Bagian kesembilanbelas
Akatsuki - Masuk Markas***
Kembali ke waktu setelah semua anggota Akatsuki berkumpul di markas. Tengah malam setelah menunggu Hidan dan Kakuzu datang.
"Nah, udah pada ngumpul semua. Sekarang ayo kita masuk ke Markas" Ucap Konan berdiri didepan pintu markas dengan yang lain, kecuali Hidan dan Kakuzu yang masih tergeletak tak berdaya dengan mata putih dan mulut berbusa. (tenang, mereka masih bernafas)
"Kunci pintu mana?~" Tanya Deidara kepada Pein.
Pein meraba saku jubahnya, setelah ingat jubahnya tidak memiliki saku. Ia memasukkan tangannya kedalam celana dan meraba-raba.
"bangsat! Pantes gue ngerasa kunci markas kita bau kecut asem keringat om-om" Kisame memasang wajah jijik, walau wajahnya saat ini lebih membuat jijik.
"lu tau bau keringet om-om?" Tanya Sasori
"A-anu, hm..." Ucap Kisame sedikit terbata
"Hm?" Sasori mengankat alis
"Kalau gue bilang gue punya simpenan om-om lu percaya kagak?" Kisame berkata sedikit malu
"Jangan buat gue memikirkan hal menjijikan" Sasori berkata dengan aura hitam mengelilinginnya
"Kagak usah dipikir lah, gue asal ngomong doang. Gue tau bau om-om ya karena nyium bau lo" jelas Kisame
"KISSAMA!!!"
"Ssttt... diem elah" jawab Pein kesal, kemudian sedikit panik. "kok kuncinya nggak ada?" Pein kembali meraba-raba didalam celananya.
"keisep lubang pantat lu kali~" ucap Deidara acuh.
"jangan bercanda, jika Pein menganggapnya serius, mungkin dia akan mulai menggali lubang pan- LU NGAPAIN BEGO!" ucap Zetsu terputus saat melihat Pein mulai membuka celananya
Kisame teriak histeris, Sasori hanya bisa menganga, Deidara memalingkan wajah dan menutup wajah Tobi yang telah tertutup topeng, Kakuzu dan Hidan entah mengapa menjadi kejang-kejang (tenang, mereka hidup)
Itachi yang semula terdiam untuk istirahat, setelah melihat adegan ini kemudian tertunduk dan bergumam "bencana akan datang, bencana akan datang, bencana akan datang"
Mata Konan mengeluarkan cahaya merah menyala, Pein yang melihat itu ketakutan "tunggu Konan! Tunggu. Kau salah paham AAAAKKKKKKHHHHHHH"
.
.
.
Setelah keadaan tenang
Pein dengan wajah biru, mata bengkak dan hidung bengkok berkata "aku hanya ingin melepaskan sabukku, aku menggantungkan kunci pintu di sabukku" Pein meneteskan air mata kesakitan dengan raut wajah memelas
Konan yang melihat itu, mau tak mau menghela nafas. "kalau begitu cepat buka pintunya"
Pein kemudian kembali memegang celananya dan membuka sabuknya
"itu yang kau sebut sabuk?" tanya Sasori.
"hm" jawab singkat Pein
"tapi itu tali rafiah" Sasori berkata sambil memastikan.
"kagak papa, yang penting kenceng. Udah kagak usah sok kaget lo. Gue tau lo pake tali sepatu buat iket pinggang lo" Ucap Pein yang berhasil mengambil kunci, kemudian berjalan menuju pintu dan membukannya.
"nah, udah kebuka. Yuk masuk. Sekalian bantu Kakuzu ama Hidan masuk" perintah Pein
Namun, anggota Akatsuki malah buru-buru masuk markas tanpa menghiraukan perintah Pein.
KAMU SEDANG MEMBACA
Akatsuki's funny stories
MizahCerita keseharian random Aktsuki. Cerita keseharian, roomchat, QnA dan yang lainnya. Penasaran? Yuk langsung baca. Jangan lupa vote dan commentnya