16. Rumah Baru

282 64 10
                                    

Enjoy!!

Dita menatap langit-langit rumah barunya, lebih tepatnya satu unit rumah susun yang untungnya masih bisa Ia bayar dari hasil menyanyi di Cafe waktu itu, Dita terbaring di kasur kecil yang sudah tersedia di unit tersebut, Dita belum tidur sejak tadi malam, Ia sangat lelah namun matanya sangat sulit untuk terpejam.

Dita mau tak mau bangkit, Ia berdiri, menatap wajahnya di cermin, kemudian beranjak menuju kamar mandi untuk mandi, meskipun Ia tak punya semangat sekalipun, Ia harus tetap berangkat ke kampus untuk kuliah, Ia tak mau beasiswanya di cabut oleh pihak kampus, karena itulah satu-satunya jalan agar Dita bisa sukses dan membalas jasa keluarga Soodam.

Setelah sarapan ramyeon, Dita bergegas berangkat ke kampus, kampus lumayan jauh dari rumah baru Dita, sehingga Ia harus naik bus lebih lama dan bangun lebih pagi. Di dalam bus, Dita terus memikirkan banyak hal, mulai dari keluarga Soodam, Tae, dan juga Mark, Ia merasa bersalah pada Mark, karena tak mendengarkan ucapan Mark dan malah percaya pada Tae, padahal Ia hanya di jadikan alat untuk menyakiti Mark.

"Aku harus menghubungi Mark" ucap Dita pelan setelah tersadar dari lamunannya, Dita merogoh tasnya, Ia mencari-cari benda pipih yang selalu Ia bawa tersebut, akan tetapi tak Ia temui.

Dita menepuk jidatnya "Ah, aku lupa, aku meninggalkannya di rumah Soodam" Dita kembali menyandarkan tubuhnya ke kursi bus setelah menyadari hal tersebut.

Di kampus, saat jam mata kuliah umum, Dita tak melihat Tae ataupun Soodam, kemungkinan Tae masih beristirahat dan juga Soodam pasti kelelahan karena menolong Tae tadi malam, ada sedikit rasa sedih di hati Dita, namun Ia juga senang karena tak harus bertemu dulu dengan Tae.

Dita sudah pulang dari kampus sedari tadi, bukannya pulang karena hari sudah sore, Dita malah pergi menuju sekolah Mark, Ia menunggu Mark, berharap bisa meminta maaf pada Mark, walaupun Ia tau, Ia tak pantas mendapatkan maaf dari Mark, setidaknya Dita harus mencoba meminta maaf pada Mark.

Dita memperhatikan semua siswa yang lewat, ini sudah jam pulang sekolah, tapi Mark tidak terlihat di antara kerumunan.

"Dita?" Ucap seorang siswa mendekati Dita

Dita kaget karena wajah anak lelaki tersebut sangat asing baginya "ya? Kau kenal aku?"

"Kau temannya Mark kan? apa kau mencari Mark?" Tanya seorang lelaki ber  name tag Jaemin tersebut.

Dita mengangguk meski sedikit ragu-ragu.

"Dia sudah beberapa bulan tidak masuk sekolah, hari ini juga belum masuk" Jelas Jaemin salah satu sahabat Mark.

"Benarkah?" Dita mendadak lemas mendengar ucapan Jaemin.

"Kenapa tidak menghubunginya dulu?"

"Hm, aku tidak bisa menghubunginya" Dita menunduk, menggerak-gerakkan kakinya yang berbalut sepatu warna hitam putih.

"Datangi saja rumahnya" Jaemin memberi ide.

"Kau tau rumahnya?" Tanya Dita antusias menatap wajah Jaemin

Jaemin mengangguk menandakan Ia mengetahuinya.

🎵🎵🎵

Dita menatap rumah besar yang pagarnya saja sangat tinggi tersebut, Ia tak menyangka bahwa Mark yang selama ini sangat sederhana memiliki rumah bak istana seperti itu.

Dita meyakinkan dirinya, Ia menarik nafasnya, lalu memberanikan diri mengetuk pintu rumah tersebut.

Seseorang dari balik pintu membukakan pintu untuk Dita, seorang wanita berusia 40 tahunan dengan baju seragam seperti seorang asisten rumah tangga.

"Selamat sore" Dita membungkuk memberi salam

"Soree" sambut sang asisten dengan ramah

"Nona cantik ada perlu apa?" Sambung wanita itu.

"Saya mau cari..."

"Tuan Kim?" Serobot wanita itu, Ia terlihat sangat agresif meskipun sudah berumur.

"Bukan" Dita dengan cepet menggeleng.

"Lalu? oh, Tuan Taehyung?" Tanya wanita itu lagi.

"Taehyung? Tae maksudnya?" Dita memastikan kembali bahwa Taehyung yang dimaksud wanita itu berbeda dengan Tae yang Ia kenal.

"Ah iya, Tuan Tae maksudnya, apa kau mencarinya?" Wanita itu masih antusias.

Dita mencoba menetralkan dirinya, jangan sampai Ia menangis sementara Ia belum yakin benar bahwa Tae yang dimaksud adalah Tae yang Ia kenal.

"Bu, saya ini temannya Mark dan Tae, apa mereka berdua ada di rumah?" Dita memamerkan senyum palsunya.

"Wahh, kebetulan sekali, Tuan Tae itu jarang di rumah, ini aja karena lagi sakit, makannya dia di rumah, Tuan Mark juga ada, mau saya panggilkan kedua-duanya?"

Dita mengangguk, Ia tak sabar bertemu dua orang lelaki tersebut, sang ART tersebut masuk, lalu tak lama kemudian Mark datang, Ia menatap Dita tak percaya kalau Dita bisa datang ke rumahnya, sementara Dita, Ia tak ingat lagi tujuan awalnya datang, Ia sangat penasaran menunggu siapakah Taehyung yang dimaksud.

"Dita" Ucap Mark masih tak menyangka

Tak lama, Tae pun datang, Ia datang sambil ngomel-ngomel, sampai akhirnya mulutnya bungkam melihat Dita di hadapannya, di rumahnya sendiri.

"Dita" Tae langsung menyerobot tangan Dita, tak peduli pada Mark yang juga berdiri di sana.

Dita menepis tangan Tae dengan kasar, Ia tak menyangka, Taehyung salah satu anak di rumah itu adalah Tae yang Ia kenal.

"Kenapa kalian melakukan ini padaku?" Dita tak mampu menahan tangisnya lagi.

"Dit, aku bisa jelasin semuanya, aku gak bermaksud buat nyembunyiin ini semua darimu" Mark berusaha menjelaskan pada Dita.

"Stop Mark, kalian berdua sama saja, tidak ada bedanya, jadi kalian kakak adik? kalian sengaja merencanakan ini semua?"

"Wahhh, aku merasa seperti orang bodoh, di tipu oleh kakak beradik yang mengaku mencintai aku, tapi itu semua hanya kebohongan" Sambung Dita lagi, Ia sudah tidak bisa berpikir jernih.

"Gak Dit, aku gak pernah sudi untuk bekerja sama dengan dia, ini cuma salah paham" Ucap Tae membela diri.

"Kau masih sanggup membela dirimu?" Dita menatap tajam ke arah Tae, rasa kasihan atau rasa bersalahnya telah lenyap karena akhirnya tau bahwa Ia telah di tipu olehnya.

"Kau juga Mark, aku datang kemari untuk meminta maaf padamu, karena aku salah telah mempercayai Tae, tapi apa yang sekarang aku lihat? aku tidak tau aku harus percaya sama siapa lagi" Dita memegangi kepalanya, kepalanya pusing karena sejak tadi malam tak berhenti menangis.

"Maafkan aku Dit" Ucap Mark lembut.

"Kalian berdua, aku harap aku tidak akan punya urusan apa-apa lagi dengan kalian, jangan ganggu hidupku lagi, aku mohon" Dita menyatukan kedua tangannya untuk memohon pada kedua lelaki tersebut.

Dita berbalik, Ia ingin segera pergi dari rumah tersebut, "jangan ikuti aku, tolong, biarkan aku sendiri" ucap Dita mendengar langkah kaki yang ingin mendekatinya, langkah kaki milik Tae itu akhirnya terhenti.

Dita berlari dan langsung mencari Taxi, Ia juga tak mau lagi menatap wajah dua orang yang telah menipunya tersebut.
Sesampainya di rumah, Dita menjatuhkan badannya di kasur, Ia menenggelamkan wajahnya di bantal, menangis dengan sangat kencang menyalurkan rasa kecewa dan sedihnya yang sangat mendalam.

Sampai sini dulu yaa, next week lanjut lagi, hehe.

Jangan lupa like ama komennya yaaa...

[END] My lullaby || Dita,Taehyung, dan Mark.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang