Dua belas

1.7K 74 5
                                    

Tania dan Satya menghabiskan waktu malam mereka dengan mengobrol dan lebih saling mengenal satu sama lain. Satya begitu semakin jatuh hati saat Tania menceritakan sedikit tentang dirinya.

Entah kenapa Satya semakin ingin menyentuh hati Tania.

"Udah ngantuk ?".

"Sedikit sat, tapi aku masih mau ngobrol sama kamu. Baru jam 10 malam masa udah mau tidur aja sih, kan gak seru".

"Lohh ya gak apa-apa, kan kita nyewa hotel untuk istirahat".

"Besok libur yaa begadang sedikit gak apa-apa lah".

"Iya iya mentang-mentang libur, tapi kalau ngantuk gak usah di tahan ya".

Tania mengacung kan jempolnya sambil tersenyum senang.

Mereka menghabiskan seluruh cemilan tanpa mereka sadari saking asyiknya bercerita satu sama lain.

"Hujannya lumayan deras".

Mata Satya berkeliling melihat keluar jendela.

"Satya!!!." Teriak Tania

Satya membeku saat Tania memeluknya dengan erat, Tania begitu ketakutan saat suara petir terdengar begitu kencang di telinga nya.

"Sat aku takut".

Tubuh Tania bergetar hebat, hingga Satya pun membalas pelukan nya dengan canggung untuk menenangkan Tania.

"Jangan takut! Ada gue".

Satya menepuk-nepuk punggung Tania dengan lembut, ia benar-benar terkejut dengan tindakan Tania yang tiba-tiba.

"Satya mau kemana ?".

"Mau tutup jendela, angin nya kencang banget".

"Enggak, enggak jangan kemana-mana".

Satya melihat Tania menitihkan air matanya, akhirnya Satya pun tidak bergerak sama sekali. Membiarkan Tania memeluknya dengan erat.

Entah kenapa detak jantung Tania semakin berdebar hebat dan rasa nyaman yang ia rasakan saat memeluk Satya membuat nya terasa hangat. Begitupun dengan Satya, ia semakin yakin bahwa hatinya sudah ada Tania di sana.

Mereka saling terdiam dalam lamunan mereka masing-masing, Tania memejamkan matanya hingga ia larut dalam mimpinya.

"Tania".

Tidak ada jawaban.

Satya memastikan diri untuk menatap tania, benar saja Tania sudah nyenyak dalam tidurnya.

Ia menatap lekat wajah cantik itu, begitu indah ciptaan tuhan yang satu ini membuat Satya semakin ingin berlama-lama menatap wajah gadis di depannya ini.

Jarak di antara mereka sangat dekat tidak ada apapun yang menghalangi, Satya semakin larut dalam tatapannya. Ia menyentuh wajah Tania dengan lembut, jarinya berkeliling di sekitar wajah Tania.

Satya terkejut saat Tania dengan pelan membuka matanya, mereka saling bertatapan semakin lama semakin dalam semakin dekat.

"Plakkkk"

"Awwwww".

Tania meringis kesakitan.

"Satya kamu ngapain sih ?".

"Itu a,ada nyamuk".

"Hah , mana ada nyamuk disini!".

"Ya itu bukti nya ada di kening loe".

Satya membuang pandangan nya dari Tania, ia berbicara seolah lawan bicara nya berlarian kemana-mana.

Tania mengusap keningnya kasar dengan wajah di tekuk.

PENGKHIANATANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang