[20] Sebenarnya Mengerti

74 12 4
                                    

“Seengaknya gue mencoba, walaupun sebenarnya gue tau hati lo jelas bukan untuk gue.” — Agen K

“Gue ngga tau kenapa seolah dia bisa memegang kendali atas seruan hati gue, seakan menolak semua benteng yang dibangun pikiran gue untuk ngga jatuh lagi padanya. Hati gue ngga mau bohong.” — Tara

HELLO LAGIIIIII ✨✨

Apakah ada yang nungguin setelah update kemarin???

Masih ada yang nunggu ngga siii???

Hehehehe SELAMAT DATANG DI BIBANG!!! 🎉🎉

— W E L C O M E —

Tara masih menguap kecil begitu Nael sudah beranjak dari gerbang sekolahnya beberapa saat lalu. Membuatnya melangkah dengan gontai ke arah gedung sekolahnya berbarengan dengan puluhan murid pagi itu.

Sial, gara-gara chat Arsya semalam dia jadi sulit untuk memejamkan matanya, untuk tidur. Kenapa sih???? Kenapa seakan pemuda menyebalkan itu mampu dengan mudahnya membuatnya jadi kepikiran seperti itu?!

Arsya dengan mudahnya menggoyahkan benteng pertahanannya yang dibuatnya dengan sulit. Pemuda itu dengan santainya datang, bersikap manis lagi, membuatnya melambung begitu saja tanpa bisa dicegah.

Tara geram dengan dirinya sendiri yang tidak bisa mengontrol perasaanya dengan tegas.

Apasih kelebihan Arsya hingga mampu membuat hatinya selalu berbalik menatap pemuda itu? Padahal dia juga yang menorehkan luka yang dalam pada Tara, membuatnya tidak pernah dekat dengan laki-laki dalam artian yang romantis selama hampir satu tahun ini.

Alasan yang konyol, karena Tara belum bisa melupakan Arsya sepenuhnya. Sialan.

“Tar!”

“APA?!!”

Kenzie jadi termundur begitu saja ketika Tara langsung meneriakinya hanya karena dia menepuk bahunya pelan. Tara jadi melotot karenanya, menutup bibirnya perlahan menatap sosok jangkung Kenzie yang nampak sangat terkejut di depannya sekarang.

“Eh, sorry-sorry, Zie.” ucap Tara sembari meringis kecil menatap Kenzie yang jadi mendengkus sebal menatapnya.

“Galak banget sih, cuma nyapa doang aja digalakin.” cibir Kenzie sembari memutar bola matanya malas membuat Tara jadi mendecak kecil, meninju lengannya begitu saja. “Apalagi?” balasnya sewot.

Tara jadi tertawa karenanya, menatap wajah melotot Kenzie yang justru terlihat menggemaskan. “Hehehe ya maaf kali, elo mah ngagetin gue aja dateng ngga pake salam main nepok dari belakang.”

“Dih, makanya pagi-pagi tuh ngga sambil ngelamun kalau jalan.”

“Lah sewot???” kekeh Tara mendengar nada sebal Kenzie barusan. “Gemesin banget sih, Zie.”

Eh?

Kenzie jadi menatap Tara dengan mata yang melebar lucu. Tara tuh emang suka gitu ya? Suka banget muji sambil senyum cantik ngga pakai aba-aba dulu. Bikin langsung ambyar aja, kan Kenzie juga lagi ngga pegangan.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Aug 28, 2022 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Detak memoriTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang