Bel pulang sudah berbunyi 2 menit yang lalu.Sekolah juga sudah mulai sedikit sepi hanya tertinggal mereka yang melakukan eskul dan mereka yang sengaja memperlambat pulangnya.
Anisha berjalan sendirian dengan ke kedua tangannya memegang tali tasnya.Belum sampai di depan gerbang,ia melihat seorang yang menolongnya tadi sedang berjalan sendirian.
"oh ya,gue kan belum bilang makasih ama dia,gue samperin aja",Anisha berlari kecil untuk menghampiri Devino.
"eh lo",panggilnya saat iya sudah berdiri di samping Devino namun,masih melangkahkan kakinya.Devino hanya melihat ke depan tanpa mau menjawab.
"woy",panggilnya sekali lagi namun tetap tidak ada jawaban dari si empu.
Anisha berjalan di hadapan Devino sambil melambai lambaikan tangannya.Ya,bisa di bayangkan kalau Anisha berjalan dengan cara mundur.
"hey lo denger gak sih?"
Tiba tiba Anisha merasa punggungnya menabrak dinding.Devino pun berhenti lalu mengunci pergerakan Anisha dengan tangan kirinya di letakkan di dinding bahkan jarak mereka sangat dekat.
Devino mengangkat satu alisnya tanda bertanya.
"a..anu..itu..gu..gue mau bilang ma..makasih",Anisha menahan mati matian ke gugupannya apalagi Devino yang tengah memperhatikannya secara intens.
"hm"
Cukup lama mereka berada ada di posisi tersebut karena Anisha yang menunggu Devino untuk minggir,tapi Devino tak kunjung beranjak dari tempatnya.
"hmm..lo boleh minggir gak,gue mau pulang",sudah di pastikan sekarang Anisha tengah di banjiri keringat dingin.
Devino pun memberikan ruang untuk Anisha keluar.Namun,Anisha tak juga beranjak dari tempatnya.
"kenapa?",tanya Devino dengan nada dinginnya.
Anisha tak menjawab.Ntah kenapa rasanya kakinya seperti di lem membuatnya sulit untuk berjalan.
"lo mau gue gituin lagi?",Anisha mendongakkan kepalanya untuk memastikan apa benar orang yang mengucapkan lima kata tadi adalah Devino.
"ngapain lo liat gue kek gitu?gue tau gue ganteng",ucap Devino dengan pedenya.Anisha membulatkan matanya tak percaya kalau Devino mengucapkan kata yang panjang.
"oh oke,lo yang minta",Devino hendak meletakkan tangannya lagi,namun secepat kilat Anisha melangkahkan kakinya dari situ.
"blushing nya cepet amat"
Devino kembali melangkahkan kakinya tadi yang sempat tertunda menuju ke parkiran.
Devino kemudian memakai helm full face nya,namun saat mau menghidupkan motornya,ponselnya bergetar menandakan ada panggilan masuk dari ponselnya.
Hallo
"..."
Di sekolah
"..."
Ini jalan pulang
"..."
Devino terkekeh.
Iya
"..."
Tumben
"..."
Iya gue juga kangen,ntar malem gue jemput lo
"..."
See you too
Devino mematikan sambungannya lalu mulai menyalakan mesin motornya dan meninggalkan parkiran sekolah.
KAMU SEDANG MEMBACA
DEVINO (END)
Teen Fiction⚠️ CERITA INI MENGANDUNG KATA KASAR YANG TIDAK BAIK UNTUK DITIRU DI DUNIA NYATA⚠️ Devino Raendra Radipta. Manusia balok es berjalan ini memang terkenal dengan dingin,bad boy,tajir dan ke tampanannya.Padahal dulu sifatnya sangat berbanding terbalik d...