Chapter 10 : Perburuan Penyihir

20 4 0
                                    

Aku saat ini sedang berada di apartemenku di tahun 2100 bersama dengan Laura. Kami sedang mengerjakan projek kelompok kami tentang hubungan antara lubang hitam dengan terciptanya alam semesta. Aku tidak tau bagaimana aku bisa memahami hal ini, tapi aku sudah membuang pertanyaan pertanyaan seperti itu sejak lama. Kami terlalu fokus mengerjakan tugas itu sehingga tanpa kami sadari langit di luar sudah menggelap dan hari sudah berganti menjadi malam.
Fadli:"woah gk nyangka ternyata sudah jam segini"
Laura:"wah iya bener, udah malem ternyata"
Aku kemudian berdiri dan mengulurkan tanganku untuk membantunya berdiri.
Fadli:"ayo, aku akan mengantarmu pulang, akan berbahaya jika perempuan sepertimu pulang malam malam seperti ini sendirian"

Laura:"um, aku tidak mau merepotkanmu, jadi bisakah aku menginap disini saja untuk malam ini?"
Laura:"aku mohon"
Aku berpikir sejenak lalu menganggukan kepalaku.
Fadli:"baiklah kalau begitu, kamu mau makan malam apa?"
Laura:"apa saja boleh, aku akan membantumu memasaknya"
Laura meraih tanganku, dan ketika tangan kami bersentuhan kami langsung berpindah keluar ruangan. Aku melihat sekitar dan melihat kalau bangunan disekitar terlihat seperti bangunan bergaya eropa kuno. Aku kemudian melihat Laura yang terlihat cukup kebingungan.
Laura:"eh dimana ini? Bukankah kita tadi berada di apartemenmu, kenapa kita tiba tiba berada di luar? Dan apa yang terjadi pada pakaianku?"

Fadli:"ah, benar ini pertama kalinya kamu ikut denganku"
Fadli:"kita saat ini berada di masa lalu"
Aku kemudian melihat kearah jam tanganku.
Fadli:"lebih tepatnya di Edinburgh di awal tahun 1700 an"
Laura langsung melihat kearahku dengan kagum.
Laura:"wah jadi seperti ini kekuatanmu, ini benar benar keren"
Fadli:"ya walaupun aku sama sekali belum bisa mengendalikannya sih"
Laura:"aku yakin suatu saat nanti kamu pasti akan bisa mengendalikannya"
Fadli:"aku harap"
Tidak lama kemudian kami mendengar suara sorak sorakan tidak jauh dari tempat kami berada.

Kami kemudian memutuskan untuk mendatangi suara itu, dan kami langsung terkejut ketika melihatnya. Kami melihat banyak sekali orang yang bersorak kepada seseorang yang membakar seorang wanita yang diikat di sebuah pasak kayu yang cukup besar. Sorak sorakan orang orang yang ada sangatlah keras hingga jeritan wanita yang sedang dibakar itu menjadi tidak terdengar sama sekali. Laura yang melihat itu langsung terlihat sangat marah dan berusaha menegur mereka semua, tapi aku langsung membungkamnya, dan menariknya pergi dari kota menuju kedalam hutan karena aku mengingat apa yang terjadi disini. Saat aku yakin kalau tidak ada orang lain selain kami di hutan, aku melepaskan Laura.

Laura:"apa apaan sih Fad? Kenapa kamu malah menarikku ke tempat ini? Apa kamu tidak lihat apa yang orang orang itu lakukan? Apa kamu tidak ingin menolong perempuan yang malang itu?"
Fadli:"tentu saja aku ingin melakukan itu, tapi aku tidak bisa, aku juga tidak bisa membiarkanmu melakukan itu"
Laura:"kenapa?"
Fadli:"apa kamu tidak mendengar saat aku bilang kita berada di Edinburgh di awal tahun 1700?"
Laura:"aku dengar kok, memangnya kenapa?"
Fadli:"di tahun ini perburuan besar besaran penyihir di Scotlandia masih terjadi"
Fadli:"orang orang itu pasti mengira kalau perempuan yang mereka bakar itu adalah penyihir, dan jika kita menyelamatkan perempuan itu, mereka pasti akan melakukan hal yang sama kepada kita"

Fadli:"aku tidak mau kehilanganmu"
Laura:"aku pernah membaca tentang peristiwa itu, tapi ada kemungkinan kalau wanita itu bukanlah penyihir, ada beberapa wanita yang bukan penyihir tapi di fitnah sebagai penyihir juga di eksekusi"
Fadli:"aku tau itu, tapi tetap saja....."
Aku menundukan kepalaku kemudian Laura langsung memelukku.
Laura:"aku paham, aku juga tidak ingin kehilangan kamu"
Ketika kami sedang berpelukan, kami mendengar suara gemerisik rerumputan yang saling bergesekan. Kami langsung bersiaga untuk bertarung. Tidak lama kemudian dari balik semak semak muncul seorang wanita muda yang menggunakan tudung dan membawa keranjang kecil berisi tumbuh tumbuhan.

Wanita itu kemudian berbicara kepada kami dengan aksen inggris yang cukup kuat.
???:"what are you doing? They're gonna catch you if you two stay here"
Laura:"who are you?"
???:"my name is Janet, follow me, i know a safe place you two can hide"
Aku dan Laura saling melihat satu sama lain kemudian kami mengangguk dan mengikuti Janet. Janet kemudian membawa kami ke sebuah gubuk tua yang berada tepat di tengah tengah hutan, dan cukup sulit untuk di temukan. Ketika kami memasuki gubuk itu, kami melihat ada sebuah kuali dengan isi suatu cairan yang sedang di panaskan.

Fadli:"why are you helping us?"
Janet:"because like you, my neighbours think that i'm a witch and they want to kill me, so i ran here"
Janet menjawab pertanyaanku sambil memotong motong tumbuhan yang dia ambil tadi, kemudian dia memasukannya ke dalam kuali dan mengaduknya.
Laura:"if you're not a witch, why are you making a potion with those weeds ?"
Fadli:"those are herbs, she's boiling a medicine"
Janet:"owh, you know about these?"
Fadli:"little bit, why are you making it though?"
Janet kemudian membuka pintu lain yang ada di belakangnya dan memperlihatkan orang orang yang terluka dan penuh dengan perban. Kebanyakan dari mereka adalah wanita, tapi ada beberapa anak kecil dan orang tua juga.

Janet:" to help them"
Laura:"what happen to them?"
Janet:"They've protected their families and loved ones who were assumed to be witches"
Janet:"of course they're not, but those morons still beats them"
Janet:"fortunately they can escape, and i brought them here"
Aku dan Laura kembali saling melihat satu sama lain kemudian kami mengangguk.
Laura:"let us help"
Kami kemudian membantu Janet untuk merawat orang orang itu. Walaupun dengan keterbatasan alat dan obat, tapi kami bisa merawat mereka dengan cukup baik.

Setelah kami selesai merawat semua orang, Janet dan orang orang itu tertidur. Sedangkan aku dan Laura tetap bangun, atau lebih tepatnya aku memaksa Laura untuk tetap bangun walaupun Laura terlihat sangat mengantuk. Setelah aku yakin semua sudah tidur, aku menuliskan sebuah pesan di atas secarik kertas dalam bahasa Latin, kemudian aku membawa Laura untuk pergi dari gubuk itu.
Laura:"ada apa Fadli? Kenapa kamu mengajak aku pergi dari tempat itu?"
Aku menundukan kepalaku dan tidak terlalu lama, baru sekitar 10 meter berjalan dari gubuk itu, kami langsung kembali ke apartemenku.
Laura:"woah, jadi kamu tau kapan kita akan kembali keren"
Fadli:"ya, terkadang aku memang bisa merasakan ketika aku akan kembali, tapi bukan karena itu aku membawamu pergi"

Laura:"lalu karena apa?"
Aku kemudian membuka salah satu hologram yang ada di apartemenku, dan aku menunjukan sebuah hasil pencarian web kepada Laura. Setelah melihat itu Laura langsung terkejut dan memelukku sambil menangis. Aku membalas pelukannya untuk menenangkannya. Isi dari hasil pencarian itu adalah "Janet Horne (died 1727) was the last person to be executed legally for witchcraft in the British Isles. Horne and her daughter were arrested in Dornoch in Sutherland and imprisoned on the accusations of her neighbours. Horne was showing signs of senility, and her daughter had a deformity of her hands and feet"

Isi dari pesan yang aku tuliskan untuk Janet adalah
"gratias tibi pro omnibus, numquam te obliviscar. Requiescat in pace

   Ex amicis tuis"

Atau

"terima kasih untuk segalanya, kami tidak akan melupakan kalian. Beristirahatlah dengan tenang

Dari temanmu"

Time WandererTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang