9. Classmate

2.1K 365 30
                                    

Langkah riang (name) membawanya ke berbagai kios yang menjajakan barang jualannya. Dia tidak sampai berdoa di kuil. Hanya mengelilingi sekitarannya saja.

Toleransi ngab.

Sesekali dia bertanya pada pedagang tentang tradisi saat sedang mengadakan festival seperti ini. Dan para pedagang menjawab seadanya.

Sesuai perkataannya, (name) memutuskan untuk berpisah dari Chifuyu dan Baji yang hendak tawuran.

Dia tidak ingin melibatkan dirinya kedalam geng seperti itu. Bisa-bisa beasiswanya beneran di cabut.

"Beli permen apel, ah," gumam (name) sambil menghampiri pedagang permen apel.

Dia membeli satu untuk dirinya sendiri. Saat hendak berjalan keluar, hujan turun membuat festival agak berantakan

"Awas aja kalo sampe bikin permen kapas gue jadi kayak cumi," gumam (name) yang kesal pada hujan.

Sebelumnya dia membeli sebungkus permen kapas berwarna kuning dan berbentuk seperti anak ayam.

Gadis berambut hitam legam itu berteduh di salah satu pohon yang dekat dengan tempatnya.

"Hmm, pulang lewat belakang, ah. Cuman tempat itu yang belum kelewat," kata (name).

Dia berjalan memutar dengan satu tangan memegang bungkusan permen kapan dan satu tangan lainnya melindungi matanya dari air hujan yang perlahan mereda.

Langkah tiba-tiba berhenti saat melihat banyak orang berkelahi dengan motor-motor yang sangat banyak.

Mata coklat gelapnya menyipit guna melihat siapa saja yang terlibat disana. Smiley nampak memukuli orang tanpa ampun meski mukanya tersenyum.

Fiks psycho.

Kini dia beralih pada Chifuyu dan Baji. Ternyata keduanya sangat singkron saat bertarung. Manik biru Chifuyu melirik ke arahnya.

"Pergi dari sini, (name)-nee," gumam Chifuyu yang ajaibnya dapat ditangkap oleh si gadis.

Bukannya menurut, dia malah melempar asal makanannya dan menerjang seseorang yang ada di depannya.

Gadis itu jadi ingat kalau beberapa hari lalu dia sempat menghajar sekumpulan lelaki berseragam putih.

Seringai sendu tampak di wajah ayunya, "Maaf, Ibu, Ayah, Abang. (name) gak bisa jadi gadis yang baik mulai sekarang."

Mikey yang menyadari adanya keheningan dari sebelah barat langsung menolehkan kepalanya kearah sana.

Dia mendapati gadis yang lebih tua itu menunduk dalam. Mengabaikan orang bertubuh besar yang hendak menonjoknya dari belakang.

"NEE-SAN! AWAS!!!"

BRUK!

"AAARRRGHHH!!!"

Kejadian yang berlangsung sangat cepat itu mengundang perhatian dari yang lain. Termasuk Hanma yang tadi sedang berkelahi dengan Mikey.

Mereka melihat (name) dengan keadaan semu basah menduduki orang yang tadi hendak menonjoknya.

Netra coklat gelapnya menatap malas kearah orang-orang itu. Dia berdiri dan menggeret orang tadi.

"Ayo maju, kalian."

Perlahan, musuhnya maju ke arah (name) dan hendak melayangkan pukulan. Si gadis sudah memenjamkan matanya.

Dia penasaran rasanya di tonjok itu bagaimana.

.... Pantas saja Izana lelah meski baru pertama akrab.

Dug!

"Jangan menyentuh Nee-san kami, sialan!" seru Mitsuya melindungi (name).

Langka ! (Tokyo Revengers x Readers) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang