Sheera
Sher
Iya?
Mau ke kantin kan? Bawain gue dompet dong
Okee tempat biasa kan?
Arandra berhenti mendadak ketika melihat sepasang kaki menghalau jalannya. Tak mengalihkan perhatian dari ponsel, dia lalu bergerak ke kiri untuk mengambil jalan kosong. Lagi-lagi seseorang yang belum dia lihat wajahnya itu bergerak ke arah yang sama.
Arandra bergeser lagi dan kembali terhalau oleh orang itu. Arandra mendongak untuk menyemprotkan kata-kata makian. Sebelum melihat wajah di depannya, satu yang terlintas, cowok itu pasti sedang mencari perhatian darinya.
Bukannya mengeluarkan kalimat pedas seperti yang biasa dia lakukan, tetapi dia hanya membisu. Matanya bersinar melihat mangsa empuk di depan mata.
Tipe incaran Arandra selama ini adalah ganteng, anak orang kaya, dan menyukainya. Dan si atlet renang ini belum memenuhi satu syarat, yaitu menyukainya.
Bagaimana bisa menyukainya jika mereka saja tak pernah bertukar sapa? Pikir Arandra.
"Sori?" Cowok itu menaikkan alis. Arandra seketika terbangun dari lamunan. "Mau lewatkan?"
Cowok itu menyingkir, mempersilakan Arandra untuk segera lewat. Saking terpana, Arandra jadi sulit berkata-kata sampai dia hanya melewati Orlando begitu saja dengan wajah terkagum.
***
"Sheera?" teriak Arandra di kursi kantin. Sheera yang berada tak jauh darinya segera menoleh. "Sekalian bawa pastel tiga, ya!"
Sheera mengangkat jempolnya. Arandra kembali teringat cowok tadi. Dia hanya tahu nama cowok itu sekilas.
Orlando.
Tak tahu nama lengkapnya siapa. Saat menjadi siswi baru di STARA, Arandra sempat memperhatikan Orlando beberapa kali dan dia juga masih ingat jelas bagaimana mereka bersitatap selama beberapa detik. Walau hanya sekali, justru karena itu juga masih membekas di ingatan Arandra sampai sekarang.
Walaupun Orlando kaya dan juga tampan, tetapi cowok itu tidak menyukainya. Karena yang terpenting bagi Arandra adalah bagaimana cowok itu menyukainya. Semakin menyukai Arandra, maka Arandra semakin bisa memanfaatkan cowok itu.
Arandra melirik Sheera yang datang membawa pesanan. "Mau tanya, dong?"
"Ya?" Sheera mengernyit.
"Lo tahu Orlando? Yang atlet renang itu?"
"Senior itu?"
"Iya." Arandra mengangguk-angguk. "Lo pasti tahu, kan, ya."
"Dia kan terkenal. Jadi tahu. Kenapa nanyain dia?"
"Enggak...," kata Arandra pelan. Dia bertopang dagu sambil mengingat kapan terakhir mereka berinteraksi.
Tak ada ingatan apa pun selain satu tahun lalu saat masih merupakan siswi baru di sekolah ini. Arandra terlalu sibuk dengan cowok-cowok lain yang datang silih berganti menawarkan hubungan yang semuanya bertepuk sebelah tangan.
Arandra mengerang sambil menarik piring berisi pastel. "Ngapain gue mikir ini, sih?"
"Emang lo mikirin apaan?" tanya Sheera bingung. "Kak Orlando nembak lo?"
"Enggak, lah."
Sheera melihat Terence cs, lalu menunduk dan fokus dengan sendoknya. Terence dan teman-temannya termasuk geng populer di angkatan. Mereka dari jurusan IPS dan akrab dengan Arandra meski Arandra jarang terlihat bersama mereka.
KAMU SEDANG MEMBACA
Between The Devil and The Deep Blue Sea
Teen FictionSELESAI ✔️ "Kalau aku hamil?" Arandra memandang Orlando dengan ragu. Orlando tersenyum menenangkan. "Aku bakalan tanggung jawab." copyright, 2021.