Happy Reading Guys...
Hp itu berbunyi, melihat nomer baru di layarnya. Tapi dia menghiraukannya begitu saja.
***
Mark membuka pintu ruangan Jeno dengan kasar, ia sedikit marah dikarenakan Jeno datang siang hari."Aku tak habis pikir dengan mu, kenapa akhir-akhir ini seakan menghindar dariku, dan hari ini dengan seenak jidat mu datang tengah hari"
"Menghindari bagaimana?, Hari ini aku sibuk Hyung bukan kah aku sudah meminta ijin pada dokter Kim akan masuk siang hari ini"
"Kau tidak makan siang bersama ku, dan setiap diajak keluar setelah pulang kerja kau selalu menolak"
"Aku sibuk Hyung" Jeno cape membahas semua pertanyaan dari Mark.
"Kau selalu saja sibuk, nanti malam kita ke cafe tempat biasa. Nanti akan ada Shotaro" mendengar cerita dari Jaemin bahwa Shotaro menyukai Jeno, Mark bersikeras untuk mendekatkan mereka berdua.
"Aku tak bisa Hyung aku masih banyak pekerjaan dirumah"
"Tidak ada penolakan Jeno"
"Tapi Hyung" Mark meninggalkan Jeno, Mark sedikit kesal kepada Jeno yang selalu bilang sibuk, sibuk, dan sibuk. Jika seperti itu kapan Jeno memiliki kekasih.
***
Shotaro dan Jaemin telah menunggu sekitar 30 menit, tak lama dari itu Jeno dan Mark datang."Maaf lama menunggu"
"Tak masalah"
Mereka berbincang-bincang, tak jarang Shotaro mencuri-curi panda kepada Jeno.
Ponsel Jeno berdering.
...
" Sebentar lagi Oppa jemput, bersiaplah"
...Semua mata yang berada di meja itu tertuju kepada Jeno.
"Siapa yang memanggil mu" pasalnya Mark tidak pernah mendengar Jeno menyebutkan dirinya sendiri dengan panggilan Oppa.
Jeno tidak menggubris pertanyaan Mark, "aku pulang duluan" ia bergegas pergi meninggalkan tiga orang disana.
***
Jeno membuka apartemennya, membawa tas cukup besar. Menyalakan lampu."Maaf jika berantakan" Jeno memasuki, kamarnya dan menaruh tas yang besar itu yang diikuti oleh Renjun.
"Ini kamar Oppa?"
"Ini kamar kita, dan ini juga rumah kita" mendengar ucapan Jeno, Renjun sedikit tersipu malu 'kita' Renjun tersenyum.
"Oppa, bersihkanlah badan dulu, nanti aku siapkan makan malam".
Renjun melihat seisi rumahnya, masuk ke dapur, saat membuka lemari es dia tak menemukan bahan makanan satupun, hanya ada minuman saja.
Renjun membalikan badan saat pintu kamar mandi terbuka, Jeno keluar dengan menggunakan handuk setengah badan, memperlihatkan dada bidang nan berotot. Pipi Renjun merona melihat itu.
"Oppa apa tak ada bahan makanan" keluhnya
"Tidak, Oppa hanya punya ramyeon. Malam ini makan ramyeon"
"Tapi untuk sarapan?"
"Untuk sarapan ada roti"
"Baiklah malam ini kita makan ramyeon"
Malam ini begitu canggung, Renjun dan Jeno bahkan belum lama mengenal satu sama lain dan sekarang mereka berada di tempat tidur berdua.
Renjun duduk di ujung tempat tidurnya, dia masih enggan membaringkan badannya. Sedangkan Jeno hari ini begitu lelah Jeno sudah berbaring lebih dulu, melihat Renjun yang hanya duduk, Jeno menepuk ruang kosong di tempat tidur nya
"Tidurlah ini sudah malam, kau pasti lelah seharian ini. Oppa tidak akan menyentuhmu sebelum kamu mengijinkan oppa untuk menyentuhmu"
Renjun menatap Jeno, emang benar omongan Jeno hari ini ia sangat lelah. Berlahan Renjun memberanikan diri untuk berbaring di samping Jeno.
***
Mark menatap Jeno dengan penuh tanda tanya, pagi-pagi Mark datang ke ruangan Jeno. Mark masih memikirkan kejadian semalam, Mark penasaran siapa yang menghubunginya, cuma penasaran."Ada apa Hyung?"
"Jeno bagaimana jika weekend ini kita double date"
"Tak masalah"
"Ok. Secepatnya aku akan menghubungi Shotaro" Mark berencana double date itu Mark dengan Haechan, sedangkan Jeno dengan Shotaro.
" Kenapa harus menghubungi Shotaro" Jeno bingung.
"Kamu ini, selama ini kita bertiga berusaha menyatukan kamu dengan Shotaro"
"Tapi dia bukan tipe ku Hyung, sudahlah berhenti memberikan ku kenalan-kenalan tak penting"
"Jadi tipe mu itu perempuan seperti apa"
Jeno sedikit terdiam, membayangkan wajah Renjun eeem mungkin berlahan Jeno mulai menyukai istri nya itu. Jeno tersenyum mengingat Renjun, Jeno jadi ingin cepat pulang ke rumah.
"Ya Jeno, kamu senyum-seyum sendiri. Jadi seperti apa tipe mu Jeno?"
TBC...