3. Tae dan Mark

559 100 16
                                    

Maaf banget yaa lama update, semoga suka sama chapter ini.
Enjoy...

Tae baru saja pulang ke rumahnya, Ia memarkirkan sebuah motor yang sangat mahal harganya, Ia pun memarkirkan motor tersebut di rumah mewahnya yang sangat besar dan di dominasi warna putih itu.

Setelah memarkirkan motornya, Ia pun melangkah masuk ke rumahnya, Ia berjalan sambil menyanyikan beberapa nada yang sepertinya sedang di hafalnya.

"Kemarin ayah mendapat telfon dari kampusmu" Ucap Seseorang yang sedang duduk di sofa warna coklat tua.

Tae berhenti sekaligus terdiam, suara itu sangat tidak asing baginya, suara seorang lelaki yang sangat di bencinya namun di sisi lain juga mau tidak mau harus Ia sayangi.

Tae tidak berbalik untuk melihat siapa yang sedang berbicara dengannya, bahkan pria itu sampai harus berdiri menghampiri Tae.

Pria itu adalah Tuan Kim, ayah Tae, Ia saat itu menggunakan setelan jas lengkap dengan kacamata, membuat kesan tegas dan pintar nampak jelas dari cara Ia berpenampilan.

"Bukankah sudah terlambat untuk membahas itu sekarang?" Tae akhirnya berbalik, Ia menatap tajam Tuan Kim.

"Kau tidak seharusnya menyakiti temanmu seperti itu" Tuan Kim masih berusaha menahan amarahnya.

"Kalau sebagai ayah, seharusnya kau bertanya dulu, apa yang dia telah lakukan sampai aku berani menyakiti dia, tapi kau malah langsung menghakimi aku" Tae tersenyum kecut.

Tuan Kim tidak habis pikir dengan apa yang Tae katakan.

"Aku mau kau menjawab pertanyaanku, apa dengan menyakitinya membuatmu senang?

Tae menghela nafasnya, Ia sepertinya sangat muak dengan lelaki dihadapannya.

"Aku tanya kembali, apa dulu saat kau menyakiti Ibu bisa membuatmu senang?" Tae mengungkit masa lalu.

Plakk!!
Sebuah tamparan bersarang di pipi putih milik Taehyung, sangkin kuatnya sampai membuat badan Tae sedikit oleng ke samping. Tae malah tertawa bukannya merasa takut atau sedih.

"Kebiasaanmu lagi, sakiti aku sepuasmu, tapi jangan pernah campuri urusanku, ingat itu" Tae melangkah meninggalkan tuan Kim yang merasa bersalah telah menampar anak lelakinya itu.

Tuan Kim hanya diam mematung berusaha mengendalikan dirinya agar tidak terlihat merasa bersalah terhadap apa yang telah dilakukannya.

"Ayah, apa kau tidak apa-apa?" Tanya Mark memegangi pundak tuan Kim.

Tae yang sedang melangkah menaiki tangga tiba-tiba terdiam mendengar suara Mark yang datang entah dari kapan.

Tuan Kim akhirnya tersadar dari lamunannya karena mendengar suara Mark.

"Ayah tidak apa-apa" Ucap tuan Kim, namun sesaat kemudian Ia tampak kaget karena melihat wajah Mark yang lebam-lebam karena dipukul oleh Tae dan teman-temannya.

"Kenapa wajahmu?" Tanya Tuan Kim memegangi wajah Mark.

"Aku tidak apa-apa, sudah aku obati, jangan khawatir ayah" Mark tersenyum meyakinkan tuan Kim.

Sementara itu Tae merasa sangat sakit karena bahkan Ayahnya sendiri memperlakukan dia dengan berbeda, Ayahnya jauh lebih memperdulikan Mark saudara tirinya itu dibandingkan dirinya.

Tae memandang ke arah Mark, Mark juga menatap Tae, sesaat setelahnya Tae langsung bergegas menuju kamarnya.

Sesampainya di kamarnya, Tae membaringkan tubuhnya, tiba-tiba ingatannya beralih ke momen menyedihkan saat usianya masih 7 tahun, hari itu adalah hari hancurnya kehidupan sempurna yang Ia miliki.

[END] My lullaby || Dita,Taehyung, dan Mark.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang