Semua kembali seperti hari-hari para murid biasanya, belajar. Bagaimana dengan Jaemin? Kemarin beberapa kali dia selalu mengatakan kalimat 'membosankan' di dalam apartemennya. Sekolah baru dimulai dua minggu ini dan dengan tega gurunya sudah memberikan pekerjaan rumah.
Kepalanya sudah sangat pusing ditambah harus bertetangga dengan Jeno.
Seperti pepatah, sudah jatuh tertimpa tangga pula. Bagaimana? Mirip kan?
Tidak juga.
Omong-omong soal Jeno, ia beberapa kali pernah mengajak bicara Jaemin tentang hal yang tak masuk akal. Seperti—
"Apa kau tahu kenapa nama sumbu Y dan X harus ada di dunia matematika?"
Atau—
"Kenapa kau membuang sampahmu di kotak sampah milikku? Buang ke kotak yang lain sana!"
Padahal kotak sampah itu memang milik gedung apartemen ini...
Dan lebih menyeramkannya lagi—
"Bagaimana jika kopi panas seperti waktu itu tertumpah di kepalamu?"
Jaemin bergidik ngeri, dia sedikit heran dengan Jeno, maksudnya iya tahu Jaemin memang salah tetapi bisakah aura Jeno yang menakutkan itu dihilangkan saja? Ia sudah berkali-kali meminta maaf tapi selalu ditolak Jeno, alasannya?
'Belum saatnya untuk memaafkanmu.'
Lalu kapan ini akan berakhir?!
—Epoch'
Don't hate someone too much, later you will fall in love with him."Uang kas, uang kas, uang kas! Cepat kemarikan uangmu!"
"Aisssh Somi-ya, kau tega sekali ingin memalakku sepagi ini, aku bahkan belum membeli apapun untuk sarapan."
"Apa peduliku? Kau sudah menunggak lebih dari tiga minggu."
Bahu Somi dipukul pelan dari belakang, "kita sekolah juga baru dua minggu, galak boleh tapi bodoh jangan."
"Lee Daehwi, kau cukup diam saja dan jangan bicara atau kau akan membayar uang kas milikku selama satu bulan penuh."
Daehwi— sahabat Somi— ia langsung menutup mulut dan mengangguk cepat.
"Sampai di mana— KAU! BAYAR UANG KAS!" Somi mencegah teman sekelasnya yang baru saja masuk.
Haechan merenggangkan sendi kedua tangannya, "haaaah, indahnya pagiku hari ini yang diisi dengan segala umpatan."
"Kalau tidak salah kita ada tugas dari pak Johnny kan?" Renjun membuka suara.
"Yang mana?! Astaga Renjun-ah, kau jangan membuatku terkena sakit jantung!" Jaemin berusaha mengingat-ingat tugas yang mana Renjun maksud.
"Pengalihan isu! Kita tidak ada tugas dari pak Johnny!" Haechan menoyor kepala Renjun sebal.
"Permisi, apa ada kak Renjun?"
Haechan menyenggol lengan Renjun, "ada yang mencarimu."
Renjun menghela napasnya sesaat lalu menghampiri adik kelas yang barusan memanggilnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
epoch' [ nomin ] ✓
FanficSeharusnya Jeno percaya dengan kalimat : "Jangan terlalu membenci seseorang, nanti kau akan jatuh cinta dengannya." Dia terlalu meremehkan kalimat itu sehingga secara tidak sadar ia telah jatuh ke dalam pesona seseorang yang ia benci tersebut. ⚠b...