Nasi Goreng Rasa Cinta

10.1K 603 6
                                    

Rena sudah selesai dengan hukumannya. Ia sudah merasakan lelah. Ia berdiri cukup lama namun ia sama sekali tidak merasakan pusing jika ia berdiri lama. Ia yakin kalau penyakit aneh nya itu perlahan akan hilang dan lenyap. Lagipula ia juga sudah menyakan dengan dokter namun ia tidak ada penyakit yang serius. Ini memang aneh bahkan sangat aneh.

Deas keluar kelas dengan melirik sahabatnya itu. Sahabatnya sedang memperhatikan seseorang yang tengah berada di tengah lapangan.
Riyan . Sudah jelas ia memperhatikan lelaki itu. Rena sudah lama menyukainya namun ia hanya saja tidak berani untuk mengungkapkannya.

"Awas mata lo. Liatin Riyan muluan kayaknya. Lo suka sama dia? Jujur aja kali. Gak usah lo pendem gitu nanti keburu dia jadian sama orang lain baru tau rasa lo. Gak ada salahnya kan kalo lo yang bilang duluan?"Kata Deas yang merangkul sahabatnya itu dengan tatapan yang seakan meledek Riyan .

"Siapa juga yang lagi ngeliatin dia? Gue lagi ini apa--- eh gue lagi liatin itu tuh lapangan-iya gue lagi liatin lapangan. Kayaknya kotor deh"Balas Rena seakan tidak ingin ketahuan oleh sahabatnya sendiri.

"Masa?"

Rena mengangguk. "Yaudah kalo lo gak percaya. Gue serius kali,Deas . Lagian untuk apa gue liatin orang yang gak pernah peka."

"Iya.. Tuh kan lo dari tadi lagi liatin dia dong? Udah jujur aja. Udah kena skak mat lo mah"

"Terserah lo deh, Deas "kata Rena yang langsung menghempaskan tangan sahabatnya dan kembali ke dalam kelas.

Rena duduk dikursinya. Ia mengetik kembali pesan sekalian ia juga memainkan akun media sosialnya yaitu twitter. Rena merasakan lapar. Ia mengingat kalau Riyan tadi pagi memberikannya kotak bekal untuk ia makan. Ia berharap kalau bekalnya itu tidak berisi makanan yang membuatnya alergi.

Rena secara perlahan membuka kotak bekal berwarna biru itu. Ia melihat isinya terdapat nasi goreng dan beberapa telur yang diiris dengan sedemikian rupa. Ia juga melihat ada sebuah surat didalam kotak bekal itu. Rena kemudian membaca surat itu dengan tersenyum.

Jangan kegerean deh lo. Gue tau lo pasti lagi senyum sendiri kan? Gue bawain lo bekel karena gue punya alasan. Alasannya adalah karena tadi pagi gue bangun kesiangan jadi gue belum sempat makan.

Gue juga malas makan jadi gue kasih ke lo. Kedua, gue gamau lo selalu aja nyusahin gue. Yang ketiga, karena gue tau lo selalu aja pingsan. Gue cuman kasian sama lo. Dimakan jangan dibuang.

Riyan mahendra --

Baru kali ini ada seseorang yang pertama kalinya mengirimkannya sebuah surat. Ia tidak perduli surat cinta ataupun ancaman. Yang jelas hari ini rena sangat senang kali karena kapten futsal sekolahnya berbicara dengannya memalui sebuah surat. Rena masih saja tersenyum dan pikirannya pun melayang. Perasaan ini tidak bisa ia bayangkan sebelumnya.

"Rena! "teriak Deas dengan keras sambil berlari menuju ke arah nya.

"Apalagi sih?"Balas Rena dengan masih saja menatap surat itu dan surat itu masih ia genggam.

"Apaan tuh? Surat dari siapa?"Tanyanya lagi.

Konsekuensi punya sahabat tukang kepo ya begini.

"Bukan apa-apa. Kenapa sih? Penyakit keingintahuan lo itu selalu aja ada ? Bosen gue dengernya."

Deas yang menyerah akhirnya berlalu. Dia tidak marah, tetapi dia harus pergi karena memiliki janji dengan gebetan dia yang masih kelas sebelas.

***

Revan menangkap bola futsal yang hampir mengenai wajahnya itu. Hampir saja bola itu akan membuat hidungnya patah. Senyuman malas ditujukan oleh seseorang yang dikenal oleh Revan. Adik tiri yang selalu bersikap keras kepala.

ANGLOCITA  [selesai]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang