by svrinai
part of zhkansas
...
"PAPA!" Anak laki-laki itu berlari keluar rumah setelah mendengar suara mobil yang sangat dia kenali. "PAAA!"
Orlando keluar dari kendaraan roda empat itu. Dia menutup mobilnya dan segera masuk ke halaman rumah Arandra. Dia berjongkok di halaman itu, merentangkan kedua tangan, lalu anak satu-satunya masuk ke dalam pelukannya.
Dia melihat Arandra muncul di teras sambil bersedekap. Bahkan sampai detik ini, perempuan itu malas untuk menatapnya.
Orlando mengangkat Ari ke gendongannya sambil berdiri, lalu dia memasuki rumah itu. Rumah keluarga Arandra yang baru terhitung jari dia injaki sejak 5 tahun lamanya.
Arandra memang memutuskan untuk tidak pindah ke rumah baru untuk hidup berdua dengan Ari meski dia bisa untuk itu. Arandra ingin tetap di rumah, bersama Mama dan Papa yang semakin menua.
Ada banyak yang berubah. Termasuk mengenai bagaimana Arandra pada akhirnya mengizinkan Orlando untuk dikenal Ari sebagai ayah biologisnya. Arandra banyak berpikir tentang masa depan Ari.
Satu-satunya jalan terbaik adalah membiarkan Ari tahu bahwa Orlando adalah papanya, lalu baik Arandra dan Orlando memberikan kasih sayang yang berlimpah meskipun mereka tak punya hubungan apa pun.
Suatu saat Ari juga pasti mengerti. Meski berat tentang fakta terlahir di luar pernikahan. Namun, bukan salah Ari yang terlahir di luar nikah, kan?
"Kalau bukan karena permintaan Ari, gue nggak akan manggil lo ke sini," kata Arandra ketika melihat Ari berlari menjauh dari Orlando untuk mengambil bukunya.
Orlando menoleh sambil tersenyum kecil. Apa pun untuk Ari dia lakukan. Pertemuan yang tak sering karena perjanjian tak tertulis mereka masih berlangsung. Arandra meringankan syaratnya, yaitu hanya bertemu dengan Ari jika Ari ingin bermain di tempat umum. Orlando baru boleh ke rumahnya jika dalam kondisi mendesak seperti saat Ari sakit atau menangis ingin bertemu Orlando.
Seperti hari ini. Ari menangis ingin bertemu Orlando dan itu membuat Arandra pusing. Masih kecil, tetapi anaknya itu sangat tahu kelemahan Arandra. Siapa yang tak tega melihat anaknya menangis karena tak diizinkan bertemu dengan papanya?
Setiap bertemu Ari, Orlando akan selalu membawa banyak mainan. Arandra sampai kesal Orlando tahu cara membuat Ari lengket padanya. Karena itu juga Arandra melarang Orlando membawa banyak mainan ke rumah.
Pernah juga Ari ingin melakukan video call dengan Orlando karena kangen. Semua berawal dari Arandra yang menjelaskan tentang fungsi video call itu apa setelah Ari melihat Arandra melakukan panggilan video bersama Riri.
"Udah kewajiban gue untuk selalu ada untuk Ari, kan?" tanya Orlando, memandang Arandra lurus-lurus.
Arandra ikut memandangnya dalam diam, lupa apa yang ingin dia katakan.
"Pa, nanti malam tidur bareng, ya." Ari muncul membawa buku andalannya. "Aku mau belajar ini lagi."
Orlando melirik Arandra yang tengah memandang Ari. Orlando berjongkok di hadapan Ari dan mengusap rambut Ari yang basah. "Kamu habis keramas, ya?"
"Tadi dimandiin sama Mama," balas Ari. "Nanti Papa nginep, kan?"
Orlando tersenyum sedih. "Maaf, sayang. Papa nggak bisa. Papa harus kerja. Nanti yang beliin mainan siapa?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Between The Devil and The Deep Blue Sea
JugendliteraturSELESAI ✔️ "Kalau aku hamil?" Arandra memandang Orlando dengan ragu. Orlando tersenyum menenangkan. "Aku bakalan tanggung jawab." copyright, 2021.