Chapter 14 : Perkumpulan Sekte Sesat

15 4 0
                                    

Hari ini aku sedang berada di kelas dan memperhatikan pelajaran yang di jelaskan oleh guru yang sedang mengajar. Walaupun aku memperhatikan, namun lama lama aku bosan karena aku sudah pernah mempelajari hal yang sama sebelumnya jadi aku sudah memahaminya. Bahkan, saking bosannya sampai sampai aku tanpa sadar menguap dengan cukup lebar.
Nadia langsung menyikut pinggangku ketika dia melihat aku menguap.
Nadia:"Fadli, kalau menguap di tutup, gak sopan tau"
Fadli:"hehe maaf maaf, habisnya aku bosan, andai saja ada hal menarik yang terjadi pasti seru"
Nadia:"bukankah dengan kekuatanmu itu kamu selalu mendapatkan hal yang menarik?"
Fadli:"tapi aku masih saja belum bisa mengendalikannya"

Tidak perlu waktu lama jam pembelajaran selesai, dan jam istirahat pun akhirnya di mulai.
Fadli:"akhirnya"
Aku kemudian keluar dari kelas untuk pergi ke kantin. Namun, seperti biasanya aku tiba tiba langsung berpindah tempat. Kali ini aku berpindah ke lantai 2 sebuah bangunan yang sepertinya adalah sebuah villa. Aku kemudian mendengar suara desahan menggema dari segala arah, dan aku mencium bau darah yang sangat menyengat. Aku kemudian melihat ke lantai 1 dan aku melihat ada banyak sekali orang yang telanjang sedang bercinta, dan ada juga beberapa orang yang menyembelih kepala dari janin yang di gugurkan dan juga bayi bayi yang terlihat baru saja di lahirkan, kemudian mereka meminum dan mengguyur badan mereka dengan darah bayi bayi malang tersebut.

Aku langsung membuang nafasku saat melihat itu.
Fadli:"*huft, aku memang meminta sesuatu yang menarik"
Fadli:"tapi bukan sesuatu seperti ini yang aku inginkan"
Fadli:"dan juga, apa yang harus aku lakukan di sini?"
Aku kemudian melihat sekitar untuk mencari tau apa yang harus aku lakukan, aku kemudian menemukan sebuah altar, dan ada banyak sekali simbol simbol setan dan ada sebuah lambang yang cukup aku kenali.
Fadli:"lambang itu? Sudah kuduga kalau tempat ini menjadi perkumpulan dari para anggota sekte sesat"

Fadli:"ok, aku harus segera keluar, dan melaporkan hal ini secepatnya"
Tepat setelah aku mengatakan itu, aku langsung berpindah keluar. Aku kemudian melihat kearah bangunan yang tadi, dan aku melihat ada patung gurita besar di atap bangunan itu.
Fadli:"rumah gurita kah? Pantas saja"
Fadli:"ok, sekarang tinggal ke kantor polisi"
Lagi lagi setelah aku mengatakan itu aku langsung berpindah, dan kali ini aku berpindah ke kantor polisi kota. Aku kemudian melihat sekitar, dan melihat pakaianku.
Fadli:"sepertinya akan lebih baik kalau aku memakai pakaian yang lebih meyakinkan"
Aku kemudian masuk ke dalam kantor polisi, dan pakaianku langsung berubah menjadi seragam kepolisian lengkap dengan topi untuk menyembunyikan wajahku.

Fadli:"sempurna, sekarang tinggal mencari seseorang yang pangkatnya paling tinggi"
Aku kemudian mencari di dalam kantor polisi dan aku melihat kepala kepolisian yang bernama pak Bambang sedang berbicara dengan seseorang di telepon.
Bambang:"siap, akan segera kami periksa"
Setelah beliau menutup teleponnya, beliau melihat kearahku, dan memanggilku.
Bambang:"kamu, cepat kumpulkan personil sebanyak yang kamu bisa, saya baru saja mendapat banyak sekali laporan kalau ritual perkumpulan aliran sesat sedang di adakan di rumah gurita, kita akan segera melakukan penggerebekan"
Fadli:"siap laksanakan"
Aku memberi hormat kepada beliau, dan langsung pergi untuk mengumpulkan personil.

Fadli:'baru aja aku mau lapor, ternyata udah banyak yang duluan lapor'
Setelah semuanya berkumpul di lapangan depan kantor polisi, pak Bambang memberi kami laporan lengkap, dan tugas yang akan kami lakukan. Setelah selesai, kami semua langsung berangkat menuju rumah gurita untuk melakukan penggerebekan. Saat kami sampai di rumah tersebut, tanpa basa basi kami langsung mendobrak pintu masuk, dan kami langsung menangkap semua anggota sekte sesat yang ada di dalam rumah tersebut. Ada beberapa personil yang terlihat sangat pucat, dan hampir muntah saat melihat keadaan di dalam rumah, tapi mereka bisa menahannya dengan cukup baik.

Bambang:"tegarkan diri kalian, jangan mengendurkan pengawasan kalian"
All:"baik pak"
Kami kemudian mencari ke seluruh area rumah, bahkan hingga pojok pojok tersembunyi untuk memastikan kalau kami berhasil menangkap semua orang, dan tidak ada satupun yang berhasil kabur. Walaupun sejujurnya, aku lebih memilih untuk membunuh mereka semua di tempat atas apa yang telah mereka lakukan, tapi sayangnya aku tidak bisa melakukan itu, aku juga tidak bisa mengatakannya dengan keras. Setelah kami berhasil menangkap mereka semua, kami memaksa mereka untuk memakai pakaian yang layak sebelum kami menggiring mereka ke mobil tahanan. Selama personil yang lainnya menggiring para anggota sekte ke dalam mobil, aku kembali masuk ke dalam rumah itu lagi.

Aku masuk ke dalam ruangan tempat mereka menyimpan mayat mayat bayi dan janin yang telah mereka bunuh. Walaupun di ruangan ini bau dari darahnya sangat menyengat, dan suasananya sangat menyedihkan, tapi aku sama sekali tidak bisa mengangkat kakiku untuk membawaku keluar dari ruangan ini. Aku kemudian mendoakan bayi bayi yang malang itu. Tidak lama kemudian aku merasakan ada seseorang yang menepuk pundakku, dan ternyata orang itu adalah pak Bambang.
Bambang:"kamu baik baik saja?"
Fadli:"saya tidak tau"
Fadli:"sejujurnya saya bingung apa yang orang orang itu pikirkan sampai mereka tega melakukan hal sekejam ini"

Bambang:"kamu tidak perlu mengetahui apa yang mereka pikirkan, karena manusia seperti kita tidak akan bisa memahami apa yang di pikirkan oleh para setan seperti mereka"
Fadli:"bayi bayi yang malang, mereka bahkan tidak di beri kesempatan untuk hidup"
Fadli:"kalau boleh, aku ingin menguburkan mereka dengan layak"
Bambang:"kamu benar, setidaknya kita memang harus menguburkan mereka sebagai permintaan maaf kita, karena kita sudah terlambat untuk menghentikan ini semua dan menyelamatkan mereka"
Fadli:"terima kasih"
Bambang:"tidak perlu berterima kasih, memang inilah yang seharusnya kita lakukan"
Kami kemudian memasukan mayat mayat itu ke kantong mayat, dan memindahkan mereka ke mobil dengan perlahan dan hati hati.

Kami kemudian memandikan dan membungkus mayat mayat itu dengan kain kafan lalu mengubur mereka. Kami menguburkan mereka dalam satu liang lahat, dan menandainya dengan bebatuan, setelah itu kami kembali mendoakan mereka.
Bambang:"semoga mereka bisa tenang di atas sana"
Fadli:"mereka pasti akan tenang, karena mereka masih suci dan masih tidak tau apa apa"
Bambang:"apa masih ada sesuatu yang mengganggumu?"
Fadli:"ada sedikit"
Fadli:"aku baru sadar kalau mereka semua pasti belum memiliki nama, jadi aku ingin menamai mereka supaya kita bisa mendoakan mereka dengan lebih baik"
Bambang:"ah itu benar, kita tidak mungkin terus memanggil mereka  seperti ini"
Setelah mendapat persetujuan, aku kemudian memberi mereka semua nama, bukan hanya nama yang di pilih secara acak, namun nama nama yang sangat indah dan penuh makna. Tepat setelah memberi mereka nama, aku langsung kembali ke dalam kelas. Lalu, ketika aku kembali ke tempat itu beberapa tahun setelahnya ada batu nisan yang berisikan ukiran nama nama yang aku berikan kepada anak anak itu di gerbang masuk pemakaman yang berfungsi sebagai monumen peringatan dari kejadian yang mengerikan ini.

Time WandererTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang