22. kebenaran

293 64 15
                                    

Enjoy!!

Dita dan Tae berjalan di lorong rumah sakit, mereka berjalan menuju ruangan Mark, akan tetapi Tae masih saja diam, Ia tak mengeluarkan sepatah kata pun membuat Dita juga enggan memulai pembicaraan.

Tae berhenti tepat di depan pintu kamar Mark, Ia mempersilahkan Dita masuk duluan, setelahnya Ia nenyusul masuk, Tuan Kim yang melihat kedatangan Dita langsung membiarkan Dita menggantikan posisinya untuk duduk di samping Mark, Tuan Kim tau Dita dan Mark pasti punya hubungan yang spesial, buktinya Dita yang telah membawa Mark ke rumah sakit.

Tuan Kim menghampiri Tae yang berdiri jauh dari ranjang, kalau bukan karena Dita, Tae pasti sudah pergi dari tempat itu, Tae memanas melihat Dita yang menggenggam tangan Mark sangat erat.

"Tae" Ucap Tuan Kim menyapa anaknya.

"Pa, kapan dia mati?" Tiba-tiba saja pertanyaan itu keluar dari mulut Tae, membuat Tuan Kim dan Dita terperangah tak percaya.

"Apa maksud kamu Tae?!" Nada bicara tuan Kim mendadak menginggi.

"Papa gak denger, aku tanya, kapan dia mati, dia gak pantes hidup Pa"

Plakk!!

Tamparan sekuat tenaga bersarang di pipi Tae, Tae bahkan terjatuh sangking kuatnya tamparan itu.

Dita yang melihat Tae terjatuh langsung mendekatinya, "kau baik-baik saja?" Dita memegangi Tae yang masih terkejut karena tamparan ayahnya.

Tae tersenyum ketir, "Kenapa aku yang selalu di tampar Pa? aku gak pernah liat Papa nampar dia"

"Untuk apa Papa nampar Mark? dia gak pernah buat salah sama Papa, dan dia, kamu denger ini, dia juga gak pernah buat salah sama kamu, jadi kenapa kamu harus terus-terusan ngerusak hidupnya?" Tuan Kim tak bisa lagi menahan emosinya di depan anaknya yang kurang ajar itu.

"Gak ada salah papa bilang? Ibunya..."

"Ibunya tidak pernah salah Tae!!" Tuan Kim memotong ucapan Tae dengan nada yang tinggi.

Tae dan Dita sama-sama memberikan tatapan tajam kepada Tuan Kim menuntut penjelasan.

"Kamu mau tau cerita sebenarnya?" Tuan Kim menatap Tae yang masih terduduk di bawah lantai.

Tuan Kim lalu merogoh koceknya dan mengambil dompetnya, Ia mencari sebuah potongan dokumen pernikahan yang selalu Ia simpan, setelah menemukannya, Ia menyodorkannya pada Tae.

Tae mengambil dokumen tersebut, hanya secarik kertas yang bahkan sudah robek, di sana tertulis nama Ayahnya dan juga Ibu Mark menikah pada tanggal 21 maret 1995, sementara setau Tae, Ayah dan Ibunya menikah pada tahun 1997.

"Sekarang kamu lihat Tae, siapa yang merebut siapa" ucap Tuan Kim.

"Kamu harus tau Tae, Papa lebih dulu menikah dengan Ibunya Mark, setelah itu Papa di jodohkan sama Ibu kamu, tapi Papa masih mencintai Ibunya Mark, Papa gak bisa ninggalin dia dan akhirnya  tetap berhubungan dengannya"

"Ini salah Papa Tae, jangan salahkan Mark, sekalipun Ibunya yang merebut Papa, kamu juga tidak berhak untuk menyakiti dia, dia tidak salah apa-apa, dia yang selalu nahan Papa buat gak nyakitin kamu, kamu tau kan Papa gak bisa nahan emosi kalau lagi marah, tapi Mark yang selalu nenangin Papa, dia gak mau Papa terus nyakitin kamu, dia juga selalu memastikan kamu baik-baik saja, sambil berharap suatu saat kamu akan menerima dia sebagai adik kamu"

Tuan kim berlutut di hadapan Tae yang mencoba menahan tangisannya, Ia tak mungkin salah menyimpulkan, tak mungkin Ibunya yang merebut ayahnya.

"Tae, maafkan Papa ya, tolong terima Mark" Tuan Kim memegang pundak Tae berharap di maafkan oleh anaknya.

[END] My lullaby || Dita,Taehyung, dan Mark.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang