Hujan Kesedihan

6.1K 317 9
                                    

Sekolah akan mengadakan acara ulang tahun nya malam ini. Semua siswa dan siswi pun mendapatkan undangan yang disebarkan oleh anggota OSIS. Acara akan dilaksanakan di Hotel Angkasa dengan berbagai penampilan yang seru.

Rena yang sedari tadi membaca isi undangan itu pun bingung. Pasalnya ini pertama kalinya sekolah merayakan hari jadi nya sendiri. Sebelumnya tidak pernah diadakan pesta yang bertema kan ulang tahun sekolah.

Rena menelungkupkan kepala nya. Ia mengantuk. Rena tidur terlalu malam karena sibuk memikirkan acara pesta ulang tahun itu. Ia tidak tau harus ikut atau tidak.

Rasa bosan yang menerpa akhirnya Rena membuka instagram. Sesekali ia menyukai foto dari temannya itu. Namun ada satu foto yang ia kenali. Sebuah foto Riyan bersama dengan anak-anak futsal lainnya. Terutama didalam sana juga terdapat Tania.
Rena tidak cemburu.

Meskipun dirinya dan Riyan belum pernah mengabadikan moment mereka berdua bersama. Bagi Rena itu tidak penting. Yang terpenting adalah ia bisa secara langsung bersama Riyan. Walau saat-saat itu jarang sekali terjadi.

Karena tidak bisa tidur, Rena melangkahkan kakinya menuju perpustakaan sekolah. Setidaknya jika ia didalam sana ia bisa merasakan ketenangan.

Letak perpustakaan tidak jauh dari kelasnya. Hanya cukup menuruni satu anak tangga, berbelok ke kiri. Perpustakaan berada disamping ruang guru.

Rena mulai membaca buku yang sudah ia pilih di rak khusus novel. Setidaknya ia akan mengantuk jika membaca buku. Jadi, ia akan mudah untuk tertidur dengan cepat.

Halaman pertama novel yang ia baca sudah membuat mata coklat gadis itu mengantuk.

"Kalo kamu sakit atau gak enak badan mendingan di UKS aja. Kan jadi bisa istirahat."Revan kini memergoki anak didiknya itu yang sedang ingin tertidur di perpustakaan.

Rena menunjukkan deretan gigi nya yang rapi. "Niat kesini emang mau tidur, Kak."

"Kebiasaan selalu aja ngantuk."

Rena tersenyum simpul. "Kakak kenapa ada disini? Lagi membaca sesuatu disini?"

"Memangnya saya tidak boleh ada disini?"

"Boleh sih, Pak. Hehe."

Rena kembali melanjutkan bacaan novelnya itu. Satu demi satu ia baca. Hingga kantuknya semakin besar. Rena mengantuk. Dan ia tertidur dengan pulas.

Sementara itu dari kejauhan, Riyan melihat Rena tengah duduk bersebelahan dengan kakak tiri nya itu. Ada rasa berbeda disaat ia melihat kejadian itu. Rasa cemburu melihat gadisnya di dekati oleh orang lain.

Sebenarnya ia sangat menyayangi gadisnya itu. Entah mengapa ia tidak bisa memperlakukan gadis itu menjadi istimewa. Mungkin karena hatinya masih trauma dengan wanita. Ia takut tersakiti sama seperti apa yang dilakukan ibunya terhadap ayahnya dulu.

"Aku gak tau gimana caranya, Ren. Rasanya aku gak bisa bikin kamu bahagia terutama dengan caraku sendiri."Lirih Riyan dengan kecil.

Lalu ia melangkahkan kakinya keluar dari perpustakaan membiarkan Rena terlelap di kursi perpustakaan itu.

Cowok bertinggi 175cm itu melangkahkan kaki menuju rooptof gedung sekolah nya. Menikmati angin kencang yang menerbangkan dasinya. Seragam putih abu-abu nya itu terlihat melambai karena angin disini sangat kencang.

ANGLOCITA  [selesai]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang