Song recommended:
Cravity-RealizeCatatan:
Putar lagunya kalo udah dikasih kodeMinju berjalan cepat menuju ruang ICU,langkahnya terhenti saat melihat banyak sekali orang yang berada didepan ruangan tersebut yang ia yakini jika mereka adalah orang tua Yangyang,Renjun,dan Yiren.
Ia ingin kembali,ini bukan waktu yang tepat namun saat ia berbalik arah seseorang memanggilnya untuk kesana.
Orang yang memanggilnya barusan adalah ibu Renjun,awalnya Minju sempat menolak beralasan jika dia salah ruangan namun entah bagaimana perempuan paruh baya itu tahu jika sebenarnya dia ingin melihat keadaan Yiren hingga akhirnya lebih baik menurutinya.
"Apa kamu temannya Yiren?"
"I-iya,bibi."
Minju duduk diruang tunggu,ia melihat para orang tua itu terus bolak-balik didepan pintu ICU,sebagian ada juga yang menangis dan tak berhentinya berdo'a agar anak-anak mereka tak mengalami kecelakaan yang serius.
Minju hanya bisa diam.
Diam-diam ikut berdoa agar keselamatan segera menghampiri kedua temannya,meskipun ia tak terlalu kenal dengan Yangyang namun pemuda itu adalah teman Yiren yang berarti termasuk temannya juga.
"Tuhan,tolong segera berikan kabar baik pada kami.Aku tak ingin engkau mengambil mereka berdua,aku tak ingin melihat mereka sedih."
"Tolong kabulkan do'a ku."
Minju berdiri dan menghampiri perempuan paruh baya yang terus duduk diatas lantai rumah sakit yang dingin dengan tak berhentinya berdoa,yang ia yakini jika dia adalah ibu Yiren.Ia duduk disebelahnya,menggenggam kedua tangan yang sedari tadi terus mengepal membuat wanita itu menoleh kearahnya.Minju tersenyum kemudian tangannya terangkat untuk menghapus butiran-butiran berharga yang keluar dari kedua netra wanita yang ada disampingnya itu.
"Bibi tau? Sebelum ini terjadi,kami ada ulangan harian dan Yiren memberitahu saya jika dia harus dapat nilai seratus." Ucapnya berusaha menenangkan ibu Yiren meskipun ia tak yakin berhasil atau tidak.
"Dia bertanya pada saya, ''apakah aku bisa dapat nilai seratus?'', ''bagaimana kalo ibuku marah lagi gara-gara aku gak bisa kasih dia nilai seratus?'', dan banyak lagi."
"Jam terakhir guru kami membagikan hasil ulangan pada kami dan saya bisa lihat wajah Yiren yang senang,senang sekali karena berhasil mendapat nilai sempurna.Dia bilang jika dia ingin menunjukkannya pada kalian berdua,dia sudah tak sabar memberitahu kalian.Bahkan,saking senangnya dia langsung berlari keluar kelas setelah kelas usai."
Minju menunduk dan tanpa izin air matanya tiba-tiba jatuh,"Saya pikir dia sudah pulang kerumah,namun...saat saya baru saja keluar dari pintu sekolah tiba-tiba tepat didepan saya,Yiren dan Yangyang jatuh dari lantai atas."
Minju menghapus air matanya dan masih melanjutkan kalimatnya,"Saya berteriak karena terkejut,banyak murid dan para guru yang mengerumuni saya hingga seseorang menelpon ambulans."
"Renjun,dia baru saja sampai.Bisa saya lihat,dia berusaha untuk menghampiri ambulan yang tengah membawa mereka berdua namun sempat ditahan oleh beberapa guru.Saya masih syok,dan Renjun tak kalah syok dari saya."
"Saya harap anda semua jangan menyalahkan Renjun,ini bukan sepenuhnya kesalahannya.Mungkin ini kecelakaan tak disengaja." Jelasnya tanpa ia sadari para orang tua itu berkumpul untuk mendengar kesaksiannya.
"Bagaimana kamu bisa yakin jika Renjun bukan pelakunya?" Tanya ayah Renjun yang disetujui oleh ayah Yangyang,"Benar,apa kamu mengenal mereka dengan baik?"
KAMU SEDANG MEMBACA
[✔]2.What's Wrong? 2:Past and Future
Fanfiction❨ 𝑺𝒆𝒒𝒖𝒆𝒍 𝒐𝒇 𝑾𝒉𝒂𝒕'𝒔 𝒘𝒓𝒐𝒏𝒈?❩ ❝Ini bukan kesalahannya,mereka orang yang sama diwaktu yang berbeda❞ Jiwa pendendam dimasa lalu kembali datang untuk membalaskan dendamnya,mereka yang tak tahu apa-apa harus menjadi korban karena sebuah...