Pukul dua siang, rombongan keanggotaan camping itu sampai di hutan yang cukup jauh dari kota. Keheningan serta suasana yang sepi membuat keberanian akan tertantang ketika malam hari tiba. Rena mulai menggendong tas merahnya itu. Kini ia kembali berbaris mendengarkan apa yang akan disampaikan selama kegiatan berlangsung.
Rindangnya pepohonan serta sejuknya udara membuat Rena sengaja memejamkan matanya. Menikmati masih terjaganya udara yang segar ini. Belum terkena polusi seperti di Jakarta.
Diambilnya sebuah buku catatan yang diperintahkan oleh pembina itu. Rena mengikuti pemberian materi dengan baik. Ia mencatat apa yang ia butuhkan untuk kelompok nya.
"Kayu bakar, batu, air, tenda terus apa lagi Deas kata pembina nya?"Rena yang sedikit lupa dengan ucapan pembina itu kini bertanya kepada Deas.
Deas juga sibuk mencatat keperluan kelompoknya itu. "Sama selimut."katanya sambil menulis.
Setelah semua selesai, setiap ketua regu dipilih oleh Riyan sendiri. Kini Riyan sudah memegang beberapa daftar nama orang yang akan menjadi ketua kelompok. Rena kini berharap ia tidak akan berpisah dengan Deas. Karena ia hanya mempunyai satu orang teman yaitu Deas.
Dengan menggunakan pakaian yang sudah berganti menjadi seragam PMR itu, Riyan mulai menyebutkan nama dari 20 kelompok itu. Perintah yang ia sebutkan adalah satu kelompok berisikan sepuluh orang anggota.
"Nama yang saya sebut adalah ketua kelompok ya. Kalian sendiri yang akan menetukan kepada siapa kalian akan bergabung. Ingat, semua harus adil dan sama rata. Jangan ada rasa perbedaan."Riyan mulai memberikan komando dengan tegas.
Rena mulai terlihat deg-degan. Ia tidak ingin berpisah dengan Deas.
"Buat yang mau pingsan selama kegiatan berlangsung diharap langsung keluar lapangan aja. Engga usah ditahan. Daripada nanti bikin semua jadi panik. Okay?"sambung Riyan kembali dengan berwibawa.
Satu persatu disebutkan siapa yang akan menjadi ketua setiap kelompok. Sudah ada lima belas orang yang Riyan panggil untuk maju ke depan membentuk barisan baru. Rena berharap ia tidak menjadi ketua kelompok. Mau diapakan kelompoknya nanti jika Rena menjadi sang ketua?Rena melirik Deas yang sudah maju ke depan terlebih dahulu karena terpilih menjadi ketua. Niat serta tekad Rena ia akan menjadi anggota kelompok Deas tidak ingin yang lain.
"Sisanya Fitrah, Andi, Zahra, Atul, dan Ikhsan. Sekarang saya minta kepada yang tidak disebutkan namanya tadi pilih ketua kalian masing-masing."Kata Riyan dengan tegas.
Rena mulai mendekati Deas yang berbaris jauh di depan sana. Deas dan Rena melakukan 'tos' ciri khas yang biasa mereka lakukan.
Dilihatnya Riyan tengah sibuk mengatur kelompok lainnya. Ada rasa iri di dalam hati Rena melihat itu. Tunggu, dia tidak boleh bersikap egois.Perlahan ia merasakan pusing. Kepalanya terasa berat.
Bruk!
Rena sudah tidak sadarkan diri.
***
"Lo belum makan dari pagi?"tanya Riyan dengan datar.
Baru saja ia membuka matanya sudah dicecar dengan beribu pertanyaan dari Riyan. Rena memang benar belum makan sejak tadi pagi.
Rena menggeleng lemah. "Tadi engga sempet makan soalnya kan datengnya pagi."
Riyan bergumam tidak jelas. "Belum ada 12 jam lo camping disini udah buat masalah. Kalo nanti pingsan lagi gimana disaat acara inti?"
KAMU SEDANG MEMBACA
ANGLOCITA [selesai]
Teen FictionCan you love me ganti judul menjadi Anglocita. Diambil dari bahasa Sanskerta yang berarti mengeluarkan isi hati. *** Bagi Rena menjadi kekasih sang ketua PMR sekaligus kapten futsal disekolahnya itu adalah hal yang terindah. Namun hal itu berbandi...