Chapter 5 : Pertempuran Stalingrad

30 6 0
                                    

Hari ini aku sedang bermain Call Of Duty di PS3 di rumah sahabatku Tetron. Ketika kami sedang asik asik bermain, kami tiba tiba mendengar suara ledakan yang cukup keras dan kami langsung berada di sebuah gedung yang terlihat cukup rusak. Kami juga mendengar suara tembakan dan ledakan dari luar gedung. Aku melihat kalau pakaianku sama sekali tidak berubah. Tetron lalu bertanya kepadaku.
Tetron:"Fad, apa kamu tau apa yang terjadi disini?"
Aku lalu menceritakan kepada Tetron tentang kekuatanku, dan kenapa kami bisa sampai disini, dia terdiam setelah mendengar ceritaku.
Tetron:"wow, jadi dimana kita sekarang?"
Fadli:"Stalingrad, tahun 1943"

Tetron:"tunggu, itu berarti..."
Fadli:"yup, kita berada di pertempuran kesukaanmu, pertempuran Stalingrad"
Tetron:"jadi, apa yang kita lakukan sekarang?"
Tepat setelah Tetron mengatakan itu, aku mendengar suara langkah kaki dan seseorang berbicara bahasa Rusia dari luar ruangan tempat kami berada.
Fadli:"sembunyi"
Dengan cepat Tetron langsung bersembunyi di bawah meja, sedangkan aku bersembunyi di dekat pintu. Tidak lama kemudian seseorang yang berpakaian seperti tentara Soviet membuka pintu dan membuat tubuhku tersembunyi di balik pintu tersebut.
Tentara:"Здесь никого нет (tidak ada siapapun disini)"
Secara perlahan lahan aku menutup pintu dan mengendap endap ke belakang tentara tersebut, kemudian aku langsung membekap tentara itu dengan sepenuh tenaga hingga dia pingsan.

Tetron lalu keluar dari tempat persembunyiannya selagi aku menggeledah tubuh dari tentara itu.
Tetron:"apa kamu membunuhnya?"
Fadli:"aku tidak punya cukup kekuatan untuk melakukan itu, dia hanya pingsan"
Aku kemudian mengambil senapan yang dibawa oleh tentara itu, lalu aku mengecek sisa peluru yang ada pada senapan itu.
Fadli:"Mosin-Nagant M1938, pelurunya juga masih lumayan"
Aku lalu melemparkan senapan itu kepada Tetron.
Fadli:"apa kamu bisa menggunakannya?"
Tetron menangkap senapan itu kemudian dia memeriksanya.
Tetron:"Karabin kah? Tidak masalah"
Aku kemudian menggeledah tubuh tentara itu lagi.

Fadli:"aku tidak tau kenapa kamu sangat menyukai senjata lama seperti itu, senjata seperti itu terlihat merepotkan"
Tetron:"meskipun merepotkan, tapi senjata ini cukup ampuh loh"
Tetron:"bagaimana denganmu?"
Aku kemudian menemukan sebuah revolver dengan tipe Nagant M1895 di saku tentara itu. Aku kemudian memeriksa peluru yang tersisa pada pistol itu, dan menunjukannya kepada Tetron.
Fadli:"aku lebih suka pistol"
Aku kemudian berdiri dan melihat kearah Tetron.
Fadli:"kita tidak bisa diam disini terus, kamu lebih ahli tentang sejarah perang dunia 2 dari pada aku, apa kamu tau dimana tempat yang mungkin aman dari tentara Soviet maupun Nazi?"
Tetron:"aku tau beberapa"

Kami kemudian keluar dari ruangan itu, dan secara sangat berhati hati berjalan di dalam gedung sambil mencari jalan keluar. Kami kemudian berhenti di sebuah lorong untuk bersembunyi karena kami mendengar kalau pertempuran diluar semakin gaduh.
Tetron:"tentang perjalanan lintas waktu ini, siapa saja yang pernah tidak sengaja ikut denganmu melintasi waktu selain aku?"
Fadli:"aku masih belum terlalu lama mendapatkan kekuatan ini, jadi selain kamu, hanya Nadia yang pernah tidak sengaja ikut denganku ke abad pertengahan, di zamannya Raja Arthur"
Tetron lalu menyeringai kepadaku.
Tetron:"sedang apa kamu berduaan dengan Nadia?"
Fadli:"bahas tugas kelompok, gausah mikir yang aneh aneh deh"
Tetron:"mikir yang aneh aneh? Aku tidak paham maksudmu"

Tetron masih saja menyeringai sedangkan aku memutar bola mataku. Ekspresi Tetron tiba tiba menjadi serius, dan dia langsung mengangkat senapannya dan membidik ke arah belakangku, dia langsung menembakan senapan itu tepat di sebelah telinga kiriku, dan suara tembakan dari senapan itu langsung membuat telingaku berdengung. Aku kemudian menutupi telinga kiriku dengan tangan.
Fadli:"jangan menembak tepat di sebelah telingaku"
Tetron:"maaf maaf, aku tidak punya cukup waktu untuk membidik tadi"
Tepat setelah itu aku melihat ada dua tentara dengan seragam Nazi muncul di belakang Tetron. Aku langsung menembak dua tentara itu dengan revolver yang aku bawa.

Tidak lama setelah kedua tentara itu tertembak, kami mendengar suara ledakan lagi, namun kali ini suara itu sangatlah kencang dan berasal dari lantai di bawah kami. Kami juga merasakan kalau seluruh gedung bergetar, dan kami tiba tiba langsung kembali ke rumahnya Tetron.
Tetron:"woah, kita sudah kembali ternyata"
Tetron lalu melihat kearah tangannya, tapi kemudian dia kecewa.
Tetron:"yah Karabinnya gk ngikut"
Fadli:"untuk apa kamu menginginkan senapan tadi?"
Tetron:"ayolah Fad, senapan tadi kan keren, lumayan kalo bisa kebawa balik"
Aku hanya menggelengkan kepalaku saja setelah mendengar itu. Aku kemudian melihat ponselku, dan ternyata aku mendapat panggilan dari Nadia.

Aku langsung mengangkat panggilan itu.
Fadli:"halo Nad, ada apa?"
Nadia:"kamu lagi dimana sekarang?"
Fadli:"di rumah Tetron, biasa main"
Fadli:"tadi aku sama Tetron habis dari tahun 1943"
Aku kemudian mendengar kalau dia tertawa.
Nadia:"owh jadi kali ini Tetron yang kena"
Nadia:"tahun 1943 dimana?"
Fadli:"di Stalingrad, Rusia"
Nadia langsung terdiam beberapa detik kemudian dia bertanya dengan nada yang begitu khawatir.
Nadia:"tunggu, aku baru saja mencari di internet, bukankah tahun itu masih terjadi perang dunia ke 2 disana?"
Fadli:"yup, kami terjebak di pertempuran Stalingrad lebih tepatnya"
Nadia:"apa kalian baik baik saja?"
Fadli:"tenang kami baik baik saja, hanya telinga kiriku saja yang masih berdengung gara gara Tetron tadi nembak tepat disamping telingaku"
Tetron:"hei! Bukankah aku sudah minta maaf tadi"
Fadli:"iya iya"
Nadia:"Tetron masih sama kamu?"
Fadli:"iya, kan aku lagi di rumahnya"
Nadia:"aku boleh bicara bentar ama dia gak?"
Aku kemudian memberikan ponselku ke Tetron.
Fadli:"Nadia ingin bicara"

Third person's pov

Tetron meletakan ponselnya Fadli ke telinganya kemudian dia berbicara kepada Nadia.
Tetron:"halo Nad, aku juga baik baik saja kok, kamu tidak perlu khawatir"
Namun Nadia menjawab dengan nada dingin dan cukup menakutkan.
Nadia:"aku sama sekali tidak peduli dengan keadaanmu"
Tetron langsung terdiam ketakutan setelah mendengarnya.
Nadia:"berani sekali kamu hampir menembak telinganya Fadli"
Tetron kemudian menjelaskan kepada Nadia dengan nada pelan karena dia masih sedikit ketakutan.
Tetron:"um, Nad, aku tidak menembak telinganya, tapi aku menembak musuh yang ada di belakang Fadli, hanya saja posisi senapanku"
Namun Nadia malah semakin marah.
Nadia:"jangan menjawabku"
Tetron:"um maaf"
Nadia:"dan juga harusnya kamu bisa melindungi dia lebih baik lagi"
Nadia:"awas saja, lain kali jika kamu hampir menyakiti Fadli lagi, aku akan mengurusmu dengan tanganku sendiri"
Tetron kali ini benar benar ketakutan.
Tetron:"ba-baik"
Dia langsung memberikan kembali ponsel itu kepada Fadli.
Tetron:"pacarmu sangat menakutkan kawan"
Fadli dan Nadia yang ternyata masih tersambung di ponsel langsung berteriak bersamaan.
Fadli & Nadia:"dia / aku bukan pacarnya!!"
Tetron:"eh, masih nyambung ternyata"
Tetron langsung tertawa setelah mendengar itu, dan sedikit melupakan ketakutanya tadi.

Time WandererTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang