2.Calon penghuni Surga

207 11 1
                                    


Nampak langkah kaki beruntun menuruni tangga musala. Gemuruh para santri menggema di telinga. Ada yang tertawa, membicarakan hal-hal yang penting bahkan tidak penting. Namun, tidak semuanya turun dari musala menuju ke kamar masing-masing. Ada yang masih khusuk merapalkan kalimat-kalimat Ilahiyah, menggulirkan tasbih menghadap kiblat.

Neha, Nafisah, Fita, Lulu, dan tiga lainnya yang bahkan belum Neha kenal, berjalan beriringan menuju ke kamar. Lulu dan Fita yang sudah seperti Spongebob dan Patrick itu, masih sibuk dengan saling memukul satu sama lain menggunakan sajadah masing-masing. Sedangkan Nafisah yang berada di tengah-tengah mereka kesal dengan memasang muka sadisnya seperti Squidward, begitulah julukan mereka bertiga. Namun hal itu, tidak membuat Fita dan Lulu menghentikannya. Ia malah semakin menjadi-jadi dengan keusilan dan kekonyolannya, karena itulah hobi mereka mengganggu Nafisah. Sampai akhirnya Nafisah pergi memisahkan diri dari mereka. Parahnya mereka malah tertawa tanpa merasa berdosa.

Sesampainya di kamar, mereka membuka mukenanya cepat-cepat.

"Eh, sekarang kata Buk Inah lauknya udang loh, kesukaanku banget ayo nanti keburu habis!"

"Yah kok udang sih, ada lauk yang lain enggak?" tanya gadis dengan baju merah kotak-kotak.

"Kayaknya enggak ada sih, kerupuk doang paling," ucap lulu cepat.

"Yah ... masak aku makan kerupuk terus tiga hari ini, padahal terakhir kali aku udah bilang ke Buk Inah kalo aku alergi sama udang," kesalnya.

"Oh iya? Bukankah kamu waktu itu makan udang? Kok enggak papa?" Fita heran.

"Enggak kok!" ketusnya.

"Yasudah jatah mu buat aku saja ya!" pinta Lulu semangat.

"Dasar temen gak ada akhlak! orang Najma lagi kesusahan malah ditambah-tambahin," sahut Fita, yang sudah mulai melipat mukenanya asal.

"Tau gini aku puasa saja, lebih bermanfaat dapet pahala pula, habis diPHP-in mulu sama Buk Inah," ujar Najma kecewa.

"Yasudah yang sabar ya Najma, karena sabar itu disayang Allah!" seru Lulu lagi lengkap dengan memasang wajah tak berdosanya.

Najma hanya mencebikkan bibirnya.

"Neha, ayo ikut! kamu belum makan 'kan?" ajak Fita.

"Belum, tapi Najma bagimana?" tanya Neha khawatir.

"Udah, dia memang gitu biarin saja nanti kalo dia lapar pasti juga makan," jawab Fita sambil menggandeng tangan Neha.

"Kayaknya aku disini saja dulu deh Fit, soalnya aku juga enggak terlalu lapar," ujar Neha tiba-tiba dengan menghentikan langkahnya.

"Yasudah, aku tinggal ya!" seru Fita dan menjauh pergi.

Sedangkan Neha kembali ke kamarnya menghampiri Najma yang sedang sibuk membaca Al qur'an.

"Loh, kamu enggak ke dapur?" tanya Najma heran karena melihat Neha yang tiba-tiba duduk di sampingnya.

"Ah iya, aku cuma lagi belum ingin makan saja." jawabnya singkat.

"Oh iya, kita belum kenalan, namaku Najma dari Jogja," ucapnya seraya  mengulurkan tangannya.

"Aku Neha, dari Jogja juga," ucap Neha menyambut tangan Najma.

"Oh ya? Jogja mana?" Tanyanya heran dan menutup Al qur'annya.

"Kulon Progo, kamu di mana?"

"Aku bantul, tapi aku pernah ke daerah sana di Gunung Kalibiru, view di sana bagus banget," ujar Najma bersemangat, sembari membetulkan posisinya menghadap Neha.

kalam cinta pesantren || SUDAH TERBITTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang