Chapter 6 : Si Janggut Hitam

27 4 0
                                    

Saat ini aku kembali berada di tahun 2100 lagi, aku tidak tau kenapa aku sering kembali ke tahun ini padahal Minerva bilang kalau tahun utamaku adalah 2016, dan karena itulah aku memutuskan untuk menelitinya lebih lanjut. Aku sedang berjalan menuju kelas bersama Alex, lalu tiba tiba kami berpindah dan berada di sebuah pedesaan yang berada di tepi pantai dan pakaian kami berubah menjadi seperti pakaian bajak laut.
Alex:"hm? Oi siapapun yang nyalain VR tolong matiin dong"
Fadli:"ini kenyataan Alex"
Alex:"apa maksudmu?"
Aku kemudian memberitau Alex tentang kekuatanku, dan beberapa hal lainnya. Setelah mendengar ceritaku Alex langsung terlihat seperti berpikir.
Alex:"hmm, menarik, memang sulit untuk di percaya tapi perjalanan melintasi waktu itu tidaklah mustahil, jadi aku akan mempercayaimu"

Fadli:"terima kasih"
Alex:"jadi, apa kamu sudah menemukan teori tentang hal ini?"
Fadli:"belum, mungkin setelah bertemu dengan Minerva suatu saat nanti aku akan mengetahuinya"
Alex:"ngomong ngomong ada dimana kita sekarang?"
Fadli:"1718, di Ocracoke Carolina Utara"
Alex:"jaman bajak laut kah?"
Alex kemudian melihat kearah pantai dan dia melihat ada sebuah galleon yang berlabuh disana.
Alex:"woah sebuah kapal galleon"
Alex lalu melihat nama dari kapal tersebut dan tersenyum.
Alex:"Queen Anne's Revenge"
Fadli:"si janggut hitam kah"

Alex:"kamu mengenalnya?"
Fadli:"tentu"
Aku mengatakan itu bersamaan ketika aku melihat Edward Thatch atau lebih dikenal dengan si janggut hitam sedang berjalan menyusuri desa. Aku kemudian melihat ada anak anak yang tidak sengaja menabrak Thatch, tapi dia tidak marah, dan malah tersenyum kearah anak kecil itu. Alex kemudian berjalan ke sampingku dan melihat kearah yang sama. Aku kemudian berbisik kepada Alex.
Fadli:"berpura puralah menjadi bajak laut, paham?"
Setelah Alex mengangguk, kami berdua berjalan mendekati si janggut hitam. Aku kemudian menyapanya.
Fadli:"yo captain"
Si janggut hitam kemudian melihat kearah kami dan tersenyum.

Thatch:"I'm not your captain anymore kid"
Fadli:"then stop callin' me kid"
Dia lalu malah mengacak acak rambutku sambil tertawa.
Thatch:"you're still a kid to me"
Aku mendengar kalau Alex juga ikut tertawa di belakangku, dan aku langsung meliriknya dengan tajam, tapi dia tetap saja tertawa. Saat kami sedang asik mengobrol, aku melihat ada semacam suar yang di tembakan kelangit, dan tidak lama kemudian kami merasakan guncangan dan ledakan yang cukup keras di sekitar kami. Salah satu kru kapal berlari kearah kami dan Alex langsung bertanya kepadanya.
Alex:"what happen?"
Kru:"British galleons are attacking us with mortars"

Thatch terlihat sangat marah, dan dia langsung memakai topi bajak laut miliknya.
Thatch:"get aboard lads"
Kami semua langsung bergegas menuju Queen Anne's Revenge, tapi aku menghentikan Thatch sebelum dia sempat naik.
Fadli:"Thatch wait, you're already retired, let us deal with them"
Thatch:"no kid, this is our home, and it's my responsibility to protect my home"
Fadli:"oke then"
Aku menghembuskan nafas kemudian membiarkan dia naik, dan aku naik setelah dia. Ketika aku sudah diatas dek, aku melihat Thatch sedang memerintahkan kru yang lain untuk menyiapkan kapal seperti menurunkan layar, menyiapkan meriam, dan menaikan jangkar, dia lalu melihat kearahku.
Thatch:"kid, you take the wheel"

Fadli:"aye captain"
Aku langsung berlari dan memegang kemudi kapal, sedangkan Alex mengurus layar. Kami kemudian langsung berlayar dan menyerang dua kapal galleon milik Inggris. Thatch yang memberi perintah untuk menembakan meriam kepada kapal musuh, sedangkan aku sekuat tenaga mengendalikan kapal supaya kami bisa menenggelamkan kapal musuh dan supaya kapal kami terhindar dari kerusakan yang parah, harus aku akui kalau aku cukup mahir dalam mengendalikan kapal, karena kapal kami hanya terkena tembakan musuh beberapa kali, sedangkan kami berhasil menenggelamkan satu galleon, dan berhasil merusak galleon yang satunya lagi. Tidak lama kemudian kapal musuh yang tersisa akhirnya berhenti bergerak, dan Thatch memintaku untuk mendekatkan kapal kami kekapal musuh.

Thatch, aku, Alex, dan beberapa kru kapal kemudian menaiki kapal musuh untuk menjarah persediaan di kapal tersebut, namun ternyata masih banyak tentara Inggris yang masih hidup di kapal itu. Aku menggunakan pistol flintlock yang aku bawa untuk menembaki musuh, walaupun aku harus selalu mengisinya kembali setiap setelah menembak, sedangkan Alex mengalahkan para musuh menggunakan pedangnya.
Fadli:"woah, tidak kusangka kamu mahir bermain pedang"
Alex:"kamu sendiri sejak kapan bisa make flintlock?"
Fadli:"aku tidak tau, tubuhku bergerak dengan sendirinya"
Kami berdua berhasil mengalahkan cukup banyak musuh, namun mereka terus saja muncul.

Aku kemudian melihat kalau Thatch mulai terdesak. Aku melibat kearah Alex, dan kami berdua mengangguk, aku lalu membuang flintlock milikku dan mengambil pedang untuk membantu Thatch.
Fadli:"you ok cap?"
Thatch:"thanks kid"
Kami berdua kemudian melawan musuh dengan cukup baik, namun pada akhirnya kami berdua masih saja tetap terpojok. Ketika kami sudah tidak memiliki pilihan lain, Thatch langsung memegang kedua pundakku dan melindungiku dari serangan para musuh.
Fadli:"capt'n?"
Thatch:"it's ok kid, if only we were born in the world without gold, we could be heroes"
Thatch lalu tersenyum kearahku.
Thatch:"I'm glad i met ya"

Thatch:"live kid, goodbye"
Setelah mengatakan itu, Thatch langsung mendorongku ke laut, dan tidak lama kemudian aku mendengar suara tembakan di kapal itu, dan aku langsung terjatuh terlentang di lantai kelas. Aku melihat kalau Alex juga terjatuh, tapi dia dalam keadaan terduduk tidak jauh dariku.
Alex:"owh, kita sudah kembali"
Aku kemudian langsung menangis, aku menggunakan lenganku untuk menutupi kedua mataku sedangkan Alex memukul lantai karena kesal.
Fadli:"you can't change history after all"
Tidak lama kemudian aku mendengar suara langkah kaki, dan beberapa suara perempuan. Saat mereka sampai di kelas, aku dapat mendengar suara Laura.
Laura:"apa yang kalian lakukan di lantai seperti itu?"

Tidak lama kemudian aku mendengar kalau dia terkejut, dan dia kembali bertanya dengan nada khawatir.
Laura:"apa yang terjadi? Kenapa kamu menangis seperti itu Fadli?"
Aku kemudian menurunkan tanganku dan melihat kearah Laura. Aku melihat kalau dia hampir menangis sambil memperhatikanku, dan ketika dia tau kalau aku melihat kearahnya dia langsung memelukku. Dia lalu berbisik dengan sangat lembut di telingaku.
Laura:"aku tidak tau apa yang terjadi, tapi aku yakin kalau semuanya akan baik baik saja"
Fadli:"ini tidak akan menjadi baik baik saja, tapi terima kasih Laura"
Laura:"apa kamu mau menceritakannya kepadaku?"
Fadli:"nanti, aku janji"
Laura:"baiklah"
Aku kemudian merasakan kalau Laila memelukku semakin erat.

Time WandererTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang