15. Kabur

247 59 0
                                    

Makasih banget buat kalian yang masih mau nungguin, walaupun Author jarang update, kalian tetep setia sama cerita ini :), Author sayang kalian pokoknya💜💜
Enjoy!!

Hari sudah menunjukkan pukul 23.00 dan Dita baru pulang ke rumah, Ia tampak kebingungan kehilangan arah tak tau mau ke mana, sampai akhirnya Ia memutuskan untuk pulang ke rumah.

Ternyata Soodam telah menanti kedatangan Dita, Ia sengaja berdiri di depan pintu menanti Dita masuk, Ia merasa senang melihat dari punggung Dita ada kesedihan.

"Dita-ya" panggil Soodam, sementara Dita hanya diam mematung tanpa ingin menatap Soodam, rasanya Ia sedih sekaligus malu pada Soodam karena pernah berpikir bahwa Tae lelaki yang dicintai Soodam mencintainya.

"Yakk!!, Dita-ya, apa kau tidak dengar?" Soodam menghampiri Dita dan membalikkan tubuh Dita dengan kasar.

Air mata Dita makin mengucur dengan sangat deras, pertanda bahwa hatinya hancur sehancur-hancurnya menyadari bahwa Ia tak punya siapa-siapa lagi sekarang.

"Mengapa kau menangis?" Soodam bertanya sesuatu yang dia sudah tau jawabannya.

"Sekarang kau sadar kan? kau tidak akan pernah bisa merebut sesuatu dari aku" Soodam makin angkuh di hadapan Dita, Soodam sebenarnya anak yang baik, hanya saja kadang Ia manja dan sedikit kurang ajar.

"Kau harusnya sadar sedari awal, kau harus sadar siapa dirimu" Soodam sudah seperti ibunya yang mudah saja mengatakan kata-kata kasar pada Dita.

Dita menarik nafasnya, Ia berusaha menghentikan tangisannya, Ia kemudian menatap Soodam dengan tatapannya yang tajam.

"Ya, aku memang tidak tau diri, maafkan aku, aku juga minta maaf karena tidak bisa menuruti semua keinginanmu, termasuk keinginanmu untuk memiliki Tae, karena aku tidak bisa memaksakan cinta siapapun, kau harus tau itu, cinta tidak bisa dipaksa, lalu untuk apa kau terus mengemis cintanya?!!" Dita berteriak meluapkan seluruh amarahnya dan PLAKK!!

Soodam menampar Dita dengan sekuat tenaganya, namun tubuh Dita tak bergerak sedikitpun, Ia sudah merasa pasrah dengan apapun yang ingin Soodam lakukan padanya.

"Jaga ucapan mu, Dita, kau tak ingat dimana kau tinggal sekarang?"

Dita sekali lagi memberanikan diri menatap Soodam "Ah benar juga, aku tidak seharusnya disini, aku akan lebih baik jika aku keluar dari rumah ini, baiklah, aku akan pergi sekarang juga" Dita meninggalkan Soodam yang hanya diam mematung mendengar perkataan Dita, Ia tidak bermaksud membuat Dita pergi, Ia memang sangat kesal pada Dita, tapi Ia tidak menginginkan Dita pergi.

🎵🎵🎵

Dita menatap bingkai foto yang ada di meja belajarnya, di sana ada 3 orang yang sejujurnya sangat Ia sayangi, entah bagaimanapun ketiga orang itu memperlakukannya Ia tetap menyayangi ketiga orang tersebut.

Dita menyeret kopernya, Ia juga menyandang tas yang telah Ia isi barang-barangnya yang menurutnya boleh Ia bawa dari rumah itu, Dita juga berjanji suatu saat Ia akan mengganti semua barang itu jika Ia punya uang nantinya, Dita hanya mengenakan celana jeans, baju kaus dan juga jaket lengkap dengan penutup kepalanya.

Dita mengangkat bingkai foto tersebut, air matanya jatuh kembali, "Om, Tante, Soodam, maafkan aku, aku tidak tau balas budi, aku memang bukan manusia yang baik, maafkan aku" Dita menangis memeluk bingkai foto tersebut.

Sekali lagi, Dita melihat ke sekeliling kamar, Ia ingin mengingat setiap detail yang ada dikamar itu, kamar yang telah Ia tempati dari kecil hingga dewasa, Ia juga menaruh ponsel pemberian Tuan Lee saat ulang tahunnya, Ia tak mau terlalu banyak berhutang dengan keluarga Soodam.

[END] My lullaby || Dita,Taehyung, dan Mark.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang