Revan

11.2K 636 0
                                    

Pernahkah kamu sadar? Dibalik kejutekanku aku menyimpan rasa sayang dan cinta kepadamu. Bahkan rasa itu melebihi diriku sendiri

===

Hari-hari berikutnya.

Bel pulang sekolah membuat semua siswa yang mendengarnya senang. Tiba-tiba saja ia melihat Riyan yang tengah latihan futsal di lapangan sekolahnya. Ia memperhatikan lelaki itu dari jauh. Rena tersenyum seraya mengabadikan Riyan yang tengah berada di lapangan. Ia juga tidak perduli di perhatikan oleh semua orang yang lewat didepannya yang melihat ia tersenyum sendiri.

"Ren"panggil sahabatnya, Deas. Sudah sejak kecil mereka bersahabat. Bahkan Rena menganggap Deas sebagai saudara.

Rena menaruh kamera miliknya itu. "Eh, ada apa? Lo belum pulang?"
Deas mendengus kesal. Hampir satu jam ia menunggu Rena tapi tidak kunjung datang. "Gue nungguin lo dari tadi di depan, eh malah ada disini"

"Apa? Lo nungguin gue? Mau ngapain?"Tanya Rena dengan menaikkan alis matanya.

"Gue minta lo temenin gue beli buku"Kata Deas dengan tersenyum.

"Ayolah, katanya ada novel keluaran terbaru. Please temenin gue ya"Pinta nya lagi.

"Gimana ya, Deas. Masalahnya--- "Kata Rena yang berusaha mencari alasan.

Pasalnya hari ini adalah jadwal dia untuk melihat Riyan latihan futsal bersama dengan teman-temannya. Disisi lain ia juga tidak mau mengecewakan sahabatnya itu hanya karena lelaki dingin.
Keduanya memang sulit untuk dipilih.

"Apa? Lo mau les?"Tanya Deas yang menatapnya tajam

"Iya hari ini gue ada les.. Iya ada dan udah telat banget ini hehe"Dusta Rena dengan jail.

"Jangan boong deh"Sahut Deas dengan kesal.

"Hehe,, yaudah deh gue anterin lo"Kata Rena yang menyetujui permintaan temannya yang sudah ia anggap sebagai saudara.

***

Jalan raya Ibukota terlihat ramai sekali. Jam-jam seperti ini memang selalu saja ramai. Lalu lintas yang dipadati oleh pengendara yang ingin segera sampai kerumah.

Rena dan Deas pergi ke toko buku. Rena melihat sahabatnya sangat antusias dalam mengantri buku novel keluaran terbaru. Tanpa sadar Rena merindukan sebuah novel. Baacaan yang sering kali membuatnya terbawa suasana.
Rena pun meninggalkan Deas yang tengah asik mengantri itu. Rena sibuk mencari judul dan cerita novel yang menarik. Satu demi satu ia membaca sinopsis novel tersebut.

"Dapat! Pas banget nih sama hidup gue yang ngejar Riyan."gumam Rena dengan tertawa.

Rena kemudian membayar novel yang sudah ia pilih ke kasir. Rena sangat yakin dengan pilihannya. Dengan tersenyum ia berusaha mengantri untuk dapat membayar novel tersebut. Ia juga melihat Deas yang masih saja mengantri dan berantem dengan pembeli novel yang lainnya. Sesekali ia tertawa melihat sahabatnya seperti itu.

Brak!

Ia menyenggol seseorang yang tengah membawa buku banyak dengan berbagai judul. Ada buku pelajaran, komik, bahkan novel remaja. Rena segera membantunya untuk memberskan buku yang jatuh berserakan.

"Maaf, kak. Tadi gak sengaja"Lirih Rena ragu, ia berharap orang itu tidak memarahinya.

"Iya gakpapa. Saya juga yang gak liat kamu deh"balas lelaki itu dengan tersenyum.

Rena memberikan buku-buku yang terjatuh itu. "Sekali lagi saya minta maaf ya kak"

"Kamu masih SMA?"Tanya orang itu.

"Iya kak, saya masih kelas dua belas."jawab Rena dengan kikuk.

"Oh pantesan. Makasih bantuannya ya. Kenalin nama saya Revan "Kata Ia yang mengulurkan tangan untuk berkenalan. Sebenarnya Rena sudah tau nama lelaki itu, terdapat name tag yang ia pakai sehingga orang lain pun tau.

Revan nama yang bagus. Pikir Rena
"Nama saya Rena, sepertinya kakak sudah kuliah?" Jelas Rena dengan tersenyum.

"Iyalah."jawabnya dengan tertawa.
Rena membuka suara. "Saya kira kamu masih SMA abisnya buku yang kamu baca itu kayak pelajaran saya."

"Hehe iya nih, saya lagi membelikan adik saya buku-buku pelajaran. Orang tua saya sih berharap dia masuk ke Perguruan Tinggi. Tapi ya gitu deh, dianya sendiri yang keras kepala."Revan tertawa melihat gadis didepannya ini.

"Oh begitu kak. Kalo gitu aku duluan ya"kata Rena yang meninggalkannya untuk membayar buku ditangannya.

Untuk pertama kalinya, Revan merasakan jantungnya berdegup kencang.

"Aku melihat Natasha disana..."Revan mengulas senyum di bibirnya.

*****

Revan membuka dan memeriksa buku-buku yang tadi siang ia beli. Ia sangat senang bertemu dengan rena . Tiba.tiba saja ia melihat buku novel yang bukan miliknya. Kemudian ia mengingat kembali kejadian tadi saat ia tidak sengaja menabrak seorang gadis.

Pasti buku ini miliknya, pikir Revan.
"Revan...."panggil Sarah dengan nyaring.

"Iya, Ma? Ada apa?"tanya Revan dengan bingung

"Bulan depan kamu akan menggantikan Om kamu mengajar kelas matematika. "Kata Sarah dengan memberikan kabar itu.

"Revan ngajar di sekolah deket kampus ?"

Sarah mengangguk. "Iya, kamu sekalian ngajar disana. Lagipula kata Om kamu gaji dia akan diberikan ke kamu sebanyak 80% sebagai ganti dia untuk mengajar."

Revan tersenyum senang. "Berarti Revan bisa kembali kesana. Revan kangen suasana sekolah dulu."

***

Sementara itu dibelahan bumi lain, Rena sibuk dimana novel yang ia beli tadi siang. Ia tidak ingat sama sekali, setaunya novel itu sudah ia bayar dan sudah ia bawa hingga kerumah. Tapi mengapa tidak ada? Kemudian ia menelpon Deas sahabatnya untuk menanyakan keberadaan novelnya.
Rena mulai menekan tombol angka itu dan tersambung dengan Deas. Terdengar suara ringtone yang digunakan oleh sahabatnya itu.

"Deas? Lo liat novel gue gak? Kebawa gak sama lo?"Tanya Rena dengan heran. Sejak dari sore tidak ia temukan.

"Enggak, Ren . Lo lupa kali"jawab Deas.

"Gue lupa ada dimana. Gue kira kebawa sama lo. Ternyata enggak"Rena menghela nafas sejenak.

"Gue juga gatau ada dimana, lo inget lagi deh. Lagian itu novelkan jarang banget" Kini Deas juga terlihat kebingungan.

"Nah itu juga masalahnya"

"Coba aja besok ke toko buku lagi. Siapa tau terjatuh disana"Deas memberikan saran kepada sahabatnya itu.

"Yaudah deh, makasih ya, maaf jadi ganggu lo deh"

"Iya gakpapa. Udah jangan dipikirin lagi. Besok gue anterin deh"Rayu Deas dengan tertawa.

"Makasih ya, Deas ."Sambungan telepon terputus.

Jika buku itu hilang, apakah bisa kembali? Semesta mempermainkan takdirku

ANGLOCITA  [selesai]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang