18. Tentang Kazutora

1.2K 248 19
                                    

"Ada berapa banyak rahasia yang kau sembunyikan dariku, Bang?" gumam (name) sambil menengadahkan kepalanya.

Sehabis dari rumah Manjiro dan mendengarkan semua hal menyangkut Black Dragon dan Kakaknya, (name) izin pamit pulang.

Sebenarnya dia tidak pulang. Gadis Indonesia ini memilih untuk ngadem di taman sambil ngejernihin pikirannya. Dia masih tidak menyangka kalau kakaknya itu dulunya anak geng.

"Kau memukulnya terlalu keras, kak," kata seseorang yang lewat.

"Ya gapapa," balas lawan bicaranya.

(name) meliriknya sekilas. Dua orang remaja lelaki melewatinya dengan penampilan yang .... mengerikan?

Pasalnya di baju mereka ada darah dan kelihatannya muka mereka terluka. Apa mungkin akibat bertengkar?

Kedua pemuda itu menarik atensi (name). Dimana yang satunya berambut kepang berwarna hitam pirang, dan satunya lagi berambut kuning biru seperti es krim minion.

"Lah Anjir, si Anna projen ganti warna rambut?" gumam (name). "Eh itu es krim minion satu kok bisa nyasar ke Jepang, sih. Gimana ceritanya?"

(name) tertawa sendiri. Mengabaikan tatapan orang orang terhadapnya.

"Lho, (name)-chan? Ngapain disini?"

(name) menolehkan kepalanya pada si pemanggil. Misaki duduk di sebelahnya dan memberikan es krim cup yang lagi diskon.

(name) menerimanya, "wah, makasih Mi-chan."

"Sama-sama."

Keduanya saling diam karena bingung harus mengangkat topik obrolan apa. Mereka memakan makanannya dengan tenang.

Misaki melirik (name) yang dari tadi diam sambil memandang kosong ke bawah.

"(name)-chan," panggil Misaki membuatnya menoleh, "kau baik-baik saja?"

Si gadis yang bersangkutan tersenyum, "gak papa, kok."

"Nee, apa aku boleh curhat?"

(name) menahan napasnya. Sejujurnya dia sedang tidak ingin diganggu, tapi dia menahan egonya untuk sekarang.

Mungkin Misaki ingin mengungkapkan hal yang penting. Lagipula, jika tidak penting, (name) akan langsung menyanggah dan pamit pulang.

Kek gua. Kalo penting ya dengerin kalo kagak ya lewat. Kalo lgi bedmut itu juga.

"Ini tentang Adik ku, Hanemiya Kazutora," kata Misaki.

Sontak saja (name) langsung menyaut, "oh! Tadi aku bertemu dengannya."

"Eh Kau bertemu dengan Ka-chan? Bagaimana first impression mu terhadapnya?" tanya Misaki.

"Menurut ku, dia tipe orang yang gampang di manipulatif. Kau tau? Seperti boneka yang dikendalikan dan seperti mobil dengan remote control nya. Juga, tipe yang suka menyalahkan orang lain. Untuk sekarang, itu yang aku dapat dari beberapa gerakan tubuhnya." (name) menjilati es krimnya yang mencair.

Fyi, membaca sifat orang bisa dilihat dari semua gerakan tubuh. Mata, mulut, alis, jidat pas ngerut, dll.

"Eh? Dikenda- ah ... pengaruhnya berkepanjangan," kata Misaki.

"Pengaruh? Maksudnya?" tanya (name).

"Itu, masalah keluarga k--"

"Tunggu Tunggu-, kau yakin mau menceritakan masalah keluarga pada ku? Aku orang luar, loh. Masih orang asing. Kita belum terlalu dekat--"

"Justru itu. Aku suka terbuka kepada orang yang menurut ku clop. Tidak peduli baru kenal sebentar atau lama."

Misaki tersenyum padanya. Jujur, senyuman Misaki itu suka memberikan damage yang cukup besar. Kayak senyuman emak emak pas anaknya ga sengaja retakin Tupperware 👁👄👁

Ya. Kayak gitu. Kesannya maksa banget ga si?

Oke lanjut.

"B-baiklah. Akan kudengarkan sampai selesai," kata (name) kembali fokus pada es krimnya.

"Adik ku, pernah masuk penjara. Dua tahun lalu dia tak sengaja membunuh kakak temannya. Baru beberapa minggu kebelakang, dia keluar dari penjara. Aku berusaha untuk membuatnya kembali bersifat ceria. Dan itu berhasil. Tapi, entah kesambet apa, dia kembali bersifat seperti itu."

Misaki menjeda ucapannya. Rambut hitam sepinggangnya berliuk-liuk mengikuti angin.

"Ya. Benar seperti yang (name)-chan bilang. Ka-chan itu gampang di manipulasi. Apalagi dengan masalah mentalnya. Semuanya berawal dari keluargaku sendiri. Lebih tepatnya pada diriku."

"Dulu, sebelum dia lahir, aku selalu dipukuli oleh Ayah saat melakukan kesalahan. Ibu ku ingin melindungi, tapi selalu berakhir dipukuli juga. Ayah bilang, aku anak diluar nikah. Sejak saat itu, aku tidak bisa merasakan emosi apapun. Marah, sedih, kecewa, senang, gembira, bahagia, semuanya. Aku tidak bisa merasakan emosi apapun."

"Hingga, beberapa bulan setelah itu, usia ku masuk tiga tahun dan dia lahir. Barulah saat itu aku merasakan sebuah emosi. Senang, bahagia. Saat pertama kali dia menggenggam jemari ku pun, aku menangis terharu. Ku pikir, dia lah yang seterusnya menjadi alasan ku untuk terus menjalani hidup. Aku ingin mempertahankan senyuman polosnya."

"Untuk anak berusia tiga tahun, waktu itu, ayah menyiksa ku dengan menempelkan bekas merokoknya pada jidat ku. Saat itu aku tak sengaja menumpahkan susu pada sepatunya."

Misaki menyibakkan poninya. Disana terlihat bekas luka yang membuat (name) melotot tak percaya.

"Aku tak masalah kalau dia menyiksa ku, menyumpah serapahiku, apa pun. Aku tak masalah. Yang tidak tidak bisa kuterima hanya satu. Saat dia menyiksa Kazutora dan membuatnya hilang arah."

"Saat itu, Ibu menyuruh Kazutora memilih untuk ikut kita atau ikut Ayah. Aku yang tidak ingin dia mendapat siksaan yang lebih, memaksanya untuk ikut dengan ku. Dan dia menurutinya."

"Haaah, andai waktu bisa diulang. Aku tidak akan memaksanya seperti itu. Aku- ah tidak, kami egois tidak memikirkan bagaimana perasaan anak itu."

"Dia berakhir memiliki teman yang circle nya berandalan. Awalnya aku menentang, tapi saat melihat teman-temannya yang datang dengan sopan dan izin untuk membawa Kazutora main, baru lah aku mempercayai mereka."

"Ibu membelikannya sebuah motor untuk nya bermain. Tak masalah ibu membelikannya motor. Itu untuk menebus keegoisannya."

"Tak lama setelah itu, Kazutora memasang Tatoo di lehernya. Ibu terlihat berusaha menetralisir rasa marahnya. Dia berakhir memasang wajah datar dan mulai tak memperdulikannya."

"Dia bertanya padaku, 'Nee-chan, apa Ibu membenci ku? Kenapa semua orang membenci ku? Apa Nee-chan juga akan sama seperti mereka?' ucapannya saat itu masih terngiang dikepalaku," Misaki menatap kedepan.

"Dia membuat geng motor bernama Tokyo Manji bersama teman-temannya. Beberapa bulan kemudian, Tak ku sangka, saat aku bangun keesokan harinya, Kazutora dikabarkan masuk penjara akibat berusaha mencuri motor dan membunuh seseorang."

"Emosi ibu langsung meledak saat di persidangan. Bukannya membela, dia malah menyuruh jaksa agung untuk membuat Kazutora jera. Dan mulai saat itu lah, adik ku memiliki penyakit psikis."

"Aku ... sejujurnya, ingin melindungi keluarga ku. Tidak peduli aku anak pungut atau apa kek. Adik ku lah, satu-satunya alasanku untuk tetap hidup."

Misaki menunduk dalam. Rambut hitamnya menutupi sebagian wajahnya, membuat (name) tidak bisa melihat ekspresinya sekarang.

(name) menghela napas kemudian tersenyum. Dia merentangkan tangannya.

"Mi-chan, need hug?"






"Haah..."

"Kenapa, Kazutora?"

"Tidak ada."

'Maafkan aku, Nee-chan'









Tbc

Ada ga org kyk nem gitu?

Kalo ada bagi satu sini :(






Ralibra05

Langka ! (Tokyo Revengers x Readers) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang