12

448 58 28
                                    

Question : Apa bener aura Cesare kayak om2?😂. Soalnya temen q abz baca ini pasti nyebutnya Om Cesare🙈

————————————————-

Batang besi yang keras nyaris meremukkan tengkorak Cesare saat dia membuka pintu kamar tersebut. Beruntung, dia memiliki refleks yang bagus. Pria itu menangkap lampu tidur di tangan Abigail sebelum benda tersebut menghantam kepalanya. Berjuang melepas pegangan gadis itu pada besi berukir yang dia jadikan senjata.

"It's me!" seru Cesare sebelum Abigail melancarkan serangan tambahan.

Seketika, gadis itu menjatuhkan lampu tidur di tangannya. Melompat ke dalam pelukan Cesare tanpa aba-aba.

"I'm so worried," gumam gadis itu di lekukan leher Cesare.

"Aku di sini sekarang. I told you, I won't let anything happen to you." Cesare mendekap Abigail erat, mengecup sisi kepala gadis itu yang tertutup rambut.

Abigail mengangguk tanpa mengangkat wajah, berlama-lama menikmati kehangatan yang melingkupinya. Suara besi yang bergesek dengan lantai menyadarkan gadis itu bahwa mereka tidak sendiri.

"Ini bisa saja mengenaiku." Pietro mengangkat lampu tidur yang tadi tergeletak begitu saja, menimbang beratnya sambil meringis.

"Katamu jangan biarkan orang lain masuk." Abigail melepas pelukannya, meski masih menempelkan tubuh pada Cesare yang merangkul pinggang gadis itu.

"Bukan berarti kau harus menghancurkan kepala setiap orang yang masuk. Apa yang sudah kau ajarkan kepadanya?" Pertanyaan bernada menuduh itu ditujukan pada Cesare.

Pria itu hanya mengangkat bahu ringan. "Several things."

"You look terrible." Abigail meraba perban di dahi Cesare, lalu ke rambut pria itu yang bernoda darah.

"I've been worse." Cesare menanggapi dengan ringan.

"Kita harus bergegas sebelum ada yang datang kemari menjemput Abby." Pietro mengingatkan. Sekaligus untuk memisahkan kedua orang yang mulai membuatnya jengkel karena saling menempel.

Cesare melepas rangkulannya, kemudian mendorong punggung Abigail ke arah Pietro. "Ikut dengan kakakmu."

Seketika, gadis itu mengalihkan tatapan kepada Cesare. "Kita akan menemui Parra, kan?"

"Dia akan bertemu Parra." Pietro menekankan setiap kata dalam kalimatnya. "Sementara kau akan pergi jauh dari sini."

"Aku tidak akan pergi seorang diri. Kita semua bisa pergi bersama." Abigail menatap Pietro dan Cesare bergantian, heran karena merasa tidak ada yang perlu tertahan di rumah ini untuk menghadapi Parra. Mereka bisa saja pergi bersama Abigail dan berlian di tangan Cesare. Tidak perlu ada pertumpahan darah.

"He'll chase us. I have to end this."

Wajah Abigail memucat begitu memahami maksud Cesare. Dia menggelengkan kepala kuat, menolak ide tersebut mentah-mentah. "Kau tidak akan menghadapinya. Tidak dengan kondisimu yang sekarang."

"I'll be fine." Cesare berkata tenang.

"Stop lying to me! Aku tahu kau sudah siap, tapi aku tidak. Aku tidak akan kehilangan dirimu hanya karena harga diri konyolmu itu!"

Mata Cesare menyipit dengan berbahaya. "I do it for us."

"You're not. It's never us. It's just you. Kalau kau melakukannya demi kita, maka kau akan memikirkan diriku juga. But, you're not. You egoistic bastard...." Abigail mulai memukul dada Cesare dengan kepalannya, melampiaskan frustrasi dan amarahnya. Pria itu membiarkannya, hanya berdiri diam tanpa niat untuk menghentikan pukulan bertubi yang dia terima. Abigail mulai tersedu, lalu menyandarkan kepalanya ke dada Cesare yang sejak tadi menjadi sasaran kemarahannya.

Bound to YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang