Chapter 2

17 2 0
                                        

Setelah hari kemarin Kathryn si biang gosip sudah memberi informasi akan adanya pengacara baru yang akan bergabung dengan mereka dalam satu ruangan, kini Kathryn sedang sibuk menitah Pak Dodi untuk membersihkan seluruh ruangan, terutama Sofa yang biasa di gunakan untuk menerima klien.

Sudah hampir tiga puluh menit sudah Pak dodi membersihkan ruangan, Bastian yang jengah melihat perlakuan mantan kekasih nya yang di anggap terlalu berlebihan itu akhirnya menyuruh pak Dodi berhenti membersihkan ruangan dan mrlanjutkan pekerjaan lain nya, "Makasih banyak pak Dodi, selamat bekerja kembali pak." Ucapan terakhir Bastian pada pak dodi di akhiri dengan tundukan kepalanya menghormati pak dodi.

"Terimakasih Mas Bas, saya pamit." Jawab pak Dodi lalu setelahnya ia keluar dan menutup pintu ruangan dengan rapat.

"Masa sih emang pengacara muda ganteng yang lo bilang ryn, nggak dateng-dateng." Sambar Shafira dari kursinya.

"Tenang aja, bokap gue sih bilang katanya dia bakal masuk di jam kerja seperti biasa kayak kita."

Shafira menengok jam tangan klasik dengan bahan kulit asli yang berdiameter kecil khas sekali dengan dirinya, sudah hampir pukul sebelas siang tapi sang empu belum juga tiba, padahal kantor sudah buka sejak pukul delapan lebih tiga puluh pagi tadi.

"Mana udah telat satu setengah jam tuh doi." Jawab Shafira enteng.

"Sabar, lo juga pasti nanti naksir. Gue udah liat foto nya."

Shafira hanya tersenyum menanggapi ucapan Kathryn, "Sha, make up lo hari ini bagus banget. Blazer lo juga kayak nya baru ya?." Tanya Kathryn pada Shafira.

"Enggak baru, ini yang bulan lalu gue beli di Bandung pas kerumah nyokap baru gue pake aja. Kalau make-up kayaknya gue tiap hari kayak gini aja." Jawab Shafira yang memang jarang ber make up full seperti Kathryn, Daily make-up ala Shafira ia hanya melakukan skincare routine lalu memakai cushion tipis dengan lipstick nude, sedikit alis karena alis Shafira sudah nyaris sempurna ia biasanya hanya mengisi sedikit alisnya di bagian belakang saja, Shafira juga tidak suka memakai mascara.

"Tapi hari ini lo ada yang beda." Telisik Kathryn. "Lo pake apa sih?."

"Blush? Iya gue pake blush yang lo bilang bagus itu, gue coba ini hasil nya gimana?."

"Kece abis, peach unyu banget, seger keliatannya cantik lo juga pake nya pas nggak terlalu strong juga masih keliatan tipis-tipis manis." Puji Kathryn lagi.

Shafira menaruh kedua telapak tangannya di bawah dagu ala-ala cherybelle lalu tersenyum manis pada Kathryn, "Cantikkkk..." Bukan Kathryn yang bicara melainkan sean yang kini mulai memperhatikan Shafira secara seksama.

"Jadiin gue pacar lah kalau gue cantik, lo mah omong doang sih yan, susah memang buaya kepala merah sana sini nempel. Kemaren hari gue liat lo di lift berduaan sama bu Maya." Cerocos Shafira tanpa ampun.

"Bu maya siapa anji-." Ucapan Sean terpotong kali ini oleh Shafira.

"Apa? Siapa anjing siapa gue?!."

"I love you, Sasha..." Sean memberi finger heart pada Shafira sementara itu Shafira sama sekali tidak menggubris Sean dan fokus pada komputer nya kembali.

"Oh, baik pak saya segera ke sana. Mohon tunggu sebentar ya pak, Baik pak." Terdengar penggalan obrolan dari Kathryn yang baru saja menutup telepon nya dan langsung keluar ruangan tanpa mengatakan apapun pada ke tiga temannya.

-oOo-

"Selamat siang..." Ucap Kathryn dari balik punggung seorang lelaki, seorang pria muda dengan paras menawannya, dan yang paling membuat Kathryn tak bisa memalingkan pandangannya adalah pria di hadapannya ini memiliki tatapan dan sorot mata tajam yang indah.

S H A F I R ATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang