Gina memarkirkan kendaraan nya tepat di belakang mobil Riko, ia bertekad untuk mengikuti kemana Riko pergi. Sudah sering ia selalu di abaikan oleh kekasihnya itu, entahlah Gina merasa itu hanya status bukan kekasih sungguhan.
Ia berjalan di belakang Riko dengan sangat waspada, ia tidak mau Riko tahu ia sedang membuntutinya.
Gina hanya menahan rasa sesaknya saat ia tahu bahwa Riko mencari seseorang untuk membujuk Tania, Gina menitihkan air matanya. Apa salahnya pada Riko sampai lelaki yang ia cintai itu begitu tega tidak menghargai dirinya.
Padahal dulu gina begitu baik padanya, atau begitu bodoh telah mencintai laki-laki yang menurutnya sangat tidak berperasaan itu.
Gina melihat Riko menuju parkiran, saat hendak masuk Gina menahan lengan Riko.
"Gina!." Mata Riko membulat penuh
"Iya, ini aku. Kenapa ?."
"Ngapain kamu di sini ?."
"Harusnya aku yang tanya, ngapain kamu kesini ?."
Riko terdiam, Riko merasa bahwa gina sudah tahu semua.
"Aku gak perlu jelasin lagi kamu pun sudah tahu kan ?."
"Kenapa Rik ? Apa salah ku selama ini ?."
"Banyak!!." Ucap Riko dingin
Gina mengerutkan keningnya.
"Salah kamu banyak, seharusnya kamu tidak hadir di antara aku dan Tania. Seharusnya kita tidak tidur bersama, seharusnya kamu menolak ku saat aku melakukan hal itu padamu." Riko menekan setiap kata
"Jadi kamu menyalahkan ku ?." Teriak gina . "Apa saat kau tidak mengakui Tania sebagai pacar mu juga itu salah ku Rik ?."
Riko terdiam.
"Aku mencintaimu dengan tulus, tidak berfikir kamu akan begini pada akhirnya. Ya! aku memang salah sudah bodoh memberikan tubuhku padamu, tapi apa kau berfikir pada saat itu tentang Tania ? Tidak kan!? Sekarang di saat Tania tidak bisa kamu gapai, semuanya salahku ? Jawab Rik!!!."
"Masuk!." Riko menarik Gina agar mereka segera pergi dari sana.
"Ngapain ? aku bawa mobil."
"Yaudah ikut aku, nanti aku antar kamu lagi kesini."
Gina menurut, mereka pun bergegas pergi dari sana. Riko sedikit terganggu dengan lirikan orang-orang yang berada di sana.
Riko membawa Gina ke rumahnya, kebetulan orang tua Riko belum pulang dari luar kota. Di rumahnya hanya ada 2 asisten rumah tangga.
"Ngapain kamu bawa aku kesini ?." Tanya Gina malas
"Kita bicara disini." Riko menutup rapat pintu kamar nya
"Bicara apalagi Rik, semua sudah jelas kamu masih mencintainya dan aku di sini hanya figuran."
Tok tok...
"Permisi den ini minuman dan cemilannya." Ucap bi Nisa
"Terimakasih ya bi."
"Sama-sama den."
Gina hanya tersenyum pada bi Nisa, saat Bi Nisa sudah keluar dari dalam kamar Riko Gina pun meminum airnya hingga setengah. Sepertinya suasana hatinya sangat panas saat ini.
Riko hanya melirik datar.
"Gina."
"Sudahlah Rik sekarang semuanya sudah jelas, kamu tenang aja aku gak hamil kok. Lagi pula itu kan yang kamu harapkan ? Hubungan kita emang gak sehat dari awal, kamu hanya main-main sama aku. Aku sadar dan aku bakalan akhirin ini semua. Ini kan yang kamu mau ?."
KAMU SEDANG MEMBACA
PENGKHIANATAN
Romance"Anggap saja aku salah menilai mu". Ucapku lirih "Jangan pernah menegur ku jika suatu saat kamu melihat ku! begitupun dengan aku". Ia hanya terdiam menunduk, mencerna setiap kata yang ku ucapkan untuk nya. Aku bergegas pergi dari hadapannya dan tida...