21. Aku mencintaimu, (name)

1.4K 229 21
                                    

"HAH?! APA?"

"Adik ku akan pergi tawuran besok, tanggal 31 Oktober," kata Misaki.

(name) menyimpan bekalnya di tas dan segera menelpon Takemichi. Untungnya langsung diangkat oleh orang bersangkutan.

"Ada apa, (name)-nee?"

"Kenapa kamu ga bilang besok ada tawuran lagi?" tanya (name) datar.

".... Ku kira (name)-nee tau karena Hanma sekelas dengan mu."

"Ck, aku besok akan ik--"

"DEMI APAPUN! JANGAN KESANA, (NAME)-NEE!!"

"Apa maksud mu? Kenapa aku tidak boleh kesana? Manjiro meminta ku untuk membawa Keisuke kembali ke Toman. Aku sudah berjan--"

"Ku mohon, jangan kesana. Aku tak ingin melihat siapapun mati lagi."

"... Takemichi-kun, sebenarnya siapa kau?"

"A-aku--"

"Kau bertingkah seolah tau semua yang akan terjadi. Memang kau bisa menyembunyikannya dari oranglain, tapi tidak dengan ku. Jujur pada ku, kau siapa?"

"A-aku ... Time traveler."

"Masa depan?"

"Iya."

"Kalau begitu, kenapa kau melarang ku datang besok? Apa aku akan mati?"

"Iya."

".... Jika untuk menyelamatkan seseorang, aku tak masalah akan mati besok pun tak apa."

"(name)-nee, (lastname)-kun juga khawatir padamu. Kumohon, jangan datang."

"Semakin aku dilarang, maka aku semakin penasaran. Sampai besok."

"CHOTTO--"

Tuut

(name) menghela napas. Maniknya di gulirkan ke samping, melirik Misaki yang dari tadi mendengarnya.

"Bagaimana ini, Mi-chan?"
















"KEISUKEE KAU MAU KEMANAA?!"

"Ke tempat pembuangan mobil."

"Ngapain?"

"Gelut."

"Ikut."

"Gak."

Si gadis cemberut. Dia tetap mengekori Baji sampai depan apartemennya. Sang lelaki menghentikan langkahnya dan berbalik.

Kedua manik yang memiliki warna sama itu saling bertubrukan. Baji melihat manik si gadis yang berkilau. Sesuatu dalam dirinya berkata untuk tidak pergi. Tapi sebagian besar bilang untuk pergi.

"Nee-san jangan ikut! Ini ga ada hubungannya sama Nee-san!" bentak Baji.

(name) terdiam sebentar. Dia memainkan jarinya, "aku ingin ikut."

"Ga boleh!"

Baji mengepalkan tangannya. Sebenarnya dia tidak mau melakukan ini. Tapi bagaimana lagi. Agar (name) tetap menurut, dia berpikir ini cara yang bagus.

Bugh!

"Akh... A-apa yang kh--" ucapan (name) terputus karena dia terkapar tak sadarkan diri.

Baji merasa bersalah, "maafkan aku, nee-san."

Baji memindahkan tubuh (name) menjadi bersandar pada tembok. Dia memegang pipi gembul milik sang gadis. Mengusapnya lembut.

Langka ! (Tokyo Revengers x Readers) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang