25. Penjelasan San

134 16 4
                                    

▪▪▪

Pagi ini, Yohan mendatangi sekolah seberang yang merupakan sekolah San. Ia bersama Woojin, Sihoon, Jihoon dan Hyungseob berjalan memasuki gerbang sekolah yang masih terbuka lebar.

Kemarin, Yohan sudah mengorek info dari teman yang sekolah disini yang bernama Junho tentang tempat tongkrongan San dan teman-temannya.

Mereka berlima berjalan menuju belakang sekolah dekat kantin. Selama perjalanan, banyak yang membicarakan mereka dengan berbisik-bisik.

"Itu kan anak sebelah. Ngapain kesini deh?"

"Gatau. Tapi mereka ganteng-ganteng ya."

"Iya anjir. Keren."

Begitulah bisik-bisik murid yang sibuk membicarakan mereka berlima. Tetapi mereka tak peduli. Mereka lebih fokus mengitarkan pandangan untuk mencari San dan teman-temannya.

"Si San san itu mana sih anjir. Kesel." dengus Jihoon yang kesal tak kunjung menemukan keberadaan San.

"OH ITU DIA!!" sentak Yohan yang mengagetkan mereka berempat. "Jangan ngagetin, kek! Lama-lama gue jantungan beneran astaga." Sihoon mengelus dadanya pelan.

Yohan mengendikkan bahunya merasa tak bersalah dan segera menghampiri San dkk. Dalam hati, Woojin mengumpati Yohan yang tak tau malu itu.

"Enak ya lo. Masih bisa ketawa-ketiwi setelah ngelecehin orang yang gak lo kenal." Sekumpulan manusia yang awalnya tertawa langsung mengalihkan pandangannya ke sumber suara.

"Yohan? Kim Yohan?" tanya salah satu dari kumpulan itu.

"Iya. Gue Yohan, Kim Hoongjong." Yohan tersenyum sinis melihat San yang terlihat gelisah setelah kedatangannya.

Siapa sih yang gak kenal Kim Yohan, Juara Taekwondo Nomer 1 dari SMP sampai SMA. Bahkan bekas pukulan yang berasal dari pria itu masih terasa hingga sekarang.

"Ada urusan apa lo sampe kesini? Bawa-bawa sahabat lo lagi." tanya Wooyoung, pria berkulit tan dan pemilik senyum semanis coklat.

Yohan melirik San. "Kita ada urusan sama temen kalian, San." Bukan Yohan yang menjawab, tetapi Woojin yang menyahuti pertanyaan Wooyoung.

"San? Lo ada masalah sama mereka?" tanya Hoongjong penasaran.

San yang diberi pertanyaan seperti itu kelabakan. "Gu-gue..." Semua pasang mata menatap dirinya. San yang menyadari bahwa ia tidak bisa mengelak lagi pun menghela nafas pelan. "Gue ada masalah sama sahabatnya mereka."

Teman-teman San membelalak kaget mendengar ucapannya. "Lo kenapa nyari gara-gara sama mereka anjir?" bisik Yeosang pelan.

San menatap mata Yohan, "Gue bakal jelasin, tapi duduk dulu sini." Yohan menuruti ucapan San, karena ia sudah berjanji pada Yena untuk menyelesaikan masalah dengan baik-baik.

"Cepet jelasin." ucap Jihoon tak sabaran.

"Sabar, bantet." Jihoon mendelik tak suka menatap Woojin.

"Ehem. Jadi gini. Sebenernya gue udah suka sama temen lu, Yena sejak jaman sekolah kita tanding. Cewe yang duduk di tribun tapi kharismanya kuat banget. Jujur, pas itu gue gak bisa fokus main gara-gara ngelirik dia terus. Lo pas itu negur gue buat fokus kan, Young?" Wooyoung mengangguk antusias menjawab pertanyaan San.

"Maka dari itu, gue marah gak terima sekolah gue kalah. Cuma gara-gara gak fokus."

Woojin mendecih. "Seandainya lo fokus pun, kalo takdirnya sekolah gue yang menang ya tetep menang lah."

"Jangan mancing keributan ya lo anjing!" Yunho hampir saja menonjok muka Woojin yang tengil banget kalo gak ditahan sama Hoongjong dan Jongho.

San mendelik kesal, "Jadi gue lanjutin gak nih ceritanya?" Semuanya mengangguk setelah keadaan menjadi lebih tenang.

"Terus gue ngorek informasi tentang Yena. Gue semakin tertarik sama dia. Tapi tiba-tiba pas gue baru kumpul di markas sama temen gue yang satu sekolah sama kalian, ada satu cewe yang dateng dan ngehasut gue."

"Wait wait. Ini siapa? Temen lo yang satu sekolah sama kita siapa? Dan cewe itu siapa?" tanya Hyungseob. Yang lain ikut mengangguk.

"Temen gue namanya Seonghwa. Dia udah lama gak kumpul bareng kita bertujuh. Tapi tiba-tiba dia pengen kita kumpul berdelapan lagi." Gobs Squad yang mendengar nama itu pun mengepalkan tangannya erat. "Park Seonghwa sialan!" batin kelima pria itu.

"Dan cewe itu kalo gak salah namanya Yujin?" Semua menatap San terkejut dan memasang wajah tak percaya.

"Yujin? Dia Yujin?" tanya Sihoon linglung.

"Goblok. Namanya Ryujin bego! Bukan Yujin." sahut Mingi menggeplak kepala San yang cepak.

"Ya mana gue tau anjir. Tapi kayanya namanya Yujin kok."

"Ryujin, heh. Shin Ryujin. Gue tuh rapper ya. Indra pendengaran gue lebih mantep daripada lo." San memanyunkan bibirnya mendengar ucapan Mingi.

"Yang bener siapa? Yujin atau Ryujin?" tanya Hyungseob linglung.

"Gue ingetnya sih marganya Shin. Tapi antara Yujin atau Ryujin gue lupa." Mereka berlima menghela nafas lega.

"Bisa-bisanya lo sebego itu."

"Wah apa nih pake ngejek segala." amuk San pada Hyungseob yang sekarang sedang menjulurkan lidahnya.

"Udah udah. Lanjut, San." ucap Wooyoung menengahi. Padahal mah itu gara-gara dia kepo kelanjutan ceritanya.

"Ya itu. Si Ryujin nyuruh gue buat ngebobol Yena aja sekalian. Katanya bakal ada party di club. Dan Yena juga bakal dateng. Makanya gue pas itu kemakan omongan dia."

San menunduk pelan dan perlahan meneteskan air matanya mengingat wanita pujaannya itu terbaring di rumah sakit karenanya walaupun ia tak tau apa penyebabnya. "Gue minta maaf, Yohan, Jihoon, Woojin, Sihoon, Hyungseob. Gue nyesel. Gue kebawa emosi pas tau gue gak bisa milikin dia."

"Gue pas itu bener-bener frustasi. Gue udah chat dia terus, tapi gak pernah dibales. Tiap gue nunggu di depan gerbang sekolah kalian, gue gak pernah ketemu dia. Jadi pas tau gue bisa ketemu sama dia di club, gue hilang kendali. Maaf. Jujur gue gak bisa tidur beberapa hari ini. Gue bener-bener kepikiran sama keadaan Yena." ucapnya lirih. Bisa mereka lihat, punggung San bergetar menahan nangis.

Perlahan, San merasakan ada yang menepuk bahunya pelan. Ia mendongak dan mendapati Hyungseob yang menepuk bahunya pelan. Begitu pula dengan keempat temannya yang tersenyum teduh padanya.

"Gak apa-apa. Tapi jangan sampe keulang, oke? Jadi cowo yang gentle dong. Jangan kebawa nafsu sesaat." nasihat Sihoon yang bisa menenangkan hati San sedikit demi sedikit. Ia lega setelah mencurahkan isi hatinya.

San mengelap ingusnya dengan tisu. "Udah dong jangan nangis. Masa badan L-Men, jiwa cengeng." ejek Jihoon yang langsung dibalas delikan oleh San.

"Daripada lo badan bantet, Bang." ejek Jongho balik membalas Jihoon.

"Heh bocil jangan berani-berani ngejek tinggi badan ya. Lu sama aja kaya gue anjir."

Jongho melotot. "Mana ada? Gue tinggi ya!"

"Bandingin noh sama Yunho. Pasti kalah jauh." cibir Jihoon sinis.

"Kenapa jadi kalian yang berantem sih anjir?" sahut Hoongjong frustasi.

"Ya maaf, Bang. Bang Jihoon tuh sumber masalahnya." Jihoon yang ingin melawan balik pun kicep setelah ditatap tajam oleh Sihoon. Menyeramkan.

"Jadi kita damai, ya? Jangan musuhan lagi." Yohan mengulurkan tangannya ke arah San yang dibalas dengan genggaman tangan San. Keduanya tersenyum lega. Teman-teman yang lain pun ikut tersenyum melihat dua kubu yang dari dulu tidak bisa akur menjadi akur seperti ini.

▪▪▪

Calon Ipar ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang