𝟎𝟗.𝐍𝐢𝐥𝐚𝐢 𝐝𝐚𝐧 𝐫𝐨𝐨𝐟𝐭𝐨𝐩

27 6 0
                                    

"Paman,bantu saya buat ketemu sama adik paman."Pinta Renjun lalu mengenggam kedua tangan pria yang ada di depannya itu.

" Tapi,masuk kedalam dunia mereka bukan hal yang mudah.Jika kamu melakukan kesalahan sedikit maka,kamu tidak akan bisa kembali lagi ke dunia asalmu."Balas Renjun yang berusia dua puluhan itu.

"Saya mohon.Jika tidak,adik paman akan terus mengincar teman-teman saya."

Renjun dewasa itu memalingkan pandangannya,ia tak ingin orang yang tak bersalah menjadi korban gara-gara keegoisan adiknya.Ia mengangguk kaku,mengijinkan pemuda itu untuk masuk kedalam dunia yang belum seharusnya mereka masuki.

"Baik,tapi kamu harus cepat."

Tujuh jam sebelumnya...

"Yangyang,gue mau ngomong  sama lu."

Yangyang yang saat itu tengah bermain game langsung berhenti,"Apaan?"

Renjun duduk di depannya,memandangi wajah lawan bicaranya yang sekarang beralih menatapnya.Keadaan menjadi hening,Yangyang memiringkan kepalanya dan tangannya perlahan hendak meraih ponselnya namun sempat ditahan oleh Renjun.

"Cepetan kalo ngomong." Ketus Yangyang.

Renjun mengubah posisi duduknya dan mulai menyiapkan topik pembicaraan yang sudah ia hafalkan semalam.

"Lo semalam pergi kemana? Gimana caranya lo bisa masuk sekolah sedangkan seragam lo kan ada di apartemen." Tanya Renjun.

"Rumah kak Mark,dan lo tau? Gara-gara sikap kekanak-kanakan lo itu,gue rela nahan malu pas bilang ke kak Mark kalo gue mau nginep dirumahnya." Balas Yangyang sambil menggeleng kan kepalanya,"Lo pikir Yiren tau kalo gue,lo,suka sama dia?"

"Ya kagaklah! Makanya gue sekarang udah berhenti buat suka sama dia lagi.Sekarang gua kasih peluang ke lo buat deketin dia."Tambahnya.

"Maaf."

Yangyang menaikkan alisnya saat mendengar ucapan permintaan maaf dari pemuda mungil yang ada di depannya itu,"Maaf? Buat?"

"Karena sikap kekanak-kanakan gue,karena sikap egois gue,lo harus rela ngalah demi gue,lo bahkan rela nginep dirumah kak Mark gara-gara masalah gak masuk akal ini."Jelasnya yang berhasil membuat Yangyang tertawa kecil," Apaan ini? Lo minta maaf? Biasanya juga gue yang terpaksa minta maaf ke lo."

"Maaf."Ucap Renjun lagi sambil menunduk.

Tak lama kedua telinga Renjun merasa tak asing dengan suara itu,suara isakan yang berasal dari Renjun berhasil membuatnya kembali tertawa.

" Heh! Kenapa nangis lo? Berasa kayak minta maaf ke ibu lo aja.Udah weee jangan nangis,lu cowok atau waria ha?"Tanya Yangyang sambil menepuk pelan pundak Renjun berkali-kali.

Bukannya mereda justru tangisan Renjun semakin lama semakin melonjak membuat Yangyang terkejut dan kembali menepuk pelan pundak pemuda itu,"Si anjir malah tambah keras nangisnya nih bocah.Udah weee iya gue maafin.Udah jangan nangis lagi."

"Maaf...huwaaaa...." Renjun melihat kearah Yangyang dan langsung memeluk teman masa kecilnya itu dengan erat.Yangyang hanya bisa tertawa saat melihat wajah merah Renjun dan terus mengusap pundak pemuda itu,"Iya gue maafin,udah jangan nangis lagi.Nangis gue sabet lo entar."

"Ingus lo nempel di seragam gue bodoh!"

Dari balik jendela,Yiren tersenyum saat melihat kedua temannya itu.Ia menoleh kearah Minju yang juga ikut mengintip dari balik jendela kelas dia pemuda itu,"Kita berhasil,Minju."Lirihnya lalu memeluk Minju sambil melompat-lompat kecil.

"Balik ke kelas yuk." Ajak Minju yang langsung di angguki oleh Yiren.

"Nanti ada ulangan matematika,aku semalam belajar tetep aja gak masuk otak."

[✔]2.What's Wrong? 2:Past and FutureTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang