"Aku pikir kau menyuruhku ikut pulang bersama untuk melakukan suatu hal yang penting."
Lantas Jeno langsung menggoyangkan tas yang terbuat dari bahan karton itu di depan wajah Jaemin. "Bagiku sup ayam itu sangatlah penting."
Jaemin mendengus kesal, "setelah ini ingin membeli apa lagi?"
"Ah benar, aku harus membeli beberapa pulpen. Kau tunggu di sini saja, jangan kemana-mana."
Jeno melangkah masuk kedalam toko alat tulis dan meninggalkan Jaemin yang duduk manis di kursi panjang dekat dengan minimarket.
Karena ia merasa bosan sekali pada akhirnya Jaemin bernyanyi pelan, kakinya ikut terhentak-hentak mengikuti irama.
Sekilas Jaemin melirik ada seorang pemuda yang baru saja ikut duduk di sampingnya dari ujung mata, kalau dilihat lebih dekat lagi pemuda itu memiliki luka di pipi dan juga di sekitar lututnya.
Pemuda itu semakin menundukkan kepalanya saat melihat ada banyak orang sibuk mencarinya. Jaemin yang peka dengan keadaan langsung bergeser mendekatinya, itu agar orang-orang tadi tidak merasa curiga bahwa pemuda itu ada disini.
Sesaat pemuda tadi merasa bahunya seperti ditusuk-tusuk kecil dengan telunjuk, "sudah pergi." Ucap Jaemin.
"Kau bicara padaku?" Tanya pemuda itu.
Jaemin mengangguk, "tentu saja. Apa ada orang lain selain kita berdua di kursi ini?"
Benar juga sih.
"Terima kasih banyak sudah membantuku."
Tangan si pemuda itu ditahan oleh Jaemin, "sebentar. Sebelum pergi setidaknya lukamu harus diberi plester dahulu."
Ia ingin menolak, tapi Jaemin sudah mengeluarkan dua plester dari saku celananya.
"Pertama di pipimu, dan yang kedua di lutut."
Jaemin menatap intens pemuda yang baru saja diobatinya. "Harga plester kurasa tidak mahal, selalu siapkan plester di saku celanamu, oke?"
Pemuda itu mengangguk mengerti, "siapa namamu?"
"Na Jaemin," Jaemin menunjuk nametag miliknya. "Dan aku calon dokter."
"Baiklah, dok. Nama saya Lai Guanlin. Terima kasih atas perawatannya."
"Na Jaemin!" Jeno memanggilnya dari arah depan toko alat tulis. Mata Jeno menatap tajam keduanya, sayang sekali Jaemin tidak menyadari itu.
"Aku pergi dulu, sampai jumpa di lain waktu, Guanlin-ssi!"
Guanlin membalas hanya dengan senyuman, ia berusaha mencuri dengar siapa nama orang yang baru saja memanggil Jaemin tadi. Guanlin memperhatikan kedua orang tersebut dengan tatapan yang sulit diartikan.
—Epoch'
Don't hate someone too much, later you will fall in love with him.Jam pelajaran siang itu terasa sangat membosankan, tidak ada sama sekali tugas. Bahkan guru di depan hanya sesekali menerangkan materi dan kembali menyuruh anak didiknya untuk fokus melihat ke layar tv yang menayangkan penjelasan materi. Para murid pun sudah banyak yang terkantuk-kantuk menahan diri agar tidak tertidur.

KAMU SEDANG MEMBACA
epoch' [ nomin ] ✓
FanficSeharusnya Jeno percaya dengan kalimat : "Jangan terlalu membenci seseorang, nanti kau akan jatuh cinta dengannya." Dia terlalu meremehkan kalimat itu sehingga secara tidak sadar ia telah jatuh ke dalam pesona seseorang yang ia benci tersebut. ⚠b...