Hari Jum'at adalah hari kerja bakti yang biasa disebut "Ro'an".Ro'an dibagi dengan tiap kelompok. Ada yang membersihkan setiap halaman asrama, ndalem, dapur, bahkan kamar mandi.
Hidup bersih dan mandiri adalah hal yang wajib di pesantren.
Namun, selain itu hari jum'at juga hari terbahagia bagi para santri. Yang mana, para santri banyak yang disambang. Termasuk Neha, yang saat ini juga disambang oleh Yera yaitu saudara perempuan satu-satunya. Sebab sudah sebulan Neha berada di pesantren ini.
"Mbak, ibu mana?"
"Ibu sakit Ne,"
"Terus, udah dibawa ke rumah sakit?"
"Udah Ne, ibu khawatir dengan keadaanmu, dan sekarang, Mbak perhatikan kamu semakin kurusan dengan wajah pucat, kamu sakit?"
"Enggak Mbak, ini efek dari kurang tidur. Nanti minum obat, pasti bakal sembuh,"
"Sini Mbak lihat!" serunya sembari meletakkan punggung tangannya di kening Neha. Namun, Neha mencegahnya dengan sedikit memundurkan sedikit kepalanya ke belakang.
"Mbak jangan panik, ini hal yang biasa, apalagi di pesantren ini ada klinik kok! Jadi tenang saja, Neha pasti baik-baik saja,"
"Tapi, Ne!"
"Udah Mbak, Neha mau makan saja! Neha lapar, kangen masakan rumah!"
Yera pun menurut, memperlihatkan makanan bawaannya.
"Wah, udah lama nih Neha enggak makan gudeg, ada krecek juga!" Mata Neha berbinar, Yera hanya tersenyum senang.
Najma dan Nafisah kebetulan lewat di depan pendopo tempat Neha disambang. Neha meneriaki nama mereka. Najma dan Nafisah pun menghampirinya dan menyalimi saudarinya Neha.
"Ini teman-teman Neha Mbak, yang ini Nafisah dari Malang, dan yang ini Najma dari Bantul,"
"Oh Bantul, tetanggaan dong?"
Najma hanya tersenyum.
"Udah duduk aja! Kalian belum disambang 'kan?" tanya Neha.
Keduanya menggeleng.
"Ini makan! Pasti kamu kangen 'kan makanan khas Jogja? Nafisah juga belum tau 'kan makanan ini?"
Mata Najma dan Nafisah berbinar. Mereka pun duduk di sebelah Neha malu-malu.
Sejenak, Neha telah melupakan bebannya, bersama keluarga dan teman-temannya.
Setelah makan, Neha mengajak Yera masuk ke asrama. Suara lantunan ayat suci bersahutan di musala. Santri tahfiz berkumpul membaca Al qur'an berurutan yang biasa disebut hataman.
Neha menyapa mereka dan memberikan sebungkus kue geplak berwarna warni.
"Wah, makasih Neha!" Seru salah satu santri yang sedang menunggu giliran membaca Al qur'an di microphone.
Neha menuju ke kamarnya.
"Nah Mbak, ini kamar Neha! itu lokernya!" serunya sambil menunjuk ke arah pojokan paling atas.
KAMU SEDANG MEMBACA
kalam cinta pesantren || SUDAH TERBIT
Novela Juvenilperjuangan seorang santri dalam menahan nafsunya di jalan allah, dan memilih menyembunyikan sedalam mungkin cintanya terhadap yang belum halal untuknya