10. Then I'll be a Fool

96 16 6
                                    

.

.

Author's POV

"dek, si bang Keeho kok ngga ada kabarnya?" tanya seorang pria berumur 40 tahunan pada anaknya dalam suasana makan pagi.

"gatau Pa," jawab Intak singkat, memang pertemuan terakhir mereka kurang lebih dua bulan yang lalu saat Keeho pindah ke Apartemen. Pria itu menghela nafas kemudian menyendok nasi nya.

"Sebenernya Bapak gamau ngusir dia, tapi... kamu tau kan si Om keras banget?" ucapnya. "Dia yang nyuruh Bapak ngusir Keeho."

Intak yang sedang mengunyah sontak berhenti, "Kan Bapak bisa pura-pura, bilang aja udah diusir tapi tetep dirumah kita

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Intak yang sedang mengunyah sontak berhenti, "Kan Bapak bisa pura-pura, bilang aja udah diusir tapi tetep dirumah kita. Lagian bang Keeho bisa bantuin Intak ngerjain tugas-tugas sekolah tau Pa, bang Keeho kan pinter."

"Hhhh... Bapak jadi kepikiran sama dia." Keluh pria itu.

"bang Keeho baik-baik aja, dia tinggal di Apartemen sederhana gitu deket dari kampus." Balas Intak menenangkan bapaknya.

"padahal ya.. waktu kecil tuh Keeho ngga memberontak gitu, tapi setelah masuk geng motor jadi hobi bohong sama orangtua." Ujar pria itu. "kan Bapak sempet tinggal sama dia beberapa taun sebelum nikah sama Mama mu."

"berontaknya gimana sih? Cuman keluar malem ngga ijin aja kan?" cetus Intak kemudian bangkit menuju pantry. "yaudah Intak mau belanja ke swalayan, ada yang mau di titip ga?"

"rokok sebungkus deh." Balas si pria lalu termenung, "eh gabisa deng kamu masih minor pasti gaboleh beli, gausah nak nanti Bapak beli sendiri aja."

.




"ini kembaliannya, terima kasih selamat berbelanja kembali."

Setelah mendapat semua barang di daftar belanja, Intak berniat untuk berkunjung ke unit Keeho seraya ia menekan nomor telponnya.

"napa?" tanya Keeho di seberang telpon.

"mau maen~ hehehe." Jawab Intak dengan mode lucu, "aku abis belanja, sekalian buat abang juga ada. Bentar lagi aku kesana ya."

"heh mana tuh si mbak kok ngilang??"

Tiba-tiba Intak mendengar keributan dua meter dari tempatnya berdiri, terlihat dua siswa sedang bergumul seakan mencari sesuatu.

"tadi gue liat dia masih ngelayanin orang tapi sekarang ngga ada?" tanya salah satu anak dengan mata bundar.

"wah gawat nih kalo sampe lepas pengawasan, bisa-bisa kita ngga digaji bang Keeho!" ucap anak satu lagi yang bermata sayu, mendengar nama sepupunya terucap Intak pun jadi penasaran dan mengikuti mereka.

Ketika Intak hendak masuk ke swalayan ia mendengar suara omelan dari ruang karyawan.

"kerja gini aja ga bener!" cetus suara wanita, "katanya kamu kuat ngangkat barangnya tapi kok kerdusnya sampe ancur lebur? Nanti kalo diprotes produsen gimana??"

PLAK! Terdengar suara benda tumpul yang beradu dengan sesuatu, Intak mendekat berusaha mengintip dari jendela dan menemukan pemandangan dimana seorang wanita dengan rambut pendek tersungkur di hadapan karyawan lain.

"maa—maaf." Ucap wanita itu perlahan berdiri. "saya akan berhati-hati."

"ini juga nih pake segala di plester-plester segala." Cetus karyawan lain mendorongnya, "mau pamer kalo lo teraniaya? Menjijikkan."

Intak mengeluarkan ponselnya mencoba merekam perundungan yang terjadi dalam ruangan karyawan. "kalo viral kan seru nih."

.




Keeho's POV

Biasanya gue gapernah nunggu siapapun pulang, termasuk bokap nyokap yang tergolong sibuk kerja dan pulang malem terus

Tapi gara-gara di kepala gue ada jeritan minta tolong ga berenti berenti.... Gue jadi nungguin Inha pulang kerja.

"Nungguin sapa bang?" tanya Intak dari balik pintu unit

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Nungguin sapa bang?" tanya Intak dari balik pintu unit. "Tumbenan banget nungguin orang, udah deket ya sama penghuni sini?"

"Ya anggep aja gitu." Jawab gue singkat, gue yang seumur hidup resahnya cuman karena takut ketauan balapan liar sama ortu... sekarang gue resah gegara Inha ga pulang-pulang.

"Tau ga sih bang, tadi ya pas aku belanja masa di ruang karyawannya ada perundungan gitu." Celetuk Intak sambil nunjukkin hape di depan gue, "Nih, padahal karyawannya semua cewe tapi ngerundung--"

"Keeho?" suara Inha muncul memecah suasana malam di lantai hunian kami bersamaan dengan Intak yang terkejut.

"He? Dia yang dirundung di video ini bang!" cetusnya, "Anjir... ternyata tetangga abang?"

Serta merta gue lari nyambut dia, liat keadaan dia dan... bibirnya berdarah.

"Kok kamu tumben di luar?" tanya Inha seakan ngga terjadi apa-apa, "Ini kan udah mal--"

"kenapa hal kayak ginian ngga lo ceritain sama gue??" potong gue gusar, "lo minta tolong terus kan pas kejadian?"

Mata Inha berpendar seraya ngelepasin tangan gue dari lengennya, "ka—kamu kenapa kok panik gajelas kayak orang bodoh deh."

"Kalo lo bilang gue bodoh karena kuatirin elo... yaudah gue bakal idup jadi orang bodoh aja!"

.

.

.

If you call me a fool, then I'll be a fool 넌
잊은 건지 너만 위하고 있어
I know it 원래의 널
If I call you stupid, now it's your choice

kira-kira gidu deh~~

Friday, 27th Aug 2021

If You Call Me • P1HARMONY KEEHO ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang