Kasmaran. Kini yang sedang dirasakan oleh gadis berusia 16 tahun itu. Seperti remaja lainnya, tidak salah kan ia merasakan cinta pertama.
Masih ia ingat sekali bagaimana si balok es Riyan itu menyatakan cintanya. Tidak dengan setangkai bunga mawar atau dengan sebuah cokelat yang ia sukai. Riyan menyatakan cintanya layaknya berbicara dengan teman nya.
Dengan sedikit rasa pemaksaan namun Rena merasakan menjadi wanita teristimewa bisa menjadi kekasih Riyan.
"Yang kasmaran dari tadi senyum-senyum aja. Biasa aja kali engga usah lebay gitu. Lagian gue sama Dito juga engga sampe segitunya."Kini Deas mulai heran dengan sikap sahabatnya itu.
Rena mendengus kesal. "Bukannya begitu, lagian kan siapa yang engga seneng coba bisa jadian sama idola kayak Riyan. Emang sih kedengarannya agak aneh tapi ya gue seneng."
"Lo ngerasa aneh gak sih kenapa itu orang tiba-tiba nembak lo. Udah gitu di kantin sekolah lagi disaat lo bawa mie ayam."Deas mengambil kaca yang ada di meja milik Rena.
Rena tidak memperdulikan itu. Yang jelas, ia masih tidak merasa hal itu terjadi.
"Namanya juga udah takdir. Kalo udah takdir yaudah mau bagaimana lagi. Kayaknya perlahan harapan gue terkabulkan. ""Dasar yang lagi jatuh cinta mah beda."Deas akhirnya menyerah dan dia menelungkupkan kepalanya untuk tertidur.
Begadang semalaman untuk menonton drama korea. Akhirnya karena kesepian tidak mengobrol bersama Deas, Rena pun juga terlelap. Ia beristirahat sejenak dari segala pikiran itu.
Kelas jam kosong memang selalu membuat telinga keberisikan. Kericuhan terdengar sekali dengan keras. Bisa dikatakan kelas Rena adalah kelas paling berisik.
Kelas XII. IPS 3. Sudah menjadi ciri khas jurusan IPS menjadi kelas yang paling ramai dibandingkan dengan kelas lainnya. Jangan terlalu juga meremahkan kelas IPS, Bulan lalu kelasnya ada yang mewakili perlombaan Sastra di Kementrian Pendidikan.Rena sudah berusaha untuk terlelap namun tidak bisa. Ia kemudian memainkan handphone nya untuk mencari pokemon yang berada di sekolah ini. Rena mulai membuka aplikasi permainan itu. Dan karena sedang jam kosong, tidak ada salahnya kan ia berkeliling walau mencari pokemon?
Rena kini mulai berkeliling sekolahnya.
"Kenapa lo ada di luar kelas? Engga ada guru?"Suara berat itu berhasil membuat Rena merasakan gugup.
Rena menggaruk tenguk nya yang tidak gatal. "Eh Riyan, aku lagi nyari pokemon."
Riyan menaikkan alisnya itu. "Pokemon? Lo mainin permainan yang lagi nge-booming itu?"
Rena mengangguk dengan malu.
"Lanjutin aja mainnya. Gue ke kelas dulu."Kata Riyan dengan singkat.Tidak ada kalimat romantis.
***
Hari-hari berikutnya.
Acara camping anggota PMR akan ia laksanakan. Hari ini adalah hari Sabtu. Pagi-pagi hari sekali Riyan sudah membuka matanya. Melepaskan segala rasa kantuk yang masih menyelimuti dirinya.
Riyan segera memasuki kamar mandi untuk bersiap-siap. Sebagai ketua pelaksana, ia harus datang pagi untuk mempersiapkan segala kebutuhan selama acara berlangsung.
KAMU SEDANG MEMBACA
ANGLOCITA [selesai]
Teen FictionCan you love me ganti judul menjadi Anglocita. Diambil dari bahasa Sanskerta yang berarti mengeluarkan isi hati. *** Bagi Rena menjadi kekasih sang ketua PMR sekaligus kapten futsal disekolahnya itu adalah hal yang terindah. Namun hal itu berbandi...