7

1.3K 144 29
                                    

Jungwon menutup wajahnya dengan bantal. Dia benar benar malu sekarang. Bahkan wajahnya sudah full memerah.

Sedangkan laki laki disebelahnya hanya terkekeh gemas melihat Jungwon yang terus terusan menutup wajahnya.

Seorang suster datang membawa makanan. Kemudian suster itu menaruh makanan diatas meja sebelah sofa.

Selesai menaruh makanan suster itu pamit dan pergi keluar.

Laki laki dingin yang sedang menahan gemas itu berjalan kearah sofa dan mengambil makanan untuk si manis.

"Jungwon-"

"Gak! Gak mau!" Jungwon langsung menolak sebelum laki laki itu melanjutkan ucapannya.

"Makan."

"Gak ih! Malu bye!" Laki laki tadi menghela nafasnya lelah dan berjalan kearah Jungwon dengan Wajah dinginnya.

Tangan kanannya yang bebas segera mengambil paksa bantal putih yang Jungwon gunakan untuk menutupi wajah manisnya.

Jungwon menatap tidak terima saat bantal itu dilempar ke sembarang arah. Pasalnya jungwon masih merasa sangat malu sekarang.

"Makan." Suruh laki laki itu sambil membantu Jungwok bangun.

Jungwon meringis saat nyeri kembali melanda. "Gak! Gak laper!" Jawab Jungwon ketus.

"Makan atau kamu ku jadikan umpan harimau peliharaan ku!" Jungwon terdiam dan langsung menggeleng cepat.

Mana mau dia jadi makanan harimau?

"Aaaaa." Jungwon membuka mulutnya membuat laki laki tersenyum.

Disendoknya makanan yang tadi diberikan oleh suster, kemudian menyuapi Jungwon yang setia membuka mulutnya.

Jungwon menerima suapan dan lanhsung mengunyahnya.

Sesuai dugaan. Makanan rumah sakit itu tidak enak sama sekali. Rasanya hambar. Jika begini Jungwon tidak usah makan sekalian. Tapi Jungwon masih mau hidup.

Jungwon menatap laki laki didepannya. Sebenarnya dia penasaran dengan nama laki laki itu. Bahkan dari awal mereka bertemu.

Dan Jungwon juga ingin bertanya banyak, apalagi darimana laki laki itu mengetahui namanya bahkan marganya.

Jungwon menelan makanannya dan membuka mulutnya hendak berbicara, tetapi yang dia dapatkan adalah sebuah suapan makanan.

Raut kesal langsung tercetak jelas di wajah jungwon. "Agwuu mawuu Nyanya."

"Makan sampai habis baru bicara." Jungwon hanya bisa menatap sinis laki laki didepannya. Kedua pipinya yang menggembung karna makanan membuat kadar imut nya bertambah.

Andai saja kalau Jungwon lagi gak dalam kondisi seperti ini. Pasti dia sudah membantah dan memukuli laki laki didepannya.

Tidak peduli laki laki itu psikopat atau bukan yang pasti Jungwon ingin memukulnya.

Sepuluh menit berlalu dan makanan itu sudah habis. Jungwon bersorak senang karna tidak perlu menahan muntah saat mengunyah makanan hambar itu.

Sedangkan laki laki tadi langsung menyodorkan air mineral dan diterima baik oleh jungwon. Jungwon meminum air itu sampai habis dan mendesah lega.

"Mau ngomong apa?" Jungwon mengerutkan keningnya sebentar dan langsung mengangguk. Dia sampai lupa kalau tadi ingin bertanya banyak pada laki laki didepannya.

"Siapa?"

"Ya?" Laki laki itu menatap Jungwon dengan sebelah alis terangkat.

Jungwon memainkan ujung selimutnya. "Siapa namamu?" Tanya Jungwon.

My Blood and My LifeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang