Dua puluh

974 56 0
                                    

Dani menatap langit malam bersandar di kursi yang ia duduki, angin berhembus seakan menembus jantung nya. Rasanya ia sudah lelah menahan perasaannya selama ini, bermodalkan ketulusan tanpa di ketahui oleh Tania membuatnya lelah juga.

Apalagi pemandangan tadi sore membuat nya terusik, hingga pulang kerja ia masih saja memikirkan tentang Tania bersama lelaki lain.

"Aku hanya terlalu takut kehilanganmu, bahkan aku takut rasa cinta ku padamu bertepuk sebelah tangan."

Dani mengusap wajahnya frustasi, ia berharap ada kesempatan untuk nya mengungkapkan isi hatinya selama ini. Walaupun ia tahu mungkin sudah tidak ada kesempatan baginya, melihat senyum bahagia Tania saat bersama lelaki itu saja membuat Dani merasa harus melupakan semua perasaan nya pada Tania.

"Sudahlah Dani lupakan saja Tania, sepertinya kamu hanya menjadi penonton."

Dani meraih ponsel dan menatap layarnya, sosok dirinya dan Tania masih menggunakan seragam SMA sedang tertawa bersama masih ia simpan. Adik kelasnya itu sangat cantik baginya, sosok yang bisa mendekati nya padahal Dani tipe laki-laki pendiam dan sedikit pemalu.

Hanya Tania yang dapat membuatnya tertawa lepas saat bersama. Gadis yang dulu Dani anggap terlalu centil itu membuat nya mengerti bahwa di dunia ini bukan hanya tentang diri sendiri.

--

"Selamat atas kenaikan jabatan kamu ya dan, semoga kamu bisa menjadi pemimpin yang lebih baik dari saya."

"Terimakasih pak, inshaAllah saya akan menjaga amanah dari bapak."

"Bapak berangkat kapan ?."

"Dua hari lagi saya akan berangkat, saya mau ke pusat dulu."

"Hati-hati ya pak, terimakasih sudah merekomendasikan saya sebagai supervisor di restauran ini."

"Kamu pantas Dani, kamu sudah lama mengabdi di sini dan kinerja kamu itu luar biasa. Ini sudah seharusnya."

Dani mengangguk begitu mendapat tepukan dipunggung dari Galuh mantan supervisor nya, kini ia sudah resmi di gantikan oleh Dani karna ia di tugaskan mengurus cabang di luar kota oleh managernya.

"Alhamdulillah ya Allah, tidak sia-sia selama ini perjuangan saya. Terimakasih atas rizky yang engkau berikan".

Dani mengusap wajahnya dengan lembut, ia sangat bersyukur.

--

Tania sedang asyik membaca novel yang belum tuntas ia baca.

Sambil memakan cemilannya ia tersenyum sendiri.

Tidak lama kemudian Tania menerima telpon dari Dani.

"Hallo kak ?."

"Tania, kamu ada dirumah ?."

"Iya, kenapa kak ?."

"Aku baru dari tempat kerja, mau mampir boleh ?."

"Boleh kak."

"Yaudah bentar lagi aku sampe nih."

"Oke kak."

10 menit kemudian suara motor berhenti tepat di depan rumah nya, Tania keluar menggunakan piyama bergambar hello Kitty.

Dani tersenyum menunjukkan lesung pipinya yang terlihat manis.

Tania selalu terpaku melihat lesung pipi itu, ia begitu senang melihat siapa pun mempunyai lesung pipi.

"Assalamualaikum." Sapa Dani

"Walaikumsalam." Jawab Tania tersenyum

"Sudah mau tidur ya ?."

PENGKHIANATANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang