tidak bisa di selamatkan.

Perkataan dokter tadi terus terlintas di fikiran teman teman Devino.

"Woi! Ada yang punya golongan darah yang sama gak?" tanya Jerry tetapi, semua anggota di sana hanya menggeleng.

"Aaarrgghhh... sial!" Gio terus terusan meninju dinding rumah sakit tersebut. Tampak semuanya yang berada disana mulai frustasi.

"Gue udah nanya ke anggota yang lain di gc, mereka juga gak ada yang sama," jelas Kenzy.

"Semuanya harus mencar, cari sampai ketemu!" titah Yori. Saat semuanya berbalik badan, mereka mendapatkan Anisha yang tengah berlari ke arah mereka.

"Devino gimana?" tanya Anisha kepada semua anggota disana. Saat Dito ingin memberitau, Anisha langsung menghampiri Siska yang tengah nangis tersendu sendu. Dito pun kembali menutup mulutnya.

"Tante?" panggil Anisha.

"Anisha?" Siska langsung memeluk Anisha lalu kembali menumpahkan air matanya di bahu Anisha.

"Om, ini kenapa? Ada apa? De-Devino baik baik aja kan om?" Radipta menggeleng. Perasaan Anisha semakin tidak enak.

Siska mengurai pelukannya. Ia menatap Anisha dengan mata sembabnya.

DEVINO (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang