11. Percaya

281 65 1
                                    

Gak nyangka sih bisa sejauh ini nulis cerita ini, buat pembaca setia cerita ini bisa dong kasih komentarnya, biar author semangat gitu nulisnya, hehe.
Enjoy!!

"Duh, kemana sih?" teriak seorang mahasiswi anak orang kaya di kelas tersebut.

Dita yang sedang tertidur akhirnya bangun dan berusaha menerka apa yang sedang terjadi saat itu.

Wanita itu sudah di kerubungi oleh beberapa antek-anteknya yang menunggu wanita itu menemukan barang yang sedang di carinya.

"Ada apa?" Tanya dosen yang masih ada di sana.

"Handphone aku pa, hilang" ya, dosen itu adalah rektor kampus itu sekaligus ayah dari wanita itu.

"Udah di cari baik-baik?" Tanya sang dosen.

"Udah"

"Ketinggalan mungkin?"

"Gak pa, orang tadi pas masuk kelas masih ada" wanita itu terlihat sangat kesal

"Mungkin ada yang ngambil pak?" Soodam memecah kepanikan sang wanita itu.

"Siapa?" Tanya dosen tersebut

"Ya gak tau pak, coba deh geledah aja satu-satu" saran Soodam.

"Bener Pa, aku harus tau siapa pelakunya"

"Baiklah, semuanya, taruh tas kalian di atas meja, biar saya periksa tas kalian semua"

Beberapa mahasiswa tampak kesal saat tasnya akan digeledah, sekelas mahasiswa tentu sangat tidak suka privasi nya diganggu, berbeda dengan Dita yang kembali tidur karena tidak perduli dengan apa yang sedang terjadi.

"Dita, sini tas kamu" ucap sang dosen yang ternyata sudah hampir memeriksa semua tas dan kini giliran Dita yang harus diperiksa tasnya.

Dita dengan malas-malasan memberikan tasnya, Ia sangat santai karena tidak merasa telah mengambil handphone teman sekelasnya itu.

Namun, ternyata sang dosen malah menemukan handphone itu di tas Dita.

"Jadi kamu yang mengambil hp anak saya?" Sang dosen memperlihatkan penemuannya di tas Dita.

Semua orang tampak sangat terkejut, termasuk Tae yang tentu saja tidak percaya akan hal itu.
Dita sontak benar-benar terjaga dari tidurnya dan berdiri "bukan pak, bukan saya" Dita mencoba membela diri.

"Terus ini apa?" Sang empunya handphone datang dan merampas handphone tersebut dari tangan ayahnya.

"Aku gak tau, aku sama sekali gak tau" Dita masih mencoba membela dirinya.

"Ikut saya ke ruangan saya, sekarang!" bentak sang dosen, sang dosen pun berlalu meninggalkan kelas.

Dita menatap seluruh orang yang ada di dalam ruangan itu, mereka semua menghakimi Dita dengan tatapannya, berbeda dengan Tae yang terlihat sangat tidak percaya atas tuduhan itu, Dita berjalan perlahan melewati semua orang yang ada di sana, termasuk Soodam yang anehnya malah terlihat senang dengan dituduhnya Dita.

Tae menatap Soodam dari jauh, Tae merasakan sesuatu yang janggal saat melihat Soodam yang justru tersenyum bukannya berempati.

🎵🎵🎵

Sudah hampir 1 jam Dita diinterogasi di dalam ruangan konseling kampus, namun karena Dita yang kooperatif dan juga anehnya cctv malah rusak saat itu, membuat konselor merasa sulit untuk menetapkan Dita bersalah meskipun sudah ada bukti, Dita di perbolehkan keluar dari ruang konseling dan akan meminta kesaksian tambahan dari keluarga Dita.

Dita keluar dari ruangan konseling, Ia makin merasa tertekan dengan semua yang Ia alami, namun saat baru keluar dari ruangan tersebut, Ia melihat Tae yang sedang duduk di kursi tunggu ruangan tersebut, Tae sedari tadi menunggunya sejak Dita masuk ke ruangan itu sampai Dita keluar.

[END] My lullaby || Dita,Taehyung, dan Mark.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang