"(name) udah siap semuanya?" tanya Mama.
Gadis berambut hitam itu mengangguk. "Siap, ma!" serunya bersemangat.
Sang Mama menggandeng tangan putrinya sampai tempat masuk ke pesawat. Dia memberikan tiketnya kepada pramugari yang bertugas.
Setelah tiket diperiksa, pramugari mengizinkan (name) masuk ke pesawat. Sebelum itu, gadis berusia 16 tahun itu menyalami dulu Ibunya.
"Do'ain (name) ya, Ma!" katanya.
"Iya. Maaf ya, Papa gabisa nganterin kamu. Lagi ada pertemuan dadakan soalnya," kata sang Mama.
(name) menggeleng. "Gapapa, kok, Ma. (name) ngerti. Kasih salam buat Papa juga."
Sang Mama mengacungkan jempolnya. "Udah sana berangkat. Hati-hati. Kalau ga tau jalan, tanyain ke orang yang lewat. Jangan sampe malu bertanya sesat dijalan."
Sang Gadis mengangguk paham dan masuk ke pesawat dengan tas selempamg yang menyampir di pundaknya. Koper? Dimasukin ke bagasi pesawat, dong.
Begitu mendapatkan kursinya, dia duduk tenang dan memasang earphone pada kedua telinganya. Menikmati lantunan musik yang menjadi favoritnya. Tak lupa mematikan data ponsel dan menjadikannya mode pesawat.
Jangan dilempar. Mode pesawat bukan berarti hpnya bisa berubah jadi pesawat, bodoh.
"Oke, waktunya menikmati hidup di negeri sakura!" seru (name) senang.
.... Ralat.
Selamat menikmati hidup, (name).
***
Sampai di bandara Narita, (name) mengambil kopernya dan keluar dari Bandara. Dia menunggu taksi diluar.
Kopernya dijadikan tempat duduk dikala kesal menunggu taksi yang tak kunjung datang. Sekalinya datang, malah diserobot orang.
Maybe, siapa cepat dia dapat?
(name) tersenyum penuh arti. Dia berdiri dan menarik kopernya ke tengah jalan. Tepat jauh didepannya, ada mobil yang melaju dengan kecepatan sedang.
Gadis itu membuat tanda stop dengan kedua tangannya yang dikedepankan. Beruntung sang pengendara paham maksudnya dan berhenti. (name) langsung menyerobot masuk ke mobil itu.
"Tolong antar saya ke apartemen xxx di xxx," kata (name) sambil menyerahkan secarik alamat yang Mamanya tulis pakai kanji.
"Baik," timpal sang pengendara.
Dia benar - benar mengantarkan (name) sampai depan apartemennya. Supir itu menawari jasa angkut barang untuk membantunya. Tapi (name) menolak. Karena dia bisa sendiri.
Begitu sampai di apartemennya, dia merebahkan dirinya sebentar sebelum merapihkan barang bawaannya.
Ponsel yang sejak tadi di mode pesawatkan, segera dia ubah dan menyalakan datanya.
(name) meninggalkan ponselnya diatas kasur dan mulai merapikan barang - barangnya. Handphonenya itu memang membutuhkan waktu untuk menerima banyak pesan. Jika dibuka langsung maka akan ngelag. Jadi dia biarkan saja sebentar.
"Anjir si Mama banyak banget masukin dalemannya."
"Lah kok kemeja biru gue ga ada. Apa ketinggalan?"
"Ini sempaknya Abang kok kebawa? Mana warna pink gambar Minnie Mouse pula. Idih."
"Bentar, kok kayak ada yang kurang ya?"
"..... LAH IYA ! TAS SELEMPANG GUE MANA?!"
"Anjir anjir. Itu kan isinya paspor, visa, surat-surat penting sama dompet yang isinya kartu kredit Papa. Mampus ini, mah."
KAMU SEDANG MEMBACA
Langka ! (Tokyo Revengers x Readers)
Fanfiction"Balikin Bakpia gue, maikii!" "Otw nyetok Indomie Ko*cok deh." "Lah ini kain batik?" "Bukan, itu kain Ka'fan." "Sejak kapan ka'fan ada motifnya anjir?" "Au gelap." yak disini (name) merupakan anak Indonesia yang dapat beasiswa SMA ke Jepang. Sialnya...