15. Pengakuan

2.1K 264 9
                                    

Happy Reading...

"Oppa bahasa mu terlalu kasar kepadanya. Jadi apa yang kau lakukan di rumah Jeno" tanya Haechan

***
"Dia istriku" jawab Jeno yang baru saja masuk kedalam.

Ketiga sahabatnya itu bingung, banyak sekali pertanyaan yang akan diberikan kepada Jeno. Namun belum sempat mereka bertanya, Jeno kembali berkata

"Aku akan menceritakannya nanti, sekarang duduklah" Renjun mendekati Jeno dan membawa tas kerja Jeno.

"Oppa pasti lelah, aku sudah menyiapkan air hangat untuk mu" Jeno tersenyum

"Oppa ingin makan apa malam ini?"

"Apapun masakan mu, oppa akan memakannya" Jeno mengacak rambut renjun dan bergegas pergi untuk membersihkan diri.

Sedangkan ketiga sahabatnya itu bingung, mereka baru pertama kali melihat Jeno begitu lembut kepada perempuan. Bahkan selama Jaemin mengenalkan teman-temannya yang cantik Jeno cuek seakan tak berminat untuk berkenalan.

"Kalian pasti sahabat oppa, samapai-sampai kalian mengetahui sandi rumah kita"

Kata 'kita' yang keluar dari mulut kecil Renjun membuat ekspresi ketiga orang disana sulit dimengerti, dan mereka hanya mengagukan kepala sebagai jawaban.

"Kalian mau minum apa?"

"Apapun itu" jawab Haechan. Tak lama Renjun kembali dengan membawa 3 gelas coklat hangat.

"Minumlah, udara di sangat dingin malam ini setidaknya ini bisa sedikit menghangatkan tubuh kalian"

"Apa kamu sudah lama menikah dengan Jeno" tanya Jaemin

"Jika tidak salah baru satu minggu" Renjun menengok ke arah pintu yang terbuka. Jeno keluar dengan menggunakan training hitam dan kaos putih polos.

Jeno duduk di samping Renjun, dan menyandarkan kepala nya di bahu Renjun, dan memeluk pinggang Renjun. Setelah menikah Jeno memang sedikit manja pada Renjun.

"Oppa, malu ada temen-teman oppa" ketiga sahabatnya itu masih heran, mereka belum pernah melihat Jeno sebegitu manja kepada perempuan manapun, ini pertama kalinya mereka melihat dan tak akan di sia-siakan kesempatan langka ini.

Jeno tidak menanggapi pertanyaan Renjun "Owh iya, sepertinya kita harus mengganti sandi rumah kita" ucap Jeno sambil memandang ketiga sahabatnya itu "aku lapar" ucapnya lagi.

"Bagaimana kalau kita makan bersama, kebetulan tadi aku memasak begitu banyak"

Jeno segera beranjak "kalian belum makan malam kan"

"Tentu saja belum, kita dari kantor langsung ke sini" Haechan sangat bersemangat ingin mencicipi masakan istri Jeno itu.

Semuanya sudah di meja makan, Renjun mengambilkan makanan untuk Jeno. Jeno tersenyum, tak salah dia menikahi Renjun yang baik dan perhatian kepadanya.

"Terimakasih... Bagaimana masakan istriku" Renjun malu begitu Jeno mengatakan 'istri'

"Ini sangat enak, pantas saja kau selalu ingin pulang pada saat jam makan siang"

"Owh iya hampir lupa bagaimana dengan pertanyaan ku tadi siang Jen?" Tanya Mark

"Yang mana?"

"Tentang double date"

"Tak masalah" Jeno melirik Renjun "besok kita akan double date, dan aku akan mengajak mu jalan-jalan keliling Seoul" lanjutnya.

Betapa bahagianya Renjun mendengar akan jalan-jalan, bahkan ketika di China saja iya jarang sekali jalan-jalan. Renjun hanya menghabiskan waktu liburnya untuk rebahan di rumahnya, mengingat semua itu Renjun kangen rumahnya, kangen teman-temannya.

Setelah makan malam bersama, ke tiga sahabat Jeno memutuskan untuk pulang.

***
"Oppa bukankah itu aneh?"

"Apanya yang aneh?"

"Jeno, dia terlihat manja sekali pada Renjun"

"Bukankah itu wajar ketika seorang suami bermanja-manjaan kepada istrinya"

Haechan diam, bener juga apa yang dikatakan Mark. Tapi Haechan tidak pernah melihat Jano seperti itu.

Haechan teringat, akan Shotaro. Saat siang tadi Haechan menghubungi gadis itu untuk ikut double date. Haechan menepak jidatnya

"Gawat"

"Apanya yang gawat?"

"Aku baru ingat, jika saat oppa mengajakku untuk double date aku langsung memberitahunya dan yang lebih parahnya aku mengatakan jika dia akan bersama Jeno nantinya... Aissshhh gimana ini"

TBC

Slowly I Love you (NOREN GS)  ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang