[Part 5] - Protect

59 31 6
                                    

Rania kini sudah merasa sedikit tenang, dadanya yang semula terasa sakit kini sudah mulai kembali normal.

Sepertinya ia memang harus memberitahu sahabatnya tentang apa yang sebenarnya terjadi. Tapi ia takut, takut nantinya ketiga sahabatnya akan menghajar lelaki yang sudah membuatnya seperti ini.

Ia tidak ingin mereka berkelahi. Hubungan Rania dengan lelaki tak punya hati itu sudah berjalan hampir tiga tahun. Memang awalnya berjalan sangat baik, seperti kebanyakan pasangan romantis pada umumnya. Namun, ketika hubungannya memasuki dua setengah tahun. Sikap lemah lembut dan penyayang itu sirna.

Rania tidak tahu apa yang membuat lelaki itu bisa merubah sifatnya dengan sangat drastis. 180 derajat berbeda dari sifat awal yang Rania kenal.

Ia memutuskan untuk beristirahat, ia juga akan menceritakan apa yang sebenarnya terjadi kepada ketiga sahabatnya esok harinya. Saat ini yang ia butuhkan hanya istirahat, menangis memang sangat melelahkan.

Ke-esokan harinya, Rania dan ketiga sahabatnya berkumpul di basecamp setelah pulang sekolah. Basecamp mereka bukan tempat yang mewah, hanya rumah biasa yang letaknya dekat dengan alam dan tidak terlalu jauh dari rumah mereka.

 Basecamp mereka bukan tempat yang mewah, hanya rumah biasa yang letaknya dekat dengan alam dan tidak terlalu jauh dari rumah mereka

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Kini mereka sedang berada di halaman basecamp. Rania sedang bersantai di Hammock, memejamkan matanya menikmati hembusan angin yang menerpa. Sedangkan Vizal, Raka dan Gilang sedang menikmati kopi di tempat duduk kayu yang tak jauh dari Rania. Mereka baru saja selesai mengerjakan tugas sekolah yang baru saja dibagikan tadi.

"Lo hutang penjelasan ke kita, Ran." ujar Raka memecah keheningan.

Gilang tak segan menabok Raka dengan buku yang ada di depannya. "Biarin si Rania santai dulu napa. Gak peka amat lo jadi orang, heran."

"Lakban aja mulutnya itu," sahut Vizal menimpali sembari menyeruput kopinya.

"Salah mulu gue perasaan." protes Raka tak terima.

Rania membuka kedua matanya, ia menatap langit yang saat ini sedang cerah sembari menghembuskan nafas panjang. "Hubungan gue sama Dimas belakangan ini lagi gak bagus. Dia suka main fisik. Dan apa yang Izal lihat kemarin itu ya lebam karena dipuk-"

"APA!?" Bentak Vizal, Raka dan Gilang serempak.

"Lo kenapa diem aja sih?" geram Gilang dan Vizal.

"Kenapa lo gak cerita ke kita? Kenapa lo nutupin itu dari kita? Lo harusnya cerita Ran, harusnya lo kasih tahu kita. Kita sahabat lo." Serang Raka, ia sangat tidak suka melihat seorang wanita di perlakukan dengan kasar. Apalagi sampai berani bermain fisik.

Terjadi perdebatan diantara mereka. Rania tetap berusaha menceritakan apa yang sebenarnya terjadi walaupun ketiga sahabatnya terus memarahinya.

Mental Rania memang sempat terganggu setelah kejadian yang menimpanya ketika bersama dengan lelaki tak punya hati itu. Hingga saat ini trauma itu masih membekas, ia tidak ingin membuka hati lagi. Ia cukup takut untuk memulai hubungan baru.

My CircleTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang