[Part 7] - Kesepakatan

86 50 264
                                    

Cacing-cacing di perut mereka sudah cukup mendapatkan nutrisi. Waktunya kembali ke kelas untuk menguras habis energi yang telah mereka isi.

Namun, langkah mereka terhenti kala seseorang memanggil salah satu diantara mereka berempat. Mereka menoleh ke sumber suara. Tampak lima orang siswa tengah menghampiri mereka. Entah apa maunya.

"Hai kalian," Sapa salah satu siswa yang tadi sempat membuat Rania dan ketiga sahabatnya menghentikan langkahnya.

"Wah ada apa rame-rame?" Tanya Raka, bukannya membalas sapaan malah bertanya.

"Mau ngelamar siapa nih?" Timpal Gilang dengan kekehan pelan.

Kelima siswa di hadapan mereka ikut terkekeh. Tak terkecuali siswa dengan hoodie hitam yang tadi menyapa Raka.

"Kalian pada mau balik ke kelas?" tanya Kelvin.

"Yakali balik ke Rahmatullah." celetuk Gilang.

Kelvin terkekeh, ternyata begini para bodyguard Rania? Pantas saja Rania betah berteman dengan mereka.

"Ada gerangan apa?" Tanya Raka penasaran.

"Nggak ada, gue cuman mau ajak kalian ketemu nanti di cafe dekat sekolah."

"Perihal apa nih?" Tanya Vizal menyelidik.

"Ada yang mau gue bahas sama kalian."

"Lu mau kita ngebiarin lu buat deketin si Rania kan?" Ucap Gilang to the point.

Sudut bibir Kelvin terangkat. "Salah satunya itu."

"Kenapa gue?" Rania yang sedari tadi hanya bisa menyimak, kini mulai bersuara.

"Ya karena bukan yang lain."

"Maksutnya kenapa harus sukanya ke gue? Masih banyak cewek yang mau sama lo selain gue."

"Gue sukanya cuman sama lo."

"Kenapa gitu?"

"Karena nggak gini."

Rania mendengus kesal. Menyebalkan sekali ternyata orang ini. Sedangkan Kelvin hanya terkekeh, puas melihat raut kesal Rania.

"Mari kita sudahi ketidak jelasan ini dengan khidmat." ujar Gilang seraya merentangkan tangannya layaknya sedang memisahkan orang yang tengah berkelahi.

"Jadi gimana?" tanya Kelvin. Kembali ke pembahasan awal.

"Oke, tapi tanpa Rania." Jawab Raka

"Yap, biar ini jadi urusan para pejantan. Betina nggak perlu ikut." Ujar Vizal menimpali.

Rania hanya bisa mengangguk pasrah, tidak tau harus apa. "Kalian atur aja dah."

"Tuh, Rania sendiri udah setuju. Jadi gimana? Deal?" Tanya Raka seraya mengulurkan tangan.

Kelvin menimang sebentar, setelah itu ia mengangguk seraya menjabat tangan Raka. "Oke, deal."

Gilang menepuk tangannya sekali, kemudian menatap ke arah teman-temannya beserta teman-teman Kelvin. "Gimana saksi? Sah?"

Dan mereka pun kompak menjawab. "SAH!"

"Alhamdulillah."

••••🦋••••

Sesuai dengan kesepakatan siang tadi, kini mereka berkumpul di cafe dekat sekolah. Tentunya tanpa Rania.

My CircleTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang