Bagian 11🍂

3 2 0
                                    

Bel istirahat berbunyi,banyak siswa berhamburan keluar kelas dan menuju kantin, begitu pun dengan kelas Fendah.

"Fen,kantin yuk gue laper nih" Ajak Shella.

"Lo duluan aja Shell,ntar gue nyusul.Oiya, pesenin gue makanan yah,menunya samain aja"Ucap Fendah.

"Emang Lo mau kemana?" Tanya Shella.

"Emm, biasalah" Ucap Fendah dengan senyum manis dan mata yang melirik ke arah lelaki yang sedang menelungkupkan kepalanya diatas meja.

Shella memutar bola matanya malas.
"Yaudah gue duluan ya" Pamitnya ke Fendah.

Fendah hanya menganggukkan kepalanya lalu berjalan menuju meja Fendi.

"Hai,luka yang kemarin masih sakit nggak?" Tanya Fendah walaupun ia tau jika Fendi pasti akan mengabaikanya seperti biasa.

Fendah memutar kursi yang berada didepan meja Fendi untuk berhadapan langsung dengan Fendi.

"Kamu udah makan belum Fen?" Tanya Fendah yang masih belum mendapatkan jawaban dari Fendi.

"Kantin yuk" Ajak Fendah.

"Atau mau aku beliin makanan aja?" Tanya Fendah.

Tak kunjung mendapatkan jawaban,ia menghela nafas panjang lalu berdiri dan membenarkan kursi nya kembali ke depan.

"Tunggu disini,aku beliin makan di kantin" Ucap Fendah lalu hendak berjalan keluar kelas.

"Gausah" Ucap Fendi dengan cepat dan posisi masih menelungkupkan kepalanya.

"Kenapa?ntar kamu kelaparan Fen. Kondisi kamu juga masih belum sehat loh,ntar malah tambah parah lagi" Ucap Fendah.

Fendi mengangkat kepalanya, matanya kini bertatapan langsung dengan Fendah.

"Gue masih mampu buat beli makanan sendiri" Ucap Fendi dengan sorot mata datar dan beranjak pergi dari kelas.

Fendah terdiam sebelum akhirnya memutuskan untuk menyusul Shella dikantin.

************************
Bel pulang sekolah berbunyi,kini Fendah sudah berada di parkiran motor. Shella sudah pulang karena dijemput oleh supirnya.

Saat ditengah jalan, sebuah motor besar menyalipnya dengan kecepatan tinggi yang membuat Fendah kehilangan keseimbangan lalu menabrak trotoar.

Motor itu berhenti ketika mendengar suara lumayan keras dari belakangnya. Kepalanya menengok kebelakang,tak lupa ia membuka kaca helm full face nya.

"Cih,gitu doang jatuh."

"Lemah"
Ucap lelaki itu tanpa berniat untuk menolongnya. Tanpa rasa bersalah,ia pun menjalankan kembali motor besarnya itu.

"Aduhhh,gila tuh orang"

"Dikira jalanan punya nenek dia apa"

Gerutu Fendah lalu melihat orang yang baru saja membuat ia terjatuh.

"Dih anjirr siapa si tuh orang, bukannya ditolongin terus minta maaf malah berenti sambil ngeliatin doang"

Fendah terus menggerutu sambil membangunkan Motornya sekuat tenaga. Tapi sayangnya, tenaga nya tidak kuat untuk membangunkan Motornya.

Tangannya yang terluka membuat ia kesusahan membangunkan Motornya.

*****************************
Rey mengedarkan pandangannya untuk mencari seseorang diparkiran motor. Tetapi nihil,ia tak menemukannya.

Rey melajukan motor maticnya,ia akan memastikan seseorang yang baru ia cari itu sudah sampai dengan selamat dirumah.

Mulai sekarang, mungkin Rey akan terus menggunakan motor matic jenis Vespa itu ke sekolah. Alasannya,ia ingin satu parkiran dengan seseorang. Jika ia menggunakan motor besarnya yang sering ia gunakan,ia takkan satu parkiran dengan orang itu karena parkiran disekolah nya ada yang dikhususkan untuk siswa yang membawa motor besar,matic,mobil.

Rey menyipitkan matanya ketika melihat seseorang yang ia kenali. Ia segera melajukan motornya dengan kecepatan tinggi untuk menghampirinya.

Mata Rey membulat ketika ia tau seseorang itu adalah Fendah. Lantas ia bergegas turun dari motor dan segera membantu Fendah.

"Astaga kok Lo bisa jatuh gini sih?" Tanya Rey dengan sedikit cemas.

"Ntar aja gue jelasinnya,bantu bangunin nih motor dulu Rey" Ucap Fendah. Lalu Rey membangunkan motor Fendah.

Setelah itu,Rey menuntun Fendah untuk duduk di pinggir trotoar.

"Nih minum dulu, belum sempet gue minum kok" Ucap Rey sembari mengeluarkan botol Aqua dari samping tasnya.

"Thanks" Ucap Fendah.

"Tangan Lo luka,gue ke warung itu sebentar ya" Ucap Rey lalu bangkit dan menyebrang ke warung yang ada diseberang jalan.

Tak membutuhkan waktu yang lama,Rey sudah kembali dengan kantong plastik yang berisi plester,obat merah,alkohol,dan kapas.

"Sini gue obatin lukanya" Ucap Rey, kemudian menarik tangan Fendah.

"Gue bisa sendiri Rey" Ucap Fendah yang berusaha mengambil kapas yang sudah dibasahi dengan alkohol.

"Diem" Ucap Rey,lalu dengan telaten mengobati luka Fendah.

Sesekali Fendah meringis ketika alkohol itu menempel di lukanya.

"Pelan-pelan Rey" Ucap Fendah dengan sedikit meringis.

"Iya ini udah pelan" Ucap Rey yang masih sangat fokus dengan luka Fendah.

Fendah menatap Rey yang kini sedang mengoleskan obat merah dan membalutnya dengan dengan plester.

Rey tersenyum ketika melihat luka Fendah sudah tertutup dengan baik oleh plester,ia lalu menatap Fendah. Mata mereka lagi-lagi bertemu.

Rey menjentikkan jarinya didepan Fendah,itu membuat Fendah tersadar dan langsung mengedarkan pandangannya.

"Gue tau gue ganteng,gue sebenernya ga suka kalo ditatap gitu." Ucap Rey sembari memasukkan kembali obat merah, plester, alkohol,dan kapas kedalam kantong plastik.

"Sorry" Ucap Fendah lalu menundukkan kepalanya.

"Gapapa. Lo boleh liatin gue semau dan sepuas Lo" Ucap Rey.

"Katanya ngga suka" Ucap Fendah.

"Kalo buat Lo,gue kasih gratis" Ucap Rey,lalu mendekatkan wajahnya ke Fendah dan membisikkan sesuatu.

"Karna Lo spesial" Ucap Rey tepat disamping telinga Fendah.

Bulu kuduk Fendah berdiri seketika.

Rey lalu menjauhkan wajahnya dan tersenyum manis ke Fendah.

"Ayok gue anter pulang" Ucap Rey lalu menjulurkan tangannya untuk membantu Fendah berdiri.

"Lo bonceng gue,motor Lo ntar biar temen gue yang bakal anter ke rumah" Ucap Rey lalu memasangkan helm Fendah ke kepalanya.

"Eh,gue bawa sendiri aja motornya" Ucap Fendah.

"Nurut" Ucap Rey lalu menarik tangan Fendah dan menyuruhnya untuk naik ke atas motor Vespanya.

Fendah menghela nafasnya,lalu naik ke motor Rey.

My SunshineTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang