halaman satu

5.6K 234 15
                                    






'BANGUN PEMALAS! BUKA MATAMU ATAU GERBANG SEKOLAH AKAN MENGURUNGMU DI LUAR!'




"Hmm, ya. Aku akan segera bangun..." Ia menggeser tombol snooze di ponselnya dan kembali memejamkan mata.



'NA JAEMIN, JANGAN MENGGESER TOMBOL SNOOZE! BANGUN! CEPAT BANGUN!'



Jaemin mendecak, "astaga, di mana tombol snooze—"


'BANGUN ATAU AKU AKAN TENDANG BOKONGMU DALAM HITUNGAN 10!'


"IYA IYA AKU BANGUN! ASTAGA ALARM INI BISA MEMBUATKU GILA!"



Jaemin menatap sinis ponsel miliknya yang sudah tidak bersuara keras lagi, baginya alarm itu sangat mengerikan. Apalagi jika di pagi hari.



Dan Jaemin rasa ia tidak pernah membuat alarm dengan sound seperti ini.


























Epoch'
Don't hate someone too much, later you will fall in love with him.


































Na Jaemin— murid yang baru saja naik kelas tiga sekolah menengah atas— menggigit roti isi dengan langkah terburu saat pintu lift apartemen terbuka lebar.







Ia melirik beberapa orang tengah sibuk membawa kardus besar menuju lantai atas, sepertinya ada orang yang baru pindah.







Sesekali Jaemin melihat jam tangannya, dia sudah berjanji pada dirinya sendiri untuk tidak terlambat ke sekolah, lagi.







BRUK



Jaemin tahu ia salah telah menabrak tanpa sengaja ke seseorang yang sedang memegang cup berisikan kopi, ia sempat menunduk meminta maaf dan kembali berlari menuju halte bus sekolah.





"Ya Tuhan, perjuanganku untuk bangun pagi dan menyetrika pakaian ini terasa sia-sia." Orang itu bergumam lelah.






















;















Pagi itu semua murid yang memenuhi gerbang sekolah berjalan menepi melihat 5 mobil berjejer rapi melewati gerbang dan memasuki parkiran khusus mobil. Banyak dari para siswi berteriak histeris begitu tahu siapa yang ada di dalam mobil tersebut, mereka konglomerat? Bukan begitu, bisa dikatakan mereka adalah idolanya para murid dan ekhem para guru juga.





5 pintu mobil tadi terbuka secara bersamaan memperlihatkan para pemuda tampan yang membuat banyak murid berteriak kagum.






"Selamat datang kembali kita semua." Ucap Jungwoo seraya merentangkan kedua tangan.


"Semoga aku tidak menjadi wali kelas manapun tahun ini." ujar Johnny sambil memperbaiki dasinya di kaca mobil.


"Aku juga, Yuta—jangan mulai menebar pesona." Jaehyun memperingati Yuta yang sedang melambai-lambai ke beberapa murid.




"Aku dengar dari Kepala Sekolah kau sudah memiliki ruangan konseling sendiri, benar tidak?" Pertanyaan Jungwoo diangguki oleh Doyoung.



"Sebuah bentuk apresiasi darinya karena aku membuat murid yang bermasalah menjadi lebih baik demi masa depan."



"Omong-omong di mana Taeil?"



epoch' [ nomin ] ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang