11

949 118 13
                                    

Shipper Sungwon mana suaranya?!-eh ketikan komen nya deh maksudnya^^

Warning⚠️ Typo bertebaran seperti dosa Junghwan!
(Junghwan : kok gw sih anj-piiiippp)

Jungwon menatap buku menu makanan dihadapannya dengan mata membulat. Semua makanan yang tersedia di restoran ini harganya mahal mahal. Sedangkan Jungwon lupa membawa dompet dan hanya menyimpan uang 100rb di saku celananya.

Jungwon melirik Sunghoon yang nampak tenang dengan mata terfokus memilih makanan yang ingin laki laki itu pesan.

Ah andai Jungwon tadi menyempatkan diri untuk mengambil dompetnya yang tertinggal di rak sabun di kamar mandi. Pasti dirinya sekarang sudah memilih banyak makanan yang akan dia pesan.

Jungwon menutup buku menu itu dan menaruhnya dimeja dengan sedikit kencang.

Prakk

"Uwon gak bawa uang." Jungwon berujar sambil menghembuskan nafas kasar. Kedua tangannya sibuk memainkan ujung Hoodie. Dan matanya memandang datar kearah Sunghoon.

Sunghoon ikut menutup buku menu dan menaruhnya diatas meja. Laki laki itu melipat kedua tangannya diatas meja dan menatap lekat Jungwon.

"Aku yang akan membayar."

"Tsk! Jangan bertingkah seolah olah aku tidak mampu membayar-"

"Memangkan?"

"Ya itu karna dompetku tertinggal!" Jungwon gusar dan sedikit menaikkan nada suaranya barusan. Netra coklat nya menatap Sunghoon yang tengah tertawa pelan.

Apa yang laki laki itu pikirkan?! Laki laki sinting, menganggap kalau Jungwon marah adalah hal yang lucu. Dasar! Seperti meledek saja!

Kedua tangan Jungwon ikut terlipat diatas meja. Kepalanya dia telungkup kan diatas lipatan tangan. Seperti biasa kepalanya mulai terasa pusing. Karna Jungwon masih dalam proses pemulihan, seharusnya dia beristirahat dan menjaga emosinya.

Bukannya berkeliaran diluar rumah dan menaikkan emosinya pada sikap menyebalkan Sunghoon.

Jungwon sedikit mendongak saat kepalanya dielus lembut. Saat dia lihat, ternyata Sunghoon tengah mengelus kepalanya dengan raut wajah khawatir.

"Won? Kamu kenapa? Ada yang sakit?" Tanya Sunghoon lembut sambil terus mengelus kepala Jungwon. Menyisir rambut hitam si domba manis kesayangannya berkali kali menggunakan jari tangan.

Jungwon sedikit menggelengkan kepalanya dan kembali menegakkan tubuh. "Gak kok. Cuma pusing aja gara gara lu ngeselin!"

Sunghoon tersenyum dan menarik kembali tangannya.

"Jadi? Makan ya? Biar aku yang bayar." Jungwon menatap Sunghoon dengan pandangan tidak terima.

Sunghoon kira Jungwon tidak mampu membayar apa?! Ini kan cuma karna sebuah dompet tertinggal doang! Kalau bukan karna dompetnya, Jungwon bisa pesan banyak makanan yang dia mau.

Jungwon hendak protes, tetapi Sunghoon lebih dulu menepuk tangannya dan memanggil salah satu writter untuk mencatat pesanan mereka.

"Won pesen."

Jungwon mendengus mendengar ucapan Sunghoon.

"Orange Juice and Salad." Sunghoon menghela nafasnya lelah dan menatap Jungwon yang tengah tersenyum kearah si writter.

Tidak, Sunghoon bukan Cemburu. Dia hanya agak kesal pada Jungwon yang masih kekeuh tidak ingin memesan makanan dengan Sunghoon yang membayarnya nanti.

My Blood and My LifeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang