Delapan Belas

1.6K 70 6
                                    

Setelah membersihkan diri, Tania segera merebahkan tubuhnya. Ia melihat jam dinding di dalam kamarnya menunjukkan pukul 02.00 pagi, rasa kantuknya sudah tidak tertahankan.

Pukul 09.15 pagi Tania terbangun dari tidurnya, ia hanya terdiam sejenak mengumpulkan nyawanya.
Senyum di bibirnya pun muncul saat mengingat malam yang sangat bahagia bersama Satya.

"Good morning Satya"

Tania memejamkan kembali matanya dan mengingat wajah tampan sang kekasih, membayangkan seakan-akan Satya berada di hadapannya saat ini.

Ia memeriksa ponselnya yang sudah ia isi daya setelah pulang, saat tania mengaktifkan ponselnya ada rentetan pesan masuk dari seseorang yang tidak asing baginya.

Tania membaca sebuah pesan masuk dan hanya memasang wajah datar. Tanpa ia balas Tania pun memblokir semua kontak bahkan sosial media milik Riko.

"Oke Tania, fokus untuk masa depan".

Tania meletakkan ponselnya kembali dan segera menyegarkan diri.

**

Tania menikmati sarapannya di hiasi senyuman yang tidak lepas dari bibirnya. Rasanya semua makanan begitu nikmat memanjakan lidahnya.

"Duhhh kayaknya ada yang lagi seneng nih ?". Goda ibu

"Ihh ibu apaan sih". Ucap Tania malu-malu

"Jadinya gimana ? pacaran ?".

"Ih ibu".

"Loh mau kemana ? belum selesai sarapannya".

"Mau lanjut tidur". Kata Tania cengengesan

"Dasar anak nakal". teriak ibu geleng-geleng

--

Jatuh cinta itu memang sangat menyenangkan, terutama jatuh cinta saat sebelumnya pernah merasakan patah hati berkali-kali. Sudah tahu akan merasakan sakit setelah jatuh cinta, tapi tidak ada kata kapok dalam urusan cinta.

Ya!! itulah yang di rasakan Tania. Setelah menerima pengkhianatan, Tania terus berusaha menguatkan dirinya. Ia lebih menyayangi dirinya lebih dari apapun, apalagi saat bertemu dengan Satya seolah semua dirinya yang terikat seakan bebas begitu saja.

Malam ini Tania sedang berada di sebuah cafe bersama Satya, entahlah baru beberapa jam tidak bertemu rasa rindu mereka sudah bergejolak.

"Makan yang banyak kamu terlihat kurus!" Ucap Satya mengusap punggung tangan Tania.

"Apa iya ?".

"Menurutmu ?".

"Aku belum ngecek berat badan ku, justru sepertinya berat badan ku naik".

Melihat Satya yang menahan senyum Tania pun membulatkan matanya.

"Ih Satya, kamu menggoda ku ya ? Aku gendut ?". Ucapnya manja

"Hehehehe sedikit gemuk, sepertinya lebih lucu yang seperti ini. Pipi chubby mu itu Ingin sekali aku gigit". Katanya gemas

"Bohong!".

"Aku gak bohong sayang, aku jujur".

"menyebalkan." Tania menikmati hidangan di depan matanya.

2 pasangan yang sedang di mabuk asmara itu begitu bahagia menikmati setiap detik kebersamaannya.

--

Sesampainya dirumah Ibu Tania sedang mengobrol dengan seseorang yang familiar.

"Aku akan ikut turun". Ucap Satya menatap Tania

PENGKHIANATANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang