Epilog

9K 362 12
                                    

Gadis itu telah selesai beberapa kalimat yang selama ini ia rindukan. Senyuman gadis itu mengembang ketika menatap lelaki jauh di pinggir pantai itu. Namun seketika saja senyuman gadis itu menghilang. Tidak, ia tidak boleh terus-terusan berada di dalam keterpurukan.

Langkahnya menghampiri lelaki yang sedang bermain air itu bersama anak kecil. Rena tersenyum saat lelaki itu tertawa dengan lepasnya. Semenjak kejadian itu, hampir saja seluruh raga nya terbang terbawa angin. Rupanya, gadis itu belum siap untuk kehilangan.

"Arlita! Kemarilah!"sahut Rena dengan berteriak agar didengar oleh anak perempuan itu.

Anak kecil perempuan itu menghampiri Rena dan langsung memeluknya dengan erat. "Ma, tadi Papa sudah curang. Dia seharusnya kalah tapi dia malah berkata kalau ia benar."

Rena tersenyum simpul. Dengan segera ia kini malah menghampiri lelaki itu lalu mencubitnya dengan gemas.

"Aduh!" Pekik lelaki itu dengan kencang.

Rena mendengus kesal. "Sejak kapan kamu suka berperilaku curang? Hah?!"

Lelaki itu tertawa lalu kini dengan sengaja menggelitik perut Rena dengan pelan. "Hei! Hentikan... Hentikan ku bilang!"

Lelaki itu tidak mendengarkan segala umpatan yang diberikan oleh Rena. Ia tetap melakukan hal konyol itu.
"Aku tidak akan berhenti!"kata lelaki itu dengan menjulurkan lidahnya.

Rena yang kesal lalu dengan sengaja menginjak kaki lelaki itu dengan keras.

"Awww!!!!" Pekik lelaki itu kembali.
Dengan segera, ia kembali mengejar Rena yang berusaha menghindar.
Lelaki itu tidak juga menghentikan kelakuannya. Ia senang melihat gadisnya ini tersenyum karena dirinya. Rena segera berlari sejauh mungkin supaya lelaki itu tidak mengejarnya. Lalu tanpa sadar, Arlita juga berlari mengikutinya. Tawa dan senyuman nampak bahagia jika dibandingkan tahun-tahun sebelumnya.

"KEJAR AKU... AKU TIDAK AKAN TERTANGKAP OLEHMU, RIYAN! "Kata Rena dengan senyuman diwajahnya.

Rupanya takdir masih bersama dirinya. Riyan tidak meninggalkan nya seperti apa yang pernah ia bayangkan. Riyan berhasil mengalahkan semua masalahnya. Dan yang terpenting Riyan berhasil berdamai dengan masa lalu nya dan mungkin akan terus membuatnya tersenyum.

Rena senang bisa kembali bersama dengan lelaki itu. Segala kenangan sudah pernah ia rasakan. Dan kini, ia tidak perlu merasa sendiri. Karena Riyan akan selalu menemani langkahnya hingga takdir yang memisahkan.

"Ketangkap! Sini biar ku cium keningmu itu."Sahut Riyan dengan gemas.

Rena tidak bisa mengelak. Diciumnya keningnya bersamaan dengan matahari terbenam. "Kamu berhasil mencairkan si balok es itu, Rena. Dan aku tidak pernah menyesal selalu direpotkan olehmu terlebih setiap Hari Senin."Katanya dengan manis.


Jika kalian berpikir kalau menjadi kekasih kapten futsal adalah hal yang menyenangkan. Bagiku tidak, aku lebih berpikir menjadi kekasih Kapten Futsal adalah sesuatu yang berharga. Karena aku memperjuangkan dirinya.

Aku kira aku memperjuangkannya seorang diri. Ternyata tidak. Dia juga memperjuangkanku.

Dan ini kisahku bersama Riyan Mahendra. Aku senang dongengku berakhir dengan bahagia. Meski dirinya kaku, beku, dan pendiam. Dibalik itu dia melebihi romeo.



Kalian pernah mengalaminya?


ANGLOCITA  [selesai]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang