Chapter 16 : Study Wisata

29 4 0
                                    

Hi semua kembali lagi denganku, Fadli. Chapter kali ini akan sedikit berbeda dari chapter yang lain karena, di chapter ini bukan aku yang bercerita melainkan dari sudut pandang orang ketiga, itu saja yang ingin aku sampaikan, selamat menikmati chapternya.

3ps pov

Hari ini kelasnya Fadli sedang mengadakan study wisata. Rencananya mereka akan pergi ke wilayah pantai dan mereka akan berangkat bersama sama menggunakan bis dari sekolah. Sudah ada beberapa teman sekelasnya yang sampai di sekolah saat Fadli datang, dia melihat kalau Nadia juga sudah berada di sekolah, Fadli lalu menyapanya.
Fadli:"yo"
Nadia:"pagi Fad"
Fadli:"masih ini aja yang udah dateng?"

Nadia:"tau sendirilah pasti anak anak yang lain gimana"
Fadli:"kalau Tetron sih aku tau, emang kebo dia, pasti datangnya nanti, palingan nanti pas di bus juga ketiduran lagi"
Nadia:"emangnya kamu enggak?"
Fadli:"kebo juga sih"
Mereka berdua kemudian tertawa, dan sekitar 10 menit kemudian mereka melihat Tetron datang ke arah mereka sambil menguap.
Tetron:"yo"
Fadli:"woah, tumben gk telat Tet?"
Nadia:"iya nih, ini juga masih lumayan pagi, rekor baru nih"
Nadia tertawa sambil bertepuk tangan.
Tetron:"bisakah kalian tidak bekerja sama untuk menghinaku?"
Tetron:"dan juga aku tidak tidur tadi, makanya aku bisa datang pagi"
Tetron kembali menguap.
Fadli:"pantesan"

Mereka kemudian mengobrol dengan teman teman mereka yang lain selagi menunggu yang belum datang untuk datang. Tetron sempat mencari kesempatan untuk tidur di bawah pohon sambil menunggu. Lalu, ketika semuanya sudah berkumpul, Fadli membangunkan Tetron dengan cara mengguyur muka Tetron dengan air dingin.
Fadli:"bangun, kita udah mau berangkat nih"
Tetron:"anjir, temen biadab kamu Fad, lagi enak enak mimpi malah di guyur air, dingin pula"
Fadli:"ya gapapa dong, biar seger, biar gak ngantuk lagi"
Fadli tertawa, kemudian dia membantu Tetron untuk berdiri, dan mereka kemudian mengikuti yang lainnya masuk kedalam bis.

Mereka kemudian duduk bersebelahan karena Nadia sudah duduk bersama dengan temannya yang perempuan. Tapi Nadia menatap kearah Tetron dengan tatapan iri atau cemburu, dan itu membuat Tetron merinding.
Tetron:"ah, mendingan aku duduk di belakang aja deh"
Fadli:"lah kenapa?"
Tetron:"kamu gak lihat tuh Nadia ngelihat kesini kaya cemburu gitu"
Fadli langsung pura pura khawatir dan sedikit menjauh dari Tetron.
Fadli:"eh, maaf Tet, kamu memang adalah sahabatku, tapi aku masih normal, dan akan selalu normal"
Tetron:"bangke! bukan itu yang aku maksud, Nadia kayanya pengen duduk sama kamu, dan karena aku di sini, dia jadi gabisa"
Fadli kemudian hanya tertawa melihat reaksi Tetron.

Fadli:"udah biarin aja, lagi pula Pak Ian sendirikan yang bilang kalo cowok sama cewek gaboleh duduk bareng"
Tetron:"iya sih"
Mereka berdua kemudian mengajak teman mereka yang duduk di depan dan di belakang mereka untuk bermain uno melalui ponsel mereka. Namun, ketika perjalanan sudah menempuh waktu kira kira satu jam, Fadli tertidur karena bosan. Tetron juga sempat tertidur tadi, tapi dia kembali bangun dan bermain game di ponselnya lagi. Sedangkan para cewek ada yang nonton bareng, ngerumpi bareng, dan nyemil bareng. Sekitar setengah jam kemudian, mereka sudah sampai di sebuah terowongan, dan kata supir yang menyetir bis mereka setelah melewati terowongan itu, mereka akan sudah bisa melihat ke arah laut.

Namun, ketika mereka sudah melewati terowongan itu, bukanlah laut yang mereka lihat melainkan pegunungan dan sungai yang luas. Mereka juga melihat ada perkotaan cukup jauh dari tempat mereka berada.
Supir:"loh, jalan ini seharusnya menuju ke arah pantai bukan gunung"
Supir:"dan juga tempat apa ini sebenarnya? Aku belum pernah kesini sebelumnya"
Semua orang langsung bingung, sedangkan Tetron dan Nadia yang menebak apa yang terjadi langsung melihat ke arah Fadli yang masih tertidur.
Tetron:"dia bahkan bisa memindahkan seluruh bis beserta penumpangnya? Secara tidak sadar juga"

Pak Ian:"pak, di sana sepertinya ada kota, bagaimana kalau kita pergi ke sana untuk bertanya?"
Pak supir mengangguk, dan langsung tancap gas menuju kota. Namun, saat mereka sampai di kota, mereka tidak bisa membaca tulisan di kota itu. Pak Ian mencoba untuk turun dan bertanya, tapi ternyata penduduk juga setempat menggunakan bahasa yang tidak beliau pahami, dan beliau kembali kedalam bis.
Ithung:"gimana pak?"
Pak Ian:"saya enggak faham bahasa mereka, tapi yang pasti sepertinya kita ada di luar Indonesia"
All:"di luar Indonesia? Kok bisa?"
Pak Ian:"saya juga tidak tau, andai saja kita memiliki penerjemah, kita paling tidak bisa tau dimana kita berada"

Tetron:"kita memang punya kok pak, dia"
Tetron menunjuk ke arah Fadli yang masih saja tidur.
Tetron:"Fadli bisa memahami bahasa apapun yang ada di dunia ini"
Tetron:'bahkan dia juga paham bahasa di dunia lain'
Pak Ian:"wah, benarkah? Coba bangunkan dia"
Tetron langsung menyeringai dan mencoba untuk balas dendam. Dia mengambil botol dan bersiap untuk mengguyur Fadli, dan reaksi Fadli terlalu cepat hingga Tetron sendiri yang terkena cipratan botol itu. Hal itu membuat semua orang yang melihat itu tertawa, dan membuat Fadli terbangun.
Tetron:"sialan kau"
Fadli:"tidak semudah itu kawan"

Fadli kemudian menyadari kalau semua orang melihat ke arahnya.
Fadli:"ada apa?"
Pak Ian kemudian menjelaskan kepada Fadli, dan Fadli melihat ke arah Tetron dan Nadia dengan tatapan panik. Ketika mereka berdua mengangguk, dia langsung menghembuskan nafasnya.
Fadli:"baiklah, akan saya coba"
Dia kemudian turun dan bertanya kepada penduduk, dan ternyata ada salah satu penduduk yang mengenalnya. Setelah mereka mengobrol beberapa menit, Fadli kembali naik kedalam bus.
Fadli:"Tetron, kamu sendiri juga paham bahasa Jerman, jadi kamu tidak perlu membangunkanku"
Tetron:"owh, kita di Jerman?"
Fadli:"kita di Swiss, lebih tepatnya di kota Zürich"
Fadli:"para penduduk sekitar biasanya menggunakan bahasa Jerman untuk bahasa sehari hari mereka, tapi mereka juga bisa bahasa Inggris kok, jadi kalian tidak perlu khawatir"

Pandhu:"kamu tau kan kalau tidak semua di kelas kita ahli dalam bahasa inggris seperti kamu?"
Fadli:"tenang saja"
Fadli:"owh, dan juga orang yang mengobrol denganku tadi namanya Jeremy"
Fadli:"dia adalah pemilik salah satu hotel yang ada di kota ini, dan setelah aku menjelaskan kepada dia apa yang terjadi, dia menawarkan kota untuk menginap di hotelnya sementara waktu"
Pak Ian:"tapi kita tidak memiliki mata uang negara Swiss"
Fadli:"Jeremy bilang gratis kok"
Pak Ian:"kamu yakin?"
Fadli:"iya, dia adalah teman saya, dan saya dulu pernah membantu dia, jadi dia menganggap ini sebagai rasa terima kasihnya, dan walaupun saya menolak, dia tetap memaksa"
Fadli:"jadi bagaimana?"
Mereka semua berpikir sejenak.
Pak Ian:"baiklah, kita juga tidak bisa kemana mana sih sebelum kita tau sebenarnya apa yang terjadi"
Fadli kemudian kembali turun untuk memanggil Jeremy.

Time WandererTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang