halaman tiga puluh

720 75 6
                                    


Rumah sakit menjadi terlihat sangat sibuk ketika menerima korban kebakaran di sore itu, suara ringisan beserta sirine ambulance menjadi backsound di rumah sakit besar ini. Ruang rawat hampir penuh dengan para korban membuat perawat dan dokter kewalahan mengatasi keadaan.






Mata yang sedari tadi tertutup itu pun terbuka perlahan, pusing masih terasa mendera di kepala, tarikan napasnya juga terdengar kepayahan. Beruntung ia diberikan masker oksigen agar lebih mudah untuk bernapas, rasanya tadi ia seperti lupa bagaimana cara menghirup udara segar dengan normal akibat asap tebal itu. Ia melirik tangannya yang ditancapkan jarum infus, ini rumah sakit, pikirnya.



Jaemin memperhatikan sekelilingnya yang hanya ditutupi dengan kain menjulang tinggi, ia sedikit penasaran bagaimana keadaan anak kecil yang diselamatkannya tadi. Apakah dia baik-baik saja? Jaemin harap iya.


Karena rasa sakit di kepalanya masih terasa, Jaemin memutuskan untuk menutup matanya kembali barang sebentar, dia juga merasa sedikit mengantuk.














—Epoch'
Don't hate someone too much, later you will fall in love with him.














"Pasien bernama Na Jaemin? Mari ikut saya." Jeno mengikuti perawat tersebut kemana ia berjalan, sesekali dia melirik melihat orang-orang yang menjadi korban kebakaran.



Ia melihat ada orang yang mendapat luka bakar melepuh dan itu membuat Jeno ikut meringis, apa Jaemin-nya seperti itu juga? Jeno lantas menggelengkan kepalanya cepat, tidak. Pasti Jaemin baik-baik saja, Jaemin orang yang kuat bukan?


Tapi orang yang kuat pun bisa merasakan sakit walau itu hanya sebuah goresan kecil.


Perawat tersebut membuka tirai yang tertutup sejak pasien itu berada di sana, mata Jeno menatap tak percaya apa yang ia lihat didepannya saat ini.



Jeno segera memegang lembut tangan yang tidak diberi infus namun dibalutkan dengan perban menutup luka bakarnya.


"Jaemin.." lirihnya. Jeno menatap wajah Jaemin yang terlihat sedikit tertutup akibat terhalang masker oksigen.



"Maafkan aku, maafkan aku, Na. Maaf..." Ia berusaha sekuat mungkin menahan isak tangisnya.




"Permisi, bagaimana dengan keadaan Na Jaemin?" Tanya Doyoung ke perawat yang tadi membawa mereka ke kasur Jaemin.






"Luka bakarnya sedikit serius hingga harus diperban, selain luka bakar di tangannya, terdapat juga luka goresan yang panjang. Sepertinya ia tergores sesuatu yang tajam saat berada di supermarket itu."




Jaehyun mengusap wajahnya dengan kasar, ia bahkan tidak tega melihat keadaan adiknya tapi ketika mendengar detailnya dia semakin ingin marah dengan dirinya sendiri.


"Menurut kesaksian ada yang melihatnya sudah sampai di pintu keluar, namun dia kembali berlari masuk kedalam."

Dahi Taeil berkerut bingung, "kenapa dia berbalik?"


"Ketika petugas pemadam kebakaran menyelamatkannya, mereka menemukan Jaemin-ssi tidak sendirian, melainkan dengan seorang anak kecil di pelukannya dengan cardigan yang menutup hidung dan mulut anak itu, Jaemin-ssi berusaha menyelamatkan anak kecil itu dan ia berhasil."






Mereka saling bertatapan tak percaya saat mendengar pernyataan dari perawat itu. Na Jaemin dan segala keajaibannya.



Perawat tersebut menunduk sopan lalu pergi kembali ke tempatnya berada, Yuta menepuk bahu Jeno berusaha menguatkannya.



epoch' [ nomin ] ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang