14. Kesamaan

1.8K 343 35
                                    

Ceritanya masih plesbek ya gan.

Oke, here we go

***

"A-apa?"

Izana terkekeh gemas dengan tingkah di gadis. Dia menopang dagunya dan melirik ke luar.

Manik lavendernya menatap hamparan senja yang indah.

"Yaa, selain itu aku memang ada keperluan disini," kata Izana.

"Oh keperluan lain. Tapi kenapa bisa nyampe ke sekolah aku?" tanya (name).

"Kebetulan tempat keperluan ku dekat dengan sekolahmu," kata Izana.

"Emang Izana tau darimana aku sekolah di Nekoma?" tanya (name).

".... A-aku bertanya pada satpam. Apa ada orang luar negeri di sekolah itu," kata Izana.

Si gadis memandangnya curiga. Dari awal tidak mungkin cuman kebetulan.

"Izana, jangan berbohong." desak (name).

Lelaki di depannya tampak gelisah hingga akhirnya berdecih pelan," ya, ya. Aku mencari info dari bawahan ku tentang mu."

"Kau punya bawahan? Memangnya pekerjaan mu apa?" tanya (name).

Izana diam tidak menjawab. Dia menatap datar tangan (name) yang memegang crepes.

"Pekerjaan ku tidak terlalu penting. Yang lebih penting....," Izana menggantung kalimatnya. Dia menarik tangan (name) yang memegang makanan itu dan menjilat es yang mencair.

"Jika kau biarkan mencair begitu, seragam mu akan kotor, baka," kata Izana.

Dia menyesap pelan tangan (name) membuat sang pemilik merasakan sengatan listrik kecil yang membuat tubuhnya merinding.

"I-izana, lepas," kata (name) memalingkan pandangannya.

"Hah? Kenapa juga ak--"

"Kita harus turun sekarang. Ini udah dibawah," kata (name) dengan rona tipis di mukanya.

Izana melirik pintu bianglala yang dibuka oleh petugas itu. Seketika dia melepas tangan (name) dan memasang muka datar.

Datar di muka beda lagi di hati.

Mau tau isi hati Izana sekarang ?

Nih

'Jingan, penganggu suasana, kelepasan dikit gapapa kali, ya. Untung di tangan gak berbekas, kalo di leher bisa gawat saya.' kurang lebih gitu.

Keluar dari wahana terakhir yang kereka datangi, (name) membuang bungkus makanan tersebut dan kembali menghampiri Izana.

Dia menatap jam taman yang menunjukkan pukul 18.00.

"(name)-chan, ayo aku antar pulang," kata Izana berjalan duluan.

"Eh gak usah repot-repot, aku bisa sendiri, kok," tolak (name)  halus.

Izana menghentikan langkahnya dan berbalik, "ucap seseorang yang kemudian merepotkan ku dengan belanjaan yang bejibun."

(name) menatap kesal Izana dan menyusulnya. Langkah kaki mereka membawa keduanya keluar dari taman tersebut.

Manik coklat gelap sang gadis menatap kios boba di seberang jalan sana. Dia mendatangi kios tersebut.

Izana yang menyadari tidak ada langkah kaki kecil yang mengikutinya membalikkan badannya.

Didapatnya (name) yang sedang membeli Boba.

Helaan napas kasar keluar dari mulut sang adam, "gak kenyang-kenyang dia. Dasar perut karet."

Langka ! (Tokyo Revengers x Readers) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang